Recap : cerita sebelumnya menceritakan tentang adanya efek samping, dan efek samping itu mulai kelihatan. Sekarang.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
~Sayaka’s POV~
Sayaka meringis kesakitan, kepalanya terasa mau pecah. “Nee-Chan..” panggil Higen, Sayaka mengerang, dia berusaha menahan rasa sakit itu tetapi rasanya sia-sia, setelah beberapa ingatan tadi, muncul lagi ingatan lain, dan tidak semuanya menyenangkan.
“Ingatan itu memang tidak sekali muncul langsung semua, tapi memang sakit.” Kata Higen khawatir. Sayaka mengerang lebih keras dan memegangi kepalanya, nyaris menangis. Rasa sakit yang luar biasa menghantam kepalanya yang rasanya sudah mau pecah.
Beberapa menit kemudian Sayaka berteriak, kepalanya sakit sekali, “Nee-Chan!” seru Higen, “Nee-Chan, bertahanlah!” seru Higen, “H-higen, aku tak menyangka akan sesait ini.” “Tsunade-Sama yakin kalau kau lebih memilih merasakan sakit daripada melupakan masa kecilmu.” Kata Higen takut.
“Dan dia memang benar.” Sayaka berhasil bicara dari rasa sakitnya, “Aku juga berpikir pasti akan ada efek samping tapi tidak sesakit ini.” Desis Sayaka, “Nee-Chan! Kau harus bertahan! Rasa sakit itu bisa merusak mentalmu! Kau harus berjuang!” seru Higen sekarang benar-benar kalut. “Aku…tahu!” seru Sayaka menahan sakitnya.
~Sasori’s POV~
Dia telah sampai ke depan pintu kamar Sayaka, dia mendengar erangan, “Sudah dimulai.” Pikirnya. Sasori kemudian masuk ke kamar itu, disitu Higen sedang memegangi tangan Sayaka.
~Sayaka’s POV~
Sayaka melihat Sasori masuk, dia berusaha tersenyum, tetapi tidak bisa, senyumnya hanya berubah menjadi erangan. Sayaka melihat Sasori menoleh ke Higen. “Panggil Tsunade, dia akan tahu apa yang harus dilakukan.” Kata Sasori. Higen menatap Sasori lama dan dingin, kemudian pergi mencari Tsunade.
“Sasori—kenapa mukamu tampak cemas begitu?” Sayaka berusaha menenangkan Sasori, tetapi Sasori malah tampak semakin khawatir, “Bagaimana kepalamu?” tanya Sasori, Sayaka mengerang, “Parah.” Kata Sasori menjawab pertanyaannya sendiri. Sayaka tersenyum lemah, “Rasanya sakit sekali.” Gumam Sayaka. Sasori menatapnya lurus ke dalam mata Sayaka, dia ingin meyakinkan Sayaka kalau dia pasti selamat, tetapi rasanya sesuatu menahan mulutnya untuk berbicara.
Terdengar langkah kaki, Tsunade, Sakura, Sai, Kakashi, dan Yamato tiba disana, “Biarkan aku masuk, Sasori.” Kata Tsunade kemudian menerobos masuk. “Sayaka!”
TO BE CONTINUED









0 komentar:
Post a Comment