RSS

Red Water Fairy and Red Puppet Master Chapter 2 : Fight

Recall : Sakura & Nenek Chiyo ngelawan Sasori, tetapi ketika boneka Sasori, Hiruko dihancurkan, ternyata Sayaka berada bersama Sasori, dalam keadaan tak sadar. *enjoy*
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
“SAYAKA! BANGUN! AKU DISINI! KAMI DATANG UNTUK MENYELAMATKANMU!” teriak Sakura. “Hmh, mau berapa kali kau menjerit dan berteriak, dia tidak akan bangun” kata Sasori, tersenyum jahat. Seketika itu juga, Chiyo tampak tak sanggup berbicara apa-apa, “S-Sasori…” bisiknya, Sakura membelalak, “Apa maksudnya ini? Bukannya Sasori meninggalkan Sunagakure 10 tahun yang lalu? Kenapa wajahnya muda sekali?” tanya Sakura. “Ada apa, Chiyo-Baa? Kaget? Oh, iya ya, ini kan pertemuan pertama kita setelah 10 tahun” Sasori menyeringai.
Sakura tampak kaget selama beberapa saat, namun berhasil menguasai diri, “Serahkan Sayaka!” katanya. Sasori menaikkan alis, “Heh, menyuruhku menyerahkan gadis ini hanya dengan kata-kata seperti itu? Jangan harap” jawab Sasori dingin. “Sasori, apa yang kau rencanakan dengan gadis itu? Apa kau akan merubahnya menjadi boneka juga?” tanya Chiyo, Sasori hanya menyeringai, “Pintar juga, mengetahui apa yang akan kulakukan terhadap gadis ini, tapi, itu baru rencana, aku belum sempat melihat kekuatannya, jadi, aku akan mencobanya” jawab Sasori.  “Apa maksudmu?” tanya Sakura, “Kau akan lihat” kata Sasori. Lalu tanpa diduga, Sayaka berdiri, matanya membuka, “Sayaka! Kau sudah sadar! Tidak apa-apa kami akan menyelama— Kyah!” pekik Sakura ketika Sayaka melemparkan kunai ke arahnya. “Sa-sayaka?” Sakura berbisik, kaget akan apa yang dilakukannya. “Apa yang kau lakukan pada Sayaka, Sasori?” tanya Nenek Chiyo, “Kubilang, aku ingin melihat apakah dia pantas untuk menjadi hito kugutsu atau tidak, aku ingin melihat kemampuannya bertarung, apa dia hanya kuat karena hachibi, atau memang dasarnya kuat” jawab Sasori tanpa rasa dosa. “Itu masih belum menjelaskan apa yang kau lakukan padanya” kata Sakura marah.
“Tidak banyak, ketika dia makan tadi, aku menuangkan obat buatanku, obat itu, membuat apapun yang meminumnya (benda hidup selain taneman) bergerak sesuai apa yang aku mau” kata Sasori, Sakura terbelalak. “Jadi, sekarang Sayaka 100 persen dibawah control pikiranmu?” tanya Nenek Chiyo, “Bisa dibilang begitu” jawab Sasori acuh tak acuh. “Cukup adil kan? Kau gunakan anak itu (sakura) sebagai boneka, dan aku gunakan gadis ini sebagai boneka juga, walau aku tidak mengendalikannya” tambah Sasori kalem, seakan dia tidak melakukan kesalahan apapun, Sakura ketakutan, dia belum pernah menghadapi musuh seperti ini dalam hidupnya  (CUPU!!! Mwahahahahahahahaha).
“Sakura tak usah takut, aku punya rencana, kau tidak berpikir kalau aku hanyalah nenek-nenek tua yang tidak bisa apa-apa kan?” kata Nenek Chiyo. “Ah, tidak” gumam Sakura, “Bagus, sekarang mendekatlah sebentar, aku ingin mengatakan sesuatu yang penting” kata Nenek Chiyo. “Apa yang mereka rencanakan? Tidak kedengaran dari sini” kata Sasori. Setelah membisikkan apa yang harus dilakukan, Sakura langsung ke posisi bertarung, lalu mereka mulai bertarung. Bukan hal mudah melawan Sayaka, disamping Sayaka adalah orang yang harus diselamatkan, Sayaka lebih kuat dari Sakura. “Sayaka! Apa kau tidak mengenaliku? Sadar!” seru Sakura berusaha menghindari pedang listrik Sayaka yang berkali-kali hampir mengenainya, ajaibnya, Sayaka menjawab, “Aku tidak kenal, tidak tahu, dan tidak mau tahu soal kalian berdua, aku hanya melayani Sasori no Danna dan Akatsuki” suara Sayaka sedingin es, pandangan matanya dingin dan tanpa perasaan, seolah-olah Sayaka tidak memiliki jiwa. (hah, saya sangat suka kata kiasan, it makes story more... lively [apa dah gua])
“Percuma Sakura, apa pun yang kau katakan, selama dia ada didalam pengaruh Sasori, Sayaka tidak akan mengenalimu” kata Nenek Chiyo. Sasori hanya terenyum jahat, sementara dia berdiri tenang dibelakang Sayaka, serangan maut dari Sayaka terus diluncurkan. “Chiyo-BaaSama, sepertinya Sasori sama sekali tidak mengontrol Sayaka, aku kenal gaya bertarungnya, ini Sayaka sendiri” kata Sakura memberitahu Nenek Chiyo. “Darimana kau tahu?” tanya Nenek Chiyo. “Ryaaringan, setiap Sayaka bertarung, dia tak pernah lupa memakai Ryaaringan, dan, kalaupun dihipnotis atau kondisinya seperti sekarang ini, tidak akan ada ninja yang bisa memaksa seseorang memakai teknik mata yang hanya orang itu bisa lakukan*, dia juga tidak pernah lupa memakai sanchimakinya, jadi, setiap gerakan Sayaka tak ada hubungannya dengan Sasori, kecuali Sasori melakukan sesuatu sehingga Sayaka seperti sekarang ini” jawab Sakura. “Hooo, pintar juga kau, tapi, tetap saja, itu tidak akan membantumu mengalahkannya” kata Sasori.
“Kalau begini terus, kita yang akan kalah, kemampuan ninja-ku masih payah dibanding Sayaka” keluh Sakura, “Tapi kita belum menemukan cara untuk menyadarkannya” kata Nenek Chiyo, menghindari tinju Sayaka yang sama kuatnya dengan Tsunade, membuat tanah tempat Nenek Chiyo tadi berada dan tanah sekitaranya hancur berkeping-keping. “Yah…” desah Sakura, “Apa?” tanya Nenek Chiyo, “Ide gila baru terlintas dipikranku, kemungkinan besar dia bisa sadar” kata Sakura. “Ide macam apa?” tanya Nenek Chiyo, Sakura lalu membisikkannya ke telinga Nenek Chiyo.
“Jadi begitu, tapi, apa kau yakin?” tanya Nenek Chiyo, “Yah… patut dicoba” jawab Sakura. “Apa kalian sudah selesai? aku benci menunggu dan membuat orang menunggu, ayo kita selesaikan ini” kata Sasori, “Tenang saja, aku akan menyelesaikan ini dengan cepat” balas Nenek Chiyo, “Kita mulai” bisik Sakura. Nenek Chiyo mulai mengontrol Sakura, berusaha menyerang Sayaka, tapi, sulit untuk mendekati Sayaka, kecepatannya yang luar biasa (krn chakra petir), membuatnya sulit untuk diserang. Berkali-kali pukulan Sakura meleset, hingga akhirnya, BUGH tepat kena di perutnya. “Ugh…” Sayaka memuntahkan darah, terbungkuk, mengatur napas.
“Berhasilkah?” tanya Sakura, mengawasi Sayaka. Terlalu keras, pukulan Sakura menghantam Sayaka tepat disegel Hachibi, membuat Hachibi itu bangun. Mata Sakura dipenuhi kengerian ketika dia melihat Sayaka, gelembung-gelembung merah dan merah tua bermunculan dari tubuhnya, Ryaaringan hilang, digantikan oleh sebuah mata harimau yang berwarna merah darah, matanya mirip mata Naruto saat berubah dan dipipinya muncul guratan-guratan persis Naruto. “Terlalu keras, sial!” umpat Sakura, Nenek Chiyo tampak tak percaya akan apa yang dilihatnya, Sasori tampak kaget. Dan kemudian, Sayaka berbicara, tapi bukan suara tenang yang membuat orang lain tenang dan sedikit dingin dan angkuh yang biasa mereka dengar, suara itu penuh kebencian, berbahaya, intinya suara perempuan, tapi ketika berbicara ada suara-suara lain yang ikut berbicara, laki-laki dan perempuan, seperti ada 10 orang yang berbicara dengan sangat kompak.
“Hahahahaha, akhirnya aku bisa keluar! Hahaha! Sudah lama sekali anak bodoh itu berusaha untuk tidak memakai chakraku, sekarang aku bisa melakukan apa yang aku mau! Mwahahaha!” seru Sayaka (psychopathic, sadistic, masochist mode : on), chakra merah tua milik hachibi membungkus dirinya membentuk harimau, ekor mulai muncul. Pertama 1 ekor, kemudian berkembang jadi 3 ekor. “3? 3 mangsa? Hmh, menarik” gumam Sayaka. Sakura tampak ngeri, Sayaka mulai menyerang, Chiyo dan Sakura mengelak, Sasori hampir terkena kibasan ekor Sayaka. Tiba-tiba Sakura teringat sesuatu yang diberikan Kakashi kepadanya sebelum melawan Sasori, “Ini, segel untuk menekan chakra Hachibi, kalau chakra berwarna merah tua dan membungkus Sayaka sampai berbentuk Harimau, segera tempelkan ini ke dahi atau perutnya” kata Kakashi sambil menyerahkan kertas kecil dengan segel ditengah-tengah kertas itu, “Ba-baik” jawab Sakura, “Ingat Sakura! Tempelkan ini ke Sayaka saat dia masih 1 ekor, kalau lebih dari 1 aku tak tahu apa yang akan terjadi, aku cuma mengulangi apa yang dikatakan Hokage dan Jiraiya-Sama” tambah Kakashi, “Iya Kakashi-Sensei” jawab Sakura. Sakura mencari-cari sebentar di tas pinggangnya dan menarik kertas itu.
“Jadi, aku harus segera menempelkan kertas ini untuk menekan chakranya, sudah ekor 3 tapi, aku harus berusaha” pikir Sakura sambil memegang kertas itu erat-erat, “CHIYO-BAASAMA!” teriak Sakura, memanggil nenek itu, “Iya? Ada apa?” tanya wanita tua itu, wajahnya menyiratkan kecemasan. “Ini” kata Sakura sambil memperlihatkan kertas yang dipegangnya, “Ini adalah kertas segel yang tadi diberikan Kakashi-Sensei padaku, dia bilang ini dapat menekan chakra Hachibi” kata Sakura lagi. “Kertas itu dapat menekan chakra Hachibi?” tanya Chiyo, “Iya, aku perlu bantuan Chiyo-Baa untuk menempelkan kertas ini ke dahinya, apa Chiyo-Baa bisa menggunakan benang chakra untuk menempelkan kertas ini?’ tanya Sakura. “Iya, tentu saja” kata Nenek Chiyo, menggerakkan kertas itu dengan benang chakranya.
Kertas itu sudah setengah jalan menuju Sayaka, sayangnya, terlihat oleh Sayaka, dan sayangnya, benang chakra Nenek Chiyo hancur terkena hantaman ekor Sayaka. Tetapi untungnya kertas itu tidak hancur dan Sayaka tidak melihat kertas itu dan mengira kertas itu sudah hancur. Sakura melihat kertas itu, tanpa berpikir panjang dia berlari memungut kertas itu dan berlari ke arah Sayaka. “Sakura! Apa yang kau lakukan STOP!” seru Nenek Chiyo, namun Sakura mengabaikannya dan terus berlari ke arah Sayaka.
“Sayaka, aku tahu aku bukan Naruto, yang benar-benar mengerti penderitaanmu, dan aku tahu aku bukan Sasuke, yang merupakan orang pertama yang mau berteman denganmu, tapi, aku juga sahabatmu, dan aku ingin berguna untukmu, pikir Sakura, “Aku akan menyelamatkanmu Sayaka, aku janji” sisa pikiran Sakura dilanjutkan oleh kata-katanya. Hachibi menyadarinya, dia berbalik, Sakura sudah sangat dekat “Heh anak bodoh” ejek Sayaka, keduanya berteriak, “HEAAHH”……… ZRUAKKK.
“…Dimana aku?” tanya Sayaka mengerjapkan mata, mengusap perutnya yang sakit, matanya berair, dia memandang berkeliling, dan kaget melihat pemandangan didepannya, “Sakura-Chan?! Siapa yang-“, “T-tidak apa-apa” kata-kata Sayaka dipotong oleh Sakura. Tangan Sakura terkulai kesamping, tubuh bagian kiri berlumuran darah, darah itu berasal dari lengan kiri dan kaki kirinya. “Sakura-Chan! Siapa yang melukai…” kata-kata Sayaka terpotong, dia melihat kertas segel jatuh dari dahinya, shock merambati mukanya, “Aku yang melakukannya kan?” bisik Sayaka. “Tak apa-apa, akan kusembuhkan” kata Sakura, terengah, Sayaka sama sekali tidak mendengarkan. Dia melingkarkan lengan Sakura ke lehernya dan membawanya jauh dari Sasori, ke tempat yang menurutnya aman.
“Sakura-Chan aku harus-“ “Tidak, dengar, kau tadi dikontrol oleh Sasori, selengkapnya akan kujelaskan, aku akan menyembuhkan lukaku, kau pergilah, kalau masih ada chakra, tolong bantu Chiyo-BaaSama”. “I-iya” jawab Sayaka, “Aku akan membantu” kata Sakura berusaha berdiri, tapi Sayaka menahannya, “Tidak, kau tak akan bertarung” katanya tajam. “Tapi-“ “Aku tahu aku yang melukaimu, Sakura-Chan, aku belum tahu dampak luka yang dibuat Hachibi, tapi itu parah, kau jangan bertarung dulu, bisa mati” kata Sayaka tegas. Sakura tampak memberontak tapi Sayaka sudah membuat pelindung chakra dari kuas brushogun-nya, yang membuat Sakura terkurung disitu, “Sori, bukannya aku merendahkanmu, tapi kau terluka, sangat parah, aku harus-“ kata-kata Sayaka terpotong oleh Sakura “Sudahlah, akan kusembuhkan”. Sayaka tersenyum sedih, “Ini” kata Sakura menyerahkan sesuatu, “Apa ini? Penangkal racun?” Tanya Sayaka, “Iya, kalau kau keracunan, gunakan ini, tapi efeknya 3 menit, selama 3 menit, racun akan diubah menjadi protein” kata Sakura. “Iya, terimakasih” kata Sayaka.
Sakura menyembuhkan diri didalam pelindung chakra buatan Sayaka, kesembuhan lukanya sangat lambat, tapi darahnya sudah berhenti, sekali dua kali berjengit karena terlalu sakit. Sayaka tampak cemas, dia menuju Nenek Chiyo. Dalam hati dia marah, “Sakura terluka karena aku, aku dengan bodoh dan konyol kalah melawan si pirang aneh itu, sekarang aku harus mengalahkan Sasori, harus, untunglah darah yang keluar dari luka Sakura sudah berhenti, aku khawatir bukan hanya karena lukanya, kalau darah yang keluar terlalu banyak, dia bisa kekurangan darah. Belum lagi rasa sakit dikepalaku ini, sejak bertemu Chiyo-BaaSama kepalaku sakit, walau rasa sakitnya sangat kecil sehingga kadang aku bahkan tidak merasakannya, aku harus menyelesaikan pertarungan ini dengan cepat, lalu menyembuhkan Sakura-Chan” pikiran-pikiran dan strategi berjejalan dikepala Sayaka, yang membuat kepalanya bertambah sakit.
“Chiyo-Baa, tolong gunakan aku sebagai boneka” kata Sayaka, mengabaikan pusingnya, “Sakura terluka karena aku, aku…” kehilangan kata-kata, Sayaka menjadi marah pada diri sendiri, berusaha menjernihkan pikiran. “Aku mengerti” kata Nenek Chiyo, mengaktifkan benang chakra-nya pada Sayaka. “Kau akan menyesal” desis Sayaka pada Sasori, “Apa kalian sudah selesai? Aku bosan menunggu kalian” cemooh Sasori, kentara sekali mengacuhkan Sayaka. “Hmh, terserah” balas Sayaka kalem, Sasori mengeluarkan sebuah scroll, di scroll itu ada angka 3 (3 garis sama sama angka mandarin). “3? Apa maksudnya ini?” bisik Chiyo pada dirinya sendiri. “Ini, adalah kebanggaanku, yang mengubahnya menjadi Hito Kugutsu tentu saja aku, tapi, ternyata dicuri, sekarang telah kudapatkan kembali, butuh perjuangan keras untuk mendapatkan Hito Kugutsu yang satu ini, tapi karena itulah, dia menjadi favoritku” kata Sasori, menyeringai. “Apa yang akan dia keluarkan?” bisik Sayaka curiga pada dirinya sendiri.
Scroll itu mengeluarkan cahaya ungu, lalu POV muncul sebuah Hito Kugutsu, masih tertutup asap, namun cukup jelas untuk dilihat Nenek Chiyo, “Aaah! Itu! Sasori, jadi kau yang melakukannya!” seru Nenek Chiyo, “Chiyo-Baa! Ada apa dengan hito-kugutsu itu?” tanya Sayaka. Kengerian terpancar dari mata Nenek Chiyo, lalu berkata, “Itu, Sandaime Kazekage (kazekage ke3). “Apa?!” tanya Sayaka tak percaya. “20 tahun lalu, Sandaime Kazekage menghilang tanpa jejak, mayatnya tidak ditemukan dimana-mana aku tak percaya, Sasori, aku tak percaya kau melakukan ini!” seru Nenek Chiyo. “Orochimaru yang membunuh Yondaime Kazekage, tapi aku tak percaya kau membunuh Sandaime! Sekarang Gaara…” Nenek Chiyo tampak tak sanggup berkata apa-apa.
“Hei, hei, aku tidak terlibat soal pembunuhan Yondaime, memang benar dia partnerku, tapi dia sudah keluar sebelum Yondaime dibunuh” tukas Sasori. Untuk pertama kali, Sayaka terkejut, tubuhnya gemetar, “O-Orochimaru” pikirnya, “Kau… kau kenal Orochimaru?” tanya Sayaka dengan suara bergetar. “Hmm?” gumam Sasori “Karena, ada… banyak sekali yang aku ingin tanya padamu” kata Sayaka. “Hmm? Aku tak ada waktu menjawab pertanyaan bodohmu, lagipula – katanya sambil memalingkan wajah ke Nenek Chiyo – bukan aku yang membunuh Sandaime Kazekage, 20 tahun lalu, aku masih 10 tahun” kata Sasori. “Yang membunuh Sandaime Kazekage sudah mati, aku membunuhnya, karena dia mengajakku bertarung, heh, bodoh benar, dulu aku dan dia cukup dekat, dia membunuh Sandaime Kazekage dan menyiksaku supaya mengubahnya jadi Hito-Kugutsu dan tutup mulut soal itu” tambah Sasori, “Wa- Wataru?” Nenek Chiyo tergagap, jelas sekali terpukul, “Wataru? Pasir-Hitam-Wataru?” tanya Sayaka. “Benar, Wataru yang membunuhnya” kata Sasori, “Kukuku, kaget Chiyo-Baa? Kalau cucu tersayangmu melakukan tindak criminal yang tak terbayangkan?” tanya Sasori. “Cucu tersayang? Tunggu dulu! Jangan bilang kalau Pasir-Hitam-Wataru adalah kakakkmu, Sasori!” seru Sayaka, kaget. “Dia, bukan kakakku!” seru Sasori tiba-tiba, mukanya memancarkan kejijikan. “Orang itu, dia bukan siapa-siapa dihidupku, cuma sampah” desisnya, masih jijik.
Nenek Chiyo tampaknya berhasil menguasai diri karena dia bertanya, “Jadi, Wataru dulu memiliki Hito-Kugutsu ini, kalau begitu kau membunuhnya dan mengambil Hito-Kugutsu Sandaime?”, “Kira-kira begitu, tapi, kalau kau tanya aku, Wataru –wajahnya mengernyit jijik–tidak memiliki hak apapun terhadap Hito-Kugutsu ini, karena yang-boleh dibilang terpaksa-mengubahnya menjadi Hito-Kugutsu, adalah aku, kurasa kalian sudah tahu kalau hanya aku yang bisa membuat Hito-Kugutsu?” kata Sasori. “Kami tahu” jawab Sayaka tanpa sadar.
“Jadi, apakah sesi tanya-jawab tentang Sandaime Kazekage sudah selesai? Aku sudah benar-benar bosan” kata Sasori, kembali focus ke 2 wanita itu. Sayaka tidak begitu mendengarkan, dia sedang mencerna informasi tak terduga ini, kentara sekali masih gusar. “Diam? Kuanggap ya” kata Sasori, mulai menyerang dengan si Sandaime. “Sayaka! Bahaya!” teriak Nenek Chiyo sambil menarik Sayaka untuk menghindar “Kyah!”. “Terlalu lambat” kata Sasori Sandaime mengeluarkan 3 pisau (ato sabit) yang dilumuri racun berwarna ungu dari tangannya, “Dia cepat” kata Nenek Chiyo, lalu menarik ekor Hiruko, untuk melindungi Sayaka. Sayaka ngeri ketika melihat ekor Hiruko dan 3 pisau Sandaime bertabrakan hanya beberapa senti dari tangannya, KRAK ekor Hiruko hancur, ‘Bahkan ekor Hiruko hancur’ pikir Sayaka dan Nenek Chiyo. “Tidak buruk Chiyo-Baa, tapi bagaimana dengan ini?” cemooh Sasori, menarik satu jari, lalu tangan dan lengan kiri Sandaime membuka, memperlihatkan kayu yang ditulisi didalamnya. Dari kayu-kayu penutup rangka itu, ribuan bahkan puluh ribuan tangan muncul keluar, ada yang menghasilkan cabang (kayu pelapis juga), ada yang hanya tangan. Dan mengejutkan cepat.
Seperti hanya hitungan detik, dan tangan-tangan itu sudah menekan Sayaka ke tanah, mengakibatkan debu berserak dari tanah. Dan ajaibnya, masih hidup tanpa luka, ‘Susah melukainya kalau dia dikontrol Chiyo-Baa’ pikir Sasori mengembuskan napas, sambil melihat tubuh Sayaka dan tangan-tangan yang hampir menekannya (ada yang hampir kena kepala, ada yang diantara tangan kanan ama pingang, ada yang diantara tangan kiri ma kepala, ada yang disebelah kaki kanan, ada yang diantara kaki, for ur information -,-).
Nenek Chiyo menarik Sayaka keluar dari tangan-tangan itu. “Hmm, baiklah kalau begitu, bagaimana dengan ini?” tanya Sasori, menarik jari kemudian pipa kayu muncul dari antara gunungan tangan itu dan menyemburkan gas beracun (warna ungu, sekilas info). “Bahaya! SAYAKA TAHAN NAFASMU!” teriak Nenek Chiyo, ‘Gas beracun?’ pikir Sayaka panik, menarik nafas panjang dan menahan nafas. “Heh, kalau dikelilingi gas beracun, tak ada hubungannya mau bergerak kemana” kata Sasori menyeringai. Sayaka kini berada ditengah-tengah gas itu. Nenek Chiyo menggerakkan jarinya, menarik Sayaka keluar, “Tidak, tidak, tak akan kubiarkan kau melakukan itu, Chiyo-Baa” kata Sasori tajam, lalu dari tangan itu lagi, muncul 2 pipa lagi, meluncurkan kunai yang diikat ke tali, dan, melilit Sayaka, tangan dan kaki. Menariknya agar tetap ditengah asap. “Apa yang—“ kata-kata Nenek Chiyo dipotong oleh Sasori “Kunai yang diikat ke tali, kau seharusnya menghindarinya, bukan menangkisnya (sori klo kebalik gue lupa seharusnya di deflect ato di dodge J)”.
Nenek Chiyo tampak berpikir keras. Kemudian gas dari  pipa itu habis, Nenek Chiyo tampak sangat lega, “Bukan cuma itu” gumam Sasori, dan benar saja, satu pipa keluar lagi dan menyemburkan gas “Mau bagaimana pun juga, dia pasti akan keracunan karena menghirup sedikit gas itu, tapi racun ini tak akan membunuhnya, tapi menyiksa tubuhnya, kau pasti tahu kenapa aku tidak membunuhnya kan, Chiyo-Baa?” kata Sasori, “SAYAKAAAA!” teriak Nenek Chiyo berlari ke arah gas beracun itu.
‘Bagaimana ini? Aku tak bisa terus disini, aku bisa mati kehabisan nafas, tidak, aku tak boleh mati, aku harus kuat, aku sudah membuat Gaara mati, aku membuat Sakura-Chan terluka parah, jangan sampai aku mati juga! Aku sudah berjanji pada Naruto-Kun dan Sakura-Chan untuk menjadi lebih kuat, aku sudah berjanji pada mereka suatu hari kami akan membawa Sasuke-Kun pulang, aku tak bisa mati, tak bisa, kalau Hachibi jatuh ke tangan Akatsuki, Konoha dalam bahaya, aku harus bertahan’ Sayaka berusaha bergerak, tapi tali yang mengikatnya begitu erat, akhirnya setelah sepersekian detik, dia berhasil bergerak dan mengambil sesuatu dari tas senjatanya. Dia menarik keluar kunai yang diikat ke explosive note. DUARRR, explosive note itu meledak, menghilangkan semua asap beracun. “Apa?!” seru Nenek Chiyo kaget, kemudian melihat tubuh Sayaka terlempar keluar, dia bergegas menangkapnya.
“Sayaka! Kau baik-baik saja?” tanya Nenek Chiyo. Sayaka diam saja, matanya tertutup. “Ah! Dia tidak bernafas!” seru Nenek Chiyo lalu memukul punggungnya. Untunglah, setelah punggungnya dipukul, Sayaka sadar dan terbatuk-batuk berusaha mengatur nafas. ‘Menggunakan peledak untuk kabur dari gas itu, benar-benar gila’ pikir Nenek Chiyo. “Hmm? Boleh juga” kata Sasori. Sayaka mulai mengatur nafas, lalu memandang Sasori, “Kau… KAU PASTI AKAN KUTANGKAP! MESKIPUN TANGAN DAN KAKIKU KAU LEDAKKAN, DAN TUBUHKU LUMPUH KARENA RACUN, KAU PASTI AKAN KUTANGKAP! MENGERTI?!” teriak Sayaka marah. Sasori tidak mendengarkan, malah melemparkan kunai-kunai pada Sayaka.
Mengira benar-benar akan tertusuk kunai, Sayaka mundur, tapi, TRANG. Kunai itu jatuh ketanah, dan dihadapannya muncul 2 kugutsu. “Tidak sopan, laki-laki seharusnya mendengarkan kalau perempuan sedang berbicara” kata Nenek Chiyo. “Ah, kau akan melawanku dengan itu? Tapi aku sudah tahu semua triknya, kukuku” ejek Sasori ketika melihat 2 kugutsu itu. “Ini, adalah kugutsu pertama yang kau ciptakan, Ayah dan Ibu” kata Nenek Chiyo. “A-ayah dan Ibu?” tanya Sayaka keheranan. “Sasori mengubah orangtuanya menjadi hito-kugutsu?” tanya Sayaka ngeri. “Tidak! Dia membuat kugutsu ayah dan ibunya, jadi ini kugutsu terbuat dari kayu, bukan dari manusia” kata Nenek Chiyo. “…Begitu” Sayaka tidak melanjutkan kata-katanya.
“Baiklah, ayo, Sasori, kita selesaikan ini” kata Nenek Chiyo. “Kukuku, bagus, aku sudah bosan menunggu” balas Sasori. Kugutsu Ayah menempelkan tangan kirinya ke tangan kanan kugutsu Ibu (? Emang aneh abis), lalu menarik kawat dari masing-masing jari mereka. “Ka-Kawat?” bisik Sayaka, kemudian 2 kugutsu itu bergerak, melilitkan kawat ke sekeliling gunungan tangan Sandaime, yang tadi hampir menekan Sayaka sampai mati. Kugutsu itu melilit kawat ke tangan-tangan itu sangat cepat, sampai ke ujung. Sasori menyadarinya, lalu menarik boneka Sandaime, melepas tangan kirinya, dan dari tempat tangan kiri Sandaime, muncul tangan baru. Sementara itu, gunungan tangan itu sudah dililit kawat sampai ke ujung dan ditarik hingga hancur. Lalu Sandaime mengeluarkan sebuah senjata, seperti pisau yang berputar, begitu juga kugutsu Nenek Chiyo. Kugutsu Ayah mengeluarkan cambuk yang dilapisi pisau-pisau dan kugutsu Ibu mengeluarkan pedang bergerigi.
Pertarungan makin memanas, Sayaka hanya memperhatikan dan terkejut, gerakan-gerakan yang dibuat Nenek Chiyo dan Sasori sangat cepat, hampir hanya bayangan yang terlihat. ‘He-hebat sekali’ pikir Sayaka kagum. Beberapa menit berlalu senjata masing-masing kugutsu sudah hancur, pedang Kugutsu Ibu tinggal 20 cm, cambuk Kugutsu Ayah hampir semua pisaunya rusak dan patah. Senjata Sandaime hancur. Sasori tetap tenang dan tanpa emosi, “Hebat, Chiyo-Baa, luar biasa, tapi ini, kau pasti akan terkejut” kata Sasori menyeringai, menggerakkan jarinya. Lalu dari mulut Sandaime keluar pasir-pasir hitam, Nenek Chiyo tampak kaget sekali, “Itu!” serunya. “Ke-kenapa Chiyo-BaaSama? Ada apa?” tanya Sayaka. “Itu adalah senjata sekaligus jurus yang paling ditakuti sepanjang sejarah Sunagakure, karena pasir-pasir itu maka Sandaime Kazekage diakui sebagai Kazekage terhebat” jawab Nenek Chiyo. “Eh? Memangnya kenapa?” tanya Sayaka. “Sandaime Kazekage memiliki kemampuan mengubah chakra menjadi gelombang magnetic, sehingga menghasilkan pasir itu, pasir itu, adalah, Iron Sand” jawab Nenek Chiyo lagi.
“Sayaka, kau pergilah, lari, bawa Sakura bersamamu, ini bukan tandinganmu, kau bisa mati, pergilah sekarang” kata Nenek Chiyo, “Apa? Dan meninggalkan anda disini dan bertarung dengannya seorang diri? Tidak!” seru Sayaka. “Ini bukan waktunya main pahlawan, kau pergi, tolong demi keselamatanmu” kata Nenek Chiyo.  “Terlalu lambat! Heahh!” seru Sasori, dan pasir-pasir hitam mulai memecah menjadi seukuran kerikil atau lebih besar, lalu menghujani mereka, syukur, Sayaka berhasil melindungi dirinya dan Nenek Chiyo dengan pelindung chakra yang dihasilkan kuasnya. “Haah, hampir…” Sayaka menghela nafas, lega. Sementara pasir yang mengeras seperti kerikil itu jatuh disekitar pelindung chakranya. ‘Boleh juga dia’ pikir Sasori, menyeringai. Sayaka masih belum menghilangkan pelindungnya, “Sayaka, pergi! Cepat! Bawa Sakura juga! Kau sudah lihat sendiri kekuatan Iron Sand, cepat, pergi!” seru Nenek Chiyo
Sayaka kelihatan bimbang, lalu melihat Sakura, Sakura memberinya pandangan jangan-pedulikan-aku-aku-baik-baik-saja, “Um, kau yakin?” tanya Sayaka, Sakura mengangguk. Sayaka lalu menatap Nenek Chiyo dengan ekspresi yang sulit dibaca, kemudian tersenyum, “Chiyo-Baa mungkin belum tahu aku seperti apa, aku ini ‘kan, keponakan Hokage, yang keras kepala dan kuat, sifat ibuku juga menurun padaku, gampang kasihan, walaupun kelihatannya tidak, aku memutuskan untuk bertarung dengan sekuat tenaga disini, untuk menebus kesalahan fatal yang aku lakukan, jadi tolong, jangan suruh aku pergi”, Nenek Chiyo bimbang, tetapi kemudian Sakura berteriak, “Chiyo-Baa, tolong biarkan Sayaka bertarung, tak usah pedulikan aku, aku bisa menjaga diri, walaupun seperti ini, karena, Sayaka adalah kebanggaan Konoha, kebanggaan Hokage, dan dia rela memberikan nyawanya untuk yang dia sayangi, tolong biarkan dia bertarung”.
“Aaah, baiklah” kata Nenek Chiyo, “Terimakasih” gumam Sayaka. “Baiklah, karena aku benar-benar bertarung…… Ryaaringan!” kata Sayaka mengaktifkan Ryaaringannya, matanya twilight blue (gue gak tau bhs indonya apa) berubah menjadi warna biru muda cemerlang, lalu cayaha-cahaya yang memantul dari matanya masing-masing membentuk 3 garis lurus yang semuanya mengarah ke pupil. “Ryaaringan? Tentu saja, kau dari klan Tsuto, harusnya aku ingat soal itu” Sasori tertawa kecil. Sayaka menaikkan sebelah alis, “Apa?” tanyanya dingin, “Tidak apa-apa” jawab Sasori, tanpa ekspresi. “Kalian berdua… benar-benar membuang-buang waktuku saja, lebih baik kuhabisi kalian sekarang, nah, kalian berdua, siapa yang akan mati?” seringai Sasori, dan pasir hitam itu terangkat dan membentuk jarum-jarum besar, terlalu cepat, bahkan melukis pelindung chakra tak akan bisa, kemudian sesuatu muncul didepan Sayaka, dia menutup mata, ‘Tamat sudah’ pikir Sayaka, ‘Eh?’ pikirnya kaget, karena pasir-pasir itu tidak mengenai dirinya.
“Hooo, rupanya kau mengutak-atik mereka sedikit ya, Chiyo-Baa, aku tidak menciptakan pelindung chakra pada mereka” kata Sasori, suaranya terdengar malas. “Hampir saja…” Sayaka mendesah lega. Tangan-tangan kedua kugutsu itu bergerak, namun, sesuatu menghentikannya, “Ke-kenapa?” tanya Nenek Chiyo, “Kukuku, Chiyo-Baa, walau harus kuakui idemu menambahkan pelindung chakra memang hebat, tapi, Iron Sand seharusnya dihindari (dodge), bukan ditangkis,(deflect) kukuku” seringai Sasori, kedengarannya geli atas usaha bodoh melindungi diri. Sasori memang benar, Iron Sand, yang memiliki gelombang magnet, kini sudah masuk ke sela-sela kayu kugutsu dan merekat di rangka-rangka kedua kugutsu milik Nenek Chiyo, sepertinya kini benar-benar tidak dapat bergerak.
‘Kalau ada Chiyo-Baa, jinchuuriki tak bisa kutangkap, dan gadis berambut pink itu, melakukan ninjutsu medis? Penyembuh ya? Tapi sepertinya belum benar-benar sembuh sekarang, kekuatan Hachibi memang hebat, luar biasa, baiklah, akan kuhabisi dulu Chiyo-Baa’ pikir Sasori, menganalisa keadaan. ‘Apa Chiyo-Baa punya kugutsu lain lagi? Aku ragu kedua kugutsu ini bisa bergerak, tapi, hebat sekali Sasori, pikir! Pikir! Buat rencana, Sayaka!’ Sayaka membatin, berusaha menjernihkan pikiran. “Kukukuku, sekarang, kau sudah kehabisan kugutsu, Chiyo-Baa, apa yang akan kau lakukan sekarang? Heh, benar-benar tak berguna. Sudah kuputuskan, aku akan menghabisimu dulu! Kukuku” Sasori tersenyum, senyumnya sama sekali tidak ramah (yalah!), dingin, dan jahat, tapi tetap saja, ekspresi wajahnya sulit dibaca seperti sebelumnya, lalu mulai mengarahkan pasir hitam berbentuk jarum-jarum yang sangat besar ke Nenek Chiyo.
“CHIYO-BAASAMAAAA!” jerit Sayaka. Debu menutupi pandangannya, tapi lalu dia melihat Nenek Chiyo melindungi dirinya dengan chakra yang ada ditangannya. “Hoo, walaupun berbeda, tapi ternyata ahli kugutsu yang hebat memiliki pikiran yang sama ya, kau mengubah tangan kirimu menjadi tangan kugutsu” kata Sasori, “Tapi percuma, sekarang kau hanya memiliki satu tangan, dan masih ingin melawanku, lucu sekali” kata Sasori. Apa yang dikatakan Sasori benar, sekarang pasir masuk ke sela-sela tangan kugutsu Nenek Chiyo, dia lalu melepas tangan itu dan membuangnya.
Sayaka berusaha berpikir keras, tapi kepalanya yang sudah pusing, ditambah berpikir keras hanya membuat kepalanya makin sakit, kesal, dia menginjak sebuah batu kecil sampai hancur. ‘Apa yang bisa kulakukan? Aku... lagi-lagi aku membuat orang susah, Sakura terluka karena aku, Gaara mati karena aku, sekarang, apa yang bisa kulakukan?’ pikir Sayaka kesal. Tiba-tiba sebuah ide terlintas dibenak Sayaka, ‘Benar, apa yang bisa dan satu-satunya hal berguna yang dapat kulakukan sekarang adalah menjadi boneka Chiyo-BaaSama, ya, hanya ini yang bisa kulakukan’ pikir Sayaka, tangannya mengepal.
Sayaka lalu melangkah ke depan Nenek Chiyo, “Sayaka, apa yang kau lakukan?” tanya Nenek Chiyo. “Chiyo-BaaSama, tolong gunakan saya sebagai boneka anda” kata Sayaka, “A-apa?” tanya Nenek Chiyo kaget, “Tapi aku hanya punya satu tangan sekarang, tidak mungkin bisa seperti ketika aku mengontrol Sakura atau dirimu tadi” kata Nenek Chiyo. Sayaka nyengir, “Maaf, tapi Shishou-ku mengajarkan untuk melawan musuh tanpa menyerah, dan, kurasa sifat yang bikin susah itu mau tak mau menurun ya, padaku” katanya sambil memandang Nenek Chiyo nyengir lebar. ‘A-anak ini, benar-benar keponakan Tsunade-Hime, Tsunade-Hime, kau pasti bangga sekali memiliki keponakan seperti ini’ pikir Nenek Chiyo. “Baiklah, Sayaka, tapi ada beberapa hal yang harus kau ingat, Iron Sand memiliki gelombang magnet, jadi senjata besi tidak akan mempan” kata Nenek Chiyo. “Bagus! Walaupun Suiton Katana no Ichimaki dan Raiton Katana no Nichimaki ku tak bisa kupakai, aku masih bisa memakai Brushogun no Sanchimaki, dan juga kekuatan yang diajarkan Shishou padaku” kata Sayaka sambil mengepalkan satu tangan dan tangan yang lain memegangnya. ‘Apa yang akan dia lakukan?’ pikir Sasori. “Kita mulai!” seru Nenek Chiyo.
Sayaka dengan benang chakra Nenek Chiyo di tubuhnya bergerak dengan sangat halus, seperti menari, Ryaaringannya tak begitu berguna, hanya melihat perubahan dan pergerakan yang akan dilakukan oleh Iron Sand. Begitu juga kuasnya, jadi dia hanya menggunakan kekuatan yang diajarkan Tsunade padanya. “HEAAAH!” teriaknya, menonjok sebuah formasi Iron Sand yang berbentuk prisma, prisma itu terlempar, menembus dinding gua tempat mereka bertarung, debu berterbangan kemana-mana. ‘Ini anak…’  pikir Sasori. “Bukan cuma itu!” seru Sayaka senyum percaya diri mengembang menghiasi wajahnya. Sasori kembali ke posisi bertarung, menarik pasir-pasirnya yang berbentuk prisma dan persegi panjang. Sayaka mengawasi setiap gerakan dengan Ryaaringan.
Ryaaringannya menangkap gerakan, prisma berubah menjadi kerucut dan hampir saja menimpanya kalau dia tidak melihatnya, kerucut itu berputar ke berbagai arah, Sayaka dibantu Nenek Chiyo terus menghindar, sekali lagi dia menonjok dan menendang, kali ini pasir yang berbentuk persegi panjang, terhempas ke langit-langit gua, membuatnya runtuh. “Kuakui kau hebat, tentu saja, keponakan dari Hokage kelima, luar biasa tapi kau benar-benar membuatku kesal” kata Sasori, “Kali ini kau tidak akan bisa menghindar” kata Sasori menyeringai jahat. Sayaka melihat dengan Ryaaringannya, apa yang akan dilakukan pasir itu, namun, Sasori benar, dia tidak bisa menghindar, pasir itu menyebar dan bercabang ke segala arah, dan Sayaka sebagai pusat pasir itu, “SAYAKAA!” jerit Nenek Chiyo dan Sakura.
Debu-debu yang berterbangan mulai hilang dan disitu Sayaka, pasir-pasir itu telah melukainya, merobek kulit lengan, kaki, dan wajah. Nenek Chiyo kelihatannya juga terkena pasir itu karena kini dia tersengal, napasnya tak keruan. Sayaka lalu jatuh, seakan mati. “Heh, dengan racun itu, akan menyiksanya sampai mati, tapi tentu saja, aku tak akan membiarkan dia mati” kata Sasori, mengarahkan Sandaime ke arahnya. Nenek Chiyo sudah tidak kuat, dia melihat Sayaka, yang sudah jatuh ketanah dan tak bergerak, sementara kugutsu Sandaime semakin dekat. “Sayaka…” bisik Nenek Chiyo berusaha berdiri. BRAKKKKK, entah bagaimana, Sayaka bangun tepat pada waktunya dan menghancurkan kugutsu Sandaime (dengan tinju legendaris Tsunade tentunya :D). Kugutsu Sandaime kini hancur, terserak berantakan, dan kemudian pasir-pasir hitam itu mulai jatuh ketanah, “A- apaa?!” seru Sasori tak percaya.
“Sayaka- bagaimana kau?” tanya Nenek Chiyo ketika Sayaka membawanya ke tempat aman, “Penawar racun, Sakura memberikan beberapa juga padaku, tapi pecah karena jatuh tadi, tadinya aku juga sudah buat tapi tertinggal di Suna pada saat Deidara menyerang, tapi aku berhasil membuat beberapa dengan rahasia saat aku berada dirumah Sasori, menurutku dan Sakura, dia pasti lengah saat dia sudah mengeluarkan serangannya yang paling kuat, dan ternyata benar, tadi aku menyuntikkan penawar racun ini saat aku pura-pura jatuh” jelas Sayaka. ‘Masih hidup? Bagaimana mungkin, Chiyo-Baa? Tidak, tidak, aku tahu batas penyembuh di Sunagakure, tidak ada yang bisa menawar racunku, racunku kubuat sendiri, dan kalau tidak hati-hati membuat penawarnya, kesalahan sedikit saja bisa mematikan, mungkinkah Jinchuuriki itu? Atau anak berambut pink itu? Ternyata jinchuuriki ini lebih hebat dari yang kukira tapi, sudahlah… Bagaimana pun juga, aku harus segera mengakhiri pertarungan ini’ pikir Sasori, berpikir keras.
“Chiyo-BaaSama, ini, suntikkan penawar racun ini, tapi, penawar racun ini hanya bekerja selama 3 menit, selama 3 menit itu, racun akan diubah menjadi protein yang tidak berbahaya di tubuh” kata Sayaka sambil menyodorkan penawar racun itu. Nenek Chiyo mengambilnya, “Terimakasih, tapi sebaiknya kusimpan saja, kugunakan kalau aku sudah tidak kuat” katanya. Sayaka mengangguk tanda mengerti, kemudian menyembuhkan lengannya, “Ukh” keluhnya. ‘Anak ini sudah mencapai batasnya, kami harus cepat-cepat menyelesaikan ini’ pikir Nenek Chiyo.
“Jadi… kau ninja medis?” tanya Sasori memandang tajam Sayaka, “Boleh dibilang begitu” jawabnya mengembalikan tatapan tajam Sasori. “Kapan kau membuatnya?” tanya Sasori lagi, “Dirumahmu, secara rahasia, ketika kau meninggalkan aku sendiri” jawab Sayaka jujur dan singkat. Sasori mengangkat sebelah alis, “Hebat, aku tidak menyangka kau akan bisa membuat penawar racun tanpa aku ketahui” Sasori tampak kesal. Sayaka dan Nenek Chiyo diam saja, tidak mengacuhkan Sasori, Sayaka kini mengawasi pergerakan Sasori dengan Ryaaringannya.
“Ayo, akan kubunuh dirimu dalam waktu 3 menit itu, Sasori” kata Sayaka, “Oh ya? Menarik sekali, tapi sebelum itu izinkan aku menunjukkan sesuatu” balas Sasori. “Sesuatu apa?” tanya Sayaka, “Akan kutunjukkan, karya seniku yang terhebat” kata Sasori, kemudian dia mulai membuka kancing jubah Akatsukinya sampai lepas, lalu melempar jubah itu kesamping. “A-apa yang--?” Sayaka kaget sekali sampai tak mampu berkata apa-apa, “Sa-Sasori…kau…” kata Nenek Chiyo terkejut dan tak mampu bicara apa-apa juga, “Sudah sangat lama aku tidak menggungakan diriku sendiri  kata Sasori.
Seumur hidupnya, belum pernah Sayaka melihat sesuatu yang seperti ini, dan sekarang Sasori dihadapannya, bertelanjang dada, namun tidak memperlihatkan yang seharusnya terlihat, tubuh kayu, “Jadi kau merubah dirimu sendiri menjadi Hito-Kugutsu, Sasori” kata Nenek Chiyo, sudah menemukan apa yang ingin dikatakan. Sayaka ngeri melihat Sasori, kemampuan untuk mengubah orang menjadi boneka sudah cukup menyeramkan, tapi melihatnya kini menjadi manusia-boneka sudah kelewatan, gila. Sasori, benar-benar seperti jiwa manusia yang ada di dalam boneka, di tempat yang seharusnya perut, diisi tali besi, di dada sebelah kiri terdapat lingkaran besar dengan kanji yang berarti Sasori (kalajengking), yang sepertinya pusat chakra, di belakang terdapat sayap besi tajam. “I-ini…” katanya tak mampu menemukan kata yang tepat untuk menyatakan kengeriannya.
“Kapan kau melakukan ini?” tanya Nenek Chiyo, “5 tahun yang lalu” jawab Sasori. “Ayo, lawan aku, bukannya tadi kau bilang kau akan menyelesaikan pertarungan kita dalam waktu 3 menit?” tanya Sasori, tersenyum jahat. “Tidak menyerang? Baiklah, kalau begitu aku duluan!” serunya, wajahnya dihiasi senyum liar, dan kemudian,  dari telapak tangannya, muncul pipa kecil, pipa itu kemudian menyemburkan api, api itu pertama mengarah ke Sakura, namun tidak terjadi apa-apa karena pelindung chakra, kemudian mengarah ke dirinya dan Nenek Chiyo, mereka bersembunyi dibalik batu besar yang berseberangan, “Kenapa? Katanya kau mau membunuhku?” tanya Sasori, masih memancarkan keliaran dan kejahatan seperti sebelumnya.
‘Aku harus bertindak’  pikir Sayaka, kemudian dengan gerakan cepat yang anggun dia melesat ke luar dari persembunyian, Sasori melihatnya, dan mulai mengarahkan satu tangan ke arahnya, dan ditangkis oleh Sayaka, “Suiton : Double Water Dragon Vortex!” seru Sayaka dan dua naga air besar muncul dikiri dan kanannya kemudian melesat ke hadapannya tepat ketika api itu sudah dekat, api dan air bertabrakan, menimbulka uap panas dan asap, keduanya imbang karena api Sasori sangat panas, terbukti dari batu tempat Sayaka bersembunyi, kini sisi yang menghadap Sasori menyala dengan warna oranye kemerahan. ‘Tadi itu… hampir… huff’  Sayaka berkata pada dirinya sendiri, sementara itu naga airnya masih menghalangi api Sasori, ‘Chakraku, aku harus cepat-cepat’  pikir Sayaka. Akhirnya api Sasori pun padam, “Heh, apimu tidak bertahan lama ya?” ejek Sayaka, “Heh, bukan cuma itu, Jinchuuriki” balas Sasori.
Kemudian air menyembur dari pipa yang tadinya menyemburkan api, naga-naga Sayaka kembali kedepan Sayaka dan melindungi dirinya, tapi tidak seperti api, air itu menembus naganya, hampir memotong lehernya, “Wuah!” serunya kaget, menghindar, “Hahaha, kenapa, takut? Air ini lebih tajam dari pada pedang, anak kecil” kata Sasori mengejek. Nenek Chiyo dan Sayaka mulai mengindari air Sasori yang tajam, Sasori memang benar, airnya melewati batu tempat mereka tadi sembunyi, kemudian batu itu terbelah menjadi 2, “Ha-hampir saja” kata Sayaka ketika air itu memotong beberapa senti rambutnya. Akhirnya air itu habis, ‘Tinggal 1 menit lagi’  pikir Sayaka.
“Hmph” dengus Sasori, ketika usahanya membunuh atau melukai kedua orang itu gagal lagi. “Aku sudah bosan bertarung dengan kalian, jadi bersiap-siaplah CHIYO-BAA!” seru Sasori, kemudian tali besi yang ada di’perut’ Sasori meluncur ke arah Sayaka, membaret sisi kanan perutnya, dan menusuk batu dibelakangnya. Dan dengan ajaib, Sasori meluncur terbang ke arah Nenek Chiyo, cakar besinya berputar-putar, menyatakan kalau dia akan membunuh Nenek Chiyo. “Tak akan kubiarkan!” teriak Sayaka, kemudian menarik tali besi Sasori. Sasori menyadarinya, dan melaju lebih cepat ke arah Nenek Chiyo, “Heh, percuma saja” kata Sasori.
“Aku akan mengakhiri ini SEKARANG!” jerit Sayaka. Menarik Sasori dari tangan satu ke tangan lain, ‘Setengah menit’ Sayaka mempercepat tangannya, ’40 detik’ , ’30 detik’  Sayaka berusaha mempercepat, Sasori makin dekat ke Nenek Chiyo, ’15 detik’ Sayaka berkata ke kepalanya. Dan ketika Sasori sudah sangat dekat ke Nenek Chiyo, KLOTAK, “Apa?!” seru Sasori tak percaya, gulungan tali besinya habis, dan Sasori tertarik ke arah Sayaka. ’10 detik’ Sayaka berteriak ke kepalanya, Sasori tinggal 10 meter lagi, ‘5 detik’ jerit Sayaka, dan lalu, kekuatan Hachibi mulai muncul, matanya berubah menjadi warna merah darah, seperti mata harimau, di pipinya muncul 4 garis (kayak naruto tapi 4), taring mulai muncul dari mulutnya. Kemudian… ‘1 DETIK!!!’  jerit Sayaka didalam kepalanya frustasi. Lalu…… BRUAKKKKK, dengan satu pukulan Sasori hancur berkeping-keping, kepala, tangan, kaki, tercerai berai.
Dan disitu, Sayaka duduk dibatu, sinar matahari tepat diatas kepalanya, membuatnya kelihatan seperti malaikat dalam baju putih dan merah. “Ki-kita berhasil, Chiyo-BaaSama, kita membunuh Sasori” Sayaka tersenyum lemah, Nenek Chiyo, walau tampak agak sedih, tersenyum bahagia, begitu juga Sakura. Sayaka mulai berjalan, tertatih-tatih ke Nenek Chiyo dan Sakura ketika dia mendengar bunyi itu, klotak, “E-eh?” kata Nenek Chiyo dan Sakura memandang ngeri ke belakang Sayaka. Lalu bunyi itu mulai terdengar lagi, klak klotak krak kali ini Sayaka diliputi ketakutan, dia menoleh kebelakang………………… dan pemandangan yang menyeramkan terbentuk dihadapannya. Sasori. Terbentuk kembali, potongan-potongan tubuh yang terpisah mulai melayang dan menempelkan diri, Sasori, bangkit dari kehancuran.
To be continued.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Post a Comment