RSS

Types of people that makes me sick 1: ALAY

Di dunia ini ada banyak banget macam-macam orang, ada yang baik, galak, ngeselin, ramah, dsb dsb. Gak usah jauh-jauh dunia deh, Indonesia, kita ambil contoh ato sekolah. Di sekolah udah pasti ada yang nyebelin ya 'kan? Nah, inilah tipe-tipe orang yang bikin gue muak dan sick banget :


 First of All => ALAY

Alay. yang nongol di pikiran gue kalo inget alay adalah : sekumpulan ato orang yang norak, dengan selera fashion yang gak banget, rambut-rambut lepek, sok bacot and sok jago nyolot, suka jawab-jawabin orang, yang cowok kadang make baju yang udah sempit jadi ngegantung ato udah kegedean dan agak dekil dan skinny jeans, dengan poni yang nempel-nempel ke jidat. Buat cewek, dandanan yang udah bisa disamain ama mbak-mbak depan rumah gue. 

Dan anak-anak alay ini biasanya suka band-band Indonesia contohnya : Kangen Band, Wali, Dewa, *gak ada maksud jahat buat orang yang namanya dewa :)* Ungu, Kerispatih, dan sekumpulan band indo dengan lagu menjijikkan yang gue gak sudi ngingetnya. Dan kadang-kadang suka nonton sinetron indonesia, terus fanatik banget ama artis luar negeri namanya -dan gue jijik banget ngetik ini- Justin Bieber *buat temen2 yang gak alay, gak ada maksud ya*
Dan ngefans ama *contohnya* Pasha Ungu ato jb ampe ngomong gini :


Alay 1 : "PASHAAAA!!! cakeeeep bangeeet!!!"
Alay 2 : "ENggaaaa!!! Cakepan Justin Bieber!!"
Alay 1: "Pokoknya Pasha itu pacar gueee!!!!"
Alay 2 : "JB suami gueee!!!"

pendapat gue : gue mo muntah, boleh minjem mukalo gak?


Terus, anak-anak Alay ini bacotnya minta ampun, sok songong dan bla bla bla. terus nama facebook ato twitter ato account lainnya di internet contohnya begini : *kalo sensor berarti nama asli


K**** Van Kakatashi (K**** VirginityMrz Kozong Enam) 


K**** **** 'Kakatashi (Cyank Qmu Clalu)


Alma LuMiMuUdH BeLLA


maunya apa coba???? jijik setengah mampus gue liatnya, dasar ALAY KAMPUNG, bopung lu semua! Norak banget sih, gunanya dikasi gituan apa coba??? Kampung! 
Terus gue pernah dapet sms nyasar dari anak alay: *dan syukurnya gue bisa baca arti smsnya*

nY tmEn.a RaFfY Bk4N?????

artinya

ini temennya raffy bukan? 
gunanya capslock dan angka2 gak penting itu apa? latihan kerajinan jari tangan? plis deh dasar bopung

terus gue pernah salah nelfon dan diajak kenalan ama anak alay dgn sms kea gini :

H4i Knal4n DuNkzz NmA Qmuh cP4h???
artinya
hai kenalan dong nama kamu siapa??
pendapat gue : ew, gak bakal deh ya dasar alay

ada lagi gini :

Qmu skUlZz Dm4hh?? Q n4k SmP ****** t1ngl dm4h??
artinya
kamu sekolah dimana? aku anak smp ******* tinggal dimana??
gue bales : 
smak *******, di duren sawit *oh gue bukan di negeri*

nyaho lu ngajak kenalan anak smak,dasar alay.

gue punya pengalaman ama alay, jadi gue ama temen gue GG ikut ke acara youth gereja dia, dan disitu ada anak alay 4 orang, dan yang paling gue benci, kadang-kadang nepok2 paha gak jelas berasa bisa main drum, sori ye, di sekolah gue udah ada anak jago main drum dan itu cewek namanya Andra dan cowok namanya Ariel, dan mereka jauh lebih jago dari drum paha lu itu.
Terus yang bikin gue tambah gedeg adalah pas doa penutup salah satu dari mereka, dengan baju ripcurl palsu ama skinny jeans dan rambut gondrong dibando, main gitar dan itu PAS DOA PENUTUP!!! mending mainnya lagu bagus kek, ini lagu iklan dji sam soe!! sama sekali gak menarik tau ga?! di sekolah gue sekali lagi Andra lebih jago dari elo, dan ada lagi yang lebih jago, cowok, jadi lo boleh merasa tersaingi, namanya Sergio dan walopun dia main gitarnya agak melankolis setidaknya dia mainin lagu sekuler yang gak alay dan dia itu gak alay dan dia itu jauuuh lebih jago dari iklan dji sam soe elu! *halo ser*
Dan tadi, di youth ini, gue ditanyain ama kakak wlnya "Namanya siapa?" dan si alay pemain dji sam soe itu menjawab "SITI!" gue : "Apaan sih, alay lo," gue terus disuruh maju ke depan gara2 temen gue si GG menyebutkan kelebihan gue, salah satunya jago nyanyi, dan gue disuru nyanyi, si alay ngejawabin, "Ayoo!! tes! Tes!!" gue : "Lhe," dan itu kedengeran *yesh in your face alay* si alay ngomong lagi : "Sawer! Sawer!" gue : "Apaan si?" dan kata-kata ini kedengeran lagi *makan tuh* 
Dan, karena gue udah capek, gue sudahi dulu post ini, makasih buat yang baca :D

Peace
Sayaka_Chan

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

Red Water Fairy and Red Puppet Master Chapter 3 : Repentance of The Evil Puppet

Recall: Sayaka sadar, terus bertarung melawan Sasori, Sayaka akhirnya berhasil menghancurkan Sasori, tapi Sasori bangkit lagi dan.......
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
“Apa yang kau lakukan?” tanya Sasori marah, “Ba-bagaimana mungkin…” suara Sayaka mengecil, “Benar juga” kata Nenek Chiyo lalu mengambil tangan bonekanya yang sudah rusak dan menempelkannya lagi ketangannya, untungnya, karena kugutsu Sandaime sudah dikalahkan, pasir hitam kini hanya seperti pasir biasa, jadi pasir itu mulai jatuh ketanah. “Kalian sudah kalah, 3 menit sudah berakhir dan aku masih hidup” kata Sasori, “Tapi bagaimana bisa?” tanya Sayaka benar-benar tak percaya akan apa yang ada didepannya. “Aku adalah Hito-Kugutsu yang spesial, makanya aku bisa kembali ketubuh semula seperti ini, kau, tidak akan bisa membunuhku” kata Sasori kedengaran geli. Sayaka mengepalkan tangannya erat-erat, kesal, ‘Kalau begini, bagaimana aku membunuhnya? Menyusahkan saja’ umpatnya dalam hati.
“Baiklah, Sasori, kurasa tidak ada yang dapat kulakukan selain ini” kata Nenek Chiyo mengeluarkan 1 gulungan scroll yang panjang, dan dari scroll itu muncul 10 boneka, “Ah, 10 boneka chikamatsu enzaemon, kau pernah menjatuhkan 1 istana dengan itu, tapi…” kata Sasori tersenyum jahat sambil mengeluarkan 1 scroll juga, lalu berpuluh-puluh boneka muncul dari situ, “Aku pernah menjatuhkan 1 negara dengan ini” katanya tersenyum jahat. Kini, semua ketenangan yang biasa ada didalam Sayaka sudah hampir direnggut darinya, baik dirinya, Nenek Chiyo, dan Sakura kaget melihat apa yang muncul dari scroll Sasori, 100 Hito-Kugutsu.
10 dan 100, kengerian meliputi 3 wanita itu, like HOW IN THE WORLD 10 COULD DEFEAT 100??(*cough, sori, kebawa suasana ^///^) Sakura memandang 100 boneka itu dengan pongo tapi juga ngeri. “Sayaka, kita lakukan ini bersama-sama” kata Nenek Chiyo, “Ya Chiyo-BaaSama” kata Sayaka. “Aku tidak menyangka ini, untuk melawan seorang nenek tua, dan jinchuuriki, dan 1 anak kecil yang luka parah sampai perlu mengeluarkan teknik rahasiaku, benar-benar tak berguna” kata Sasori mengepalkan satu tangan ke dahinya dan memandang mereka dengan ekspresi berbahaya.
Pertarungan mereka kembali mulai, walaupun racun kadang menyakitinya Sayaka tak peduli, yang ada di pikirannya hanyalah hancurkan boneka-boneka yang ada didepannya kecuali chikamatsu enzaemon Nenek Chiyo. Sayaka bergerak secepat kilat dan selentur air, karena Iron Sand sudah tak berguna dia bisa menggunakan 3 sanchimaki-nya, dan sekarang dia membawa 3 benda itu, menebas, menghancurkan, dan memotong apa yang ada dihadapannya, membuatnya menjadi seperti mesin pembunuh yang mengerikan, ditambah lagi kekuatan chakra hachibi (chakra hachibinya belom keluar) yang mengubah wajahnya menjadi mirip harimau. Dia sudah hampir tertangkap oleh puluhan Hito-Kugutsu, namun dia melawan dengan tenaga liarnya –Oi, apa yang kau lakukan?- tanya Sayaka didalam kepalanya (dia bisa ngobrol sama hachibi) –Kenapa?- tanya Hachibi polos –kekuatanmu berlebihan, cepat sekali- protes Sayaka, masih berkonsentrasi pada kugutsu-kugutsu Sasori –dasar, berterimakasihlah, kau bisa saja sudah mati tau- kata Hachibi –kalau begitu kenapa kau tidak menawar racunku?- kata Sayaka –aku baru saja selesai menawar racunmu, Sayaka- kata Hachibi kalem –oh, terimakasih- kata Sayaka.
Kerumunan boneka makin dekat, Sayaka mengambil sesuatu dari tas senjatanya dan melemparkannya ke arah Sasori, “KALI INI KAU PASTI AKAN MATI!” teriaknya, sekuat tenaga melempar benda itu. ‘Apa yang dia lemparkan itu?’ pikir Sasori, namun terlambat, sebelum dia bisa menghindar, benda itu berubah bentuk menjadi sebuah kepala monster terbuat dari kayu dengan ribuan gigi, menancapkan gigi-gigi tajamnya pada Sasori, dibagian belakang benda itu terdapat segel, dan sekarang, Sasori terhimpit diantara dinding tebing dan benda itu. “Selesai sudah” kata Sayaka, tersenyum menang.
Tertatih-tatih, Sayaka berjalan ke arah Nenek Chiyo dan Sakura, kakinya gemetar, karena banyaknya chakra yang dia gunakan, “Sudah selesai, kita menang” kata Nenek Chiyo tersenyum. Sayaka balas nyengir, tapi kemudian matanya menangkap sebuah gerakan. (ryaaringan udah gak aktif) Beberapa meter dibelakang Nenek Chiyo dan Sakura, Sasori berdiri, diantara kugutsu-kugutsu yang sudah hancur, atau tidak bisa lagi bergerak karena tidak ada yang mengontrol mereka, tangannya memegang katana.
‘Oh lagi-lagi’ keluh Sayaka, berlari secepat yang kakinya bisa menuju Nenek Chiyo dan Sakura. Nenek Chiyo menoleh kebelakang, “Sayaka!” teriak Sakura. Disana Sayaka, dengan katana menembus perutnya tepat menusuk di organ vital, sebagian darahnya terciprat ke wajah Nenek Chiyo. Wajah Sasori sama kagetnya dengan wajah Sakura dan Nenek Chiyo, “Apa yang kau lakukan?!” bentak Sasori dengan suara antara marah, kesal, dan sedikit takut, “Sa-sayaka… Ke- kenapa……?” tanya Nenek Chiyo, “Tidak apa-apa Chiyo-Baa, bisa kusembuhkan” Sayaka tersenyum menenangkan, darah sudah menetes keluar mulutnya.
Sayaka mulai menyembuhkan lukanya, tidak begitu sulit karena Hachibi juga membantu, ‘Menyembuhkan luka meskipun katana masih menancap diperutnya, gadis ini, benar-benar hebat’ pikir Sasori, kemudian dia menusuk lebih dalam lagi, “Ugh…” erang Sayaka. ‘Ke-kenapa? Aku tidak bisa mengontrol chakra’ pikirnya, “Kukuku, asal kau tahu katana ini juga dilumuri racun” ejek Sasori. Pedang masih menancap dan racun Sasori membuat Sayaka gemetar dari kepala sampai kaki. Pelindung chakra yang dia buat untuk Sakura pecah, tinta (dilukis) menyiprat kemana-mana, “Sayaka!” seru Sakura, ingin menolongnya tapi jatuh. “Tidak apa-apa, Chiyo-Baa cepat, pakai penawar racunnya, aku tidak apa-apa” kata Sayaka meringis, satu tangannya memegang katana Sasori, satu tangan memegangi perutnya.
“Chiyo-BaaSama tunggu apa lagi? Cepat pakai” kata Sayaka tak sabar, alih-alih menyuntikkan penawar racun itu ketubuhnya, Nenek Chiyo malah menyuntikkan penawar racun itu ke Sayaka. “Hmph, lebih memikirkan orang lain, aku sudah bosan sekali dengan ini” dengus Sasori menarik katananya, tapi katananya tidak bergerak, “Tak akan kulepaskan” kata Sayaka, Sasori berusaha menarik katana itu namun katana itu hanya bergetar karena tarikan kedua orang itu, “Huh, masa bodoh” dengus Sasori, memutar tangannya sampai ke siku, lalu melepaskan diri, daerah siku, sampai jari sekarang adalah pedang. “Sekarang kalian berdua bisa mati” kata Sasori, mundur kemudian berlari kearah Nenek Chiyo dan Sakura.
Sayaka, walaupun tubuhnya gemetar hebat, dan lumpuh, tetap berusaha berlari kehadapan mereka dan melindungi mereka, sementara itu Nenek Chiyo sudah ambruk ketanah, “Sudah! Sudah Sayaka! Kau pergilah! Biar aku saja, tolong” seru Sakura, tak tahan melihat Sayaka terus disiksa seperti itu. Ketika Sasori sudah dekat, Nenek Chiyo bangun, dan menarik kedua kugutsu ayah dan ibu-nya, dan dengan satu gerakan mudah, pedang yang kedua kugutsu itu pegang menembus lingkaran yang tepat di tengah dada Sasori. Ajaibnya, dari lingkaran dengan kanji “Sasori” itu mengeluarkan cairan ungu kemerahan seperti darah, dan menciprat pipi, dan mulut Sayaka. “Kau lengah, Sasori” kata Nenek Chiyo. Sayaka sudah tidak kuat lagi, setelah mengerjap beberapa kali, dia menyerah dan ambruk ketanah.
“Sayaka!” seru Nenek Chiyo dan Sakura bersamaan, “Aku akan menyembuhkannya” kata Nenek Chiyo, “Pertama-tama keluarkan dulu katananya” katanya, mengluarkan katana yang menembus perut Sayaka dengan perlahan-lahan “Ugh…” erangnya, -Hei Sayaka kau kenapa??- Hachibi bertanya khawatir padanya (ini terjadi didalam kepala Sayaka ok bukan flashback)
-Ughh… sebuah katana beracun menembus perutku! Masa kau tidak tau sih- semprot Sayaka, Hachibi tampak tersinggung, -jadi nenek itu menyembuhkanmu?- tanyanya –hei, hati-hati bicaramu, dia itu penatua Sunagakure tau! Dan yah, dia sedang berusaha menyembuhkanku- jawab Sayaka, -huh, kau ini, masalah itu selalu saja datang padamu, ceroboh- dengus Hachibi            -berisik, sekarang, kalau kau tidak mau membantu, lebih baik, kau pergi tidur sana- kata Sayaka, -huh, akan kubantu- jawab Hachibi, -trims- kata Sayaka, -hmm- balas Hachibi-.
            “Percuma, aku sudah menusuknya dibagian vital, aku tahu kalian semua adalah ninja medis, makanya aku memilih tempat yang tidak dapat disembuhkan” Sasori menyeringai, “Aku baru selesai dengan pertolongan pertama, sekarang, dia tidak akan mati” kata Nenek Chiyo, lalu menaruh kedua tangannya diperut Sayaka. Alih-alih chakra hijau, yang bersinar sekarang adalah chakra berwarna biru, “Apa yang kau lakukan?” tanya Sasori, “Ini bukanlah jurus medis, tapi jurus tensei, aku mentrasferkan energi kehidupanku kepadanya” jelas Nenek Chiyo, “A-apa?” tanya Sasori dan Sakura bersamaan. “Jurus ini tadinya kuciptakan untukmu, Sasori, kalau kau membutuhkannya, jurus ini juga bahkan bisa menghidupkan boneka, tapi tentu saja dibayar dengan nyawa pengguna jurus ini” kata Nenek Chiyo lagi.
            “Ch-Chiyo-BaaSama!” seru Sakura, tapi kemudian mereka semua terdiam, melihat Sayaka mengerjapkan mata, matanya membuka, memperlihatkan warna biru-senja yang sangat indah, “Sayaka!” Sakura berseru. “Tunggu! Kenapa Chiyo-BaaSama tidak…?” tanya Sakura, “Dia belum benar-benar mati, hanya sekarat, tapi dia hidup sekarang” kata Nenek Chiyo. “Payah” gumam Sasori, “Apa kau bilang?” tanya Sayaka, berusaha mendongak, “Payah karena kau hidup lagi! Kenapa kau tidak menyerah saja dan biarkan akatsuki membunuhmu!” teriak Sasori.
Sayaka terncengang, sudah bertahun-tahun dia tidak merasakan perasan ini dengan satu gerakan dia menonjok Sasori. Marah, kesal, sedih, semua bercampur dalam dirinya dan tanpa dia sadari, dia menangis, “Kau……… memangnya aku minta kehidupan ini? Memangnya aku bahagia dengan hidupku!” teriak Sayaka frustasi, Sasori diam saja tak mengacuhkannya. “Kenapa kau tak bisa menghargai hidup…” kata Sayaka sedih, “Aku tidak menghargai hidup, karena inilah aku, makhluk yang aku pun tidak tahu apa, aku bukan manusia, feh, wanita memang suka melakukan hal tak berguna” kata Sasori, Sayaka diam saja, “Tapi aku juga bukan boneka, kau tak akan pernah mengerti perasaanku” dengus Sasori. “Tapi kau hidup dengan orang yang menyayangimu! Aku hidup penuh dengan kesendirian, bibiku (bukan tsunade) mengurusku karena terpaksa, tidak ada yang mengakuiku!” jerit Sayaka, tangisnya semakin deras, “Oi oi, apa kau ini benar-benar shinobi? Shinobi tidak seharusnya menunjukkan airmatanya, bodoh” kata Sasori, “Tutup mulut!” bentak Sayaka, menangis, dan menghapus air matanya, “Dasar perempuan” cemooh Sasori. Tanpa sadar Sayaka meletakkan telapak tangannya ke lingkaran didada Sasori, satu-satunya benda hidup yang ada didirinya, merasakan cairan ungu itu membasahi tangannya. “Jangan sentuh aku” kata Sasori, “Kau sudah mau mati tak usah banyak omong” kata Sayaka, Sasori memandangnya dingin.
”Bodoh, kau pikir aku tidak tahu apa yang membuatmu tetap hidup?” gerutu Sayaka, ”N-nani?” kata Sasori agak kaget, ”Aku tahu kau sangat mengasihi kugutsu-kugutsumu, dan tenagamu berasal dari mereka, kau membuat dirimu sendiri menjadi sebuah kugutsu dan mencoba untuk menghancurkan jiwamu, tapi kau tidak bisa.” jelas Sayaka. Sasori menutup mata, membiarkan kata-kata Sayaka meresap ke dalam dirinya, ”Kau adalah ahli kugutsu! Bukan kugutsu tak berharga yang membiarkan orang lain yang menarik benang chakranya!” seru Sayaka. ”Ketika seorang ahli kugutsu membiarkan orang lain mengontrolnya, semua sudah berakhir, aku tidak akan kalah darimu, atau apapun yang mengontrolmu, kalau aku menjadi ahli kugutsu, dan mengontrol tubuhmu yang disana, sama saja dengan mengontrol dirimu yang asli,” Sasori masih menutup matanya. ”Teknik-teknikmu, dan kugutsu-kugutsu yang kau ciptakan, tidak akan pernah menghilang atau membusuk, selama ada penerus yang akan meneruskan teknikmu dan menggunakan kugutsumu, dan itu sama saja, jiwamu tidak akan membusuk, dan walaupun kau mati, kau akan tetap hidup di kenangan penerusmu!”. Sasori mendesah dan menyeringai, ”Heh, mungkin.. itu adalah bentuk yang ingin kuwujudkan dalam seniku” kata Sasori. Sayaka tersenyum kecil.
Sasori membuka matanya dan menatap langsung ke mata Sayaka, “Aku tahu bagaimana perasaanmu, walaupun kau sekarang sudah tak bisa merasakan lagi, aku tahu kalau kau kesepian, aku mengerti” kata Sayaka. ”Kau tak tahu apa-apa” kata Sasori keras kepala, ”Heh, baka, kau pikir aku tak tahu kalau kau berbohong, tahukah kau bagaimana aku bisa mengerti perasaanmu?”. Sasori diam saja, ”...Karena, kau sama denganku” kata Sayaka lagi, Sasori terhenyak, ”Apa maksudmu?”, ”Kau sendirian dan kesepian, tapi kau berusaha menutupinya, kau berpura-pura kau baik-baik saja dan menutup diri dari orang lain, tetapi dalam hati, kau sangat kesepian, aku juga.. dulu seperti itu, Sasori, aku berusaha agar terlihat tegar dan tak peduli, tapi pada malam hari, aku menangis kesepian” jelas Sayaka.
Anehnya Sasori tertawa kecil, “…Kau, mirip sekali dengannya” kata Sasori, “Dengan siapa?” tanya Sayaka, “Teman kecilku, dulu ada anak perempuan yang dekat sekali denganku, dia mirip sekali denganmu, dialah satu-satunya orang yang dapat menenangkanku disaat aku marah dan sedih” kata Sasori. “Tapi dia sudah pergi dan takkan kembali” kata Sasori, Nenek Chiyo kemudian tercengang dan memandang Sayaka seolah-olah dia tahu sesuatu, “Kalau begitu, aku akan menjadi temanmu, Sasori” kata Sayaka tanpa berpikir, “Apa? Kau pasti bercanda” dengus Sasori tak percaya.  “Aku serius, ini ajalmu, setidaknya memiliki teman yang peduli padamu sampai saat-saat terakhirmu, bisa membantumu kan?” kata Sayaka tersenyum hangat. Ekspresi Sasori sulit dibaca, dan tanpa emosi, tiba-tiba dia berkata, “…Ya…” Sayaka tersenyum. Bahkan Sakura dan Nenek Chiyo tersenyum. “…Datanglah ke jembatan Tenchi di desa Kusa, 10 hari dari sekarang” kata Sasori tiba-tiba, “Eh?” kata Sayaka, “Kau ingin informasi soal Orochimaru kan? Anggaplah ini sebagai penghargaan karena sudah mengalahkanku” kata Sasori.
“Sayaka…”, “Apa?”, Sayaka menunggu dan menatap Sasori, ”Kau tahu bagaimana cara memperbaiki kugutsu?” tanya Sasori. Sayaka menaikkan sebelah alis atas pertanyaan ini, ”Yaa, lumayan, di rumahku ada banyak buku tentang kugutsu, dan aku sering membacanya” jawab Sayaka, Sasori menghela nafas, ”Kalau begitu, maukah kau membawa kugutsu ayah dan ibuku dan memperbaikinya?” tanya Sasori. Tersenyum, ”Ya, tentu saja” jawab Sayaka, ”Terimakasih” kata Sasori.
“Hal terakhir yang bisa kulakukan untuk temanku, akan kulakukan” kata Sayaka nyengir lebar, “Aku minta maaf, atas apa yang kulakukan” kata Sasori, “Tidak apa-apa, Sasori” kata Sakura, Nenek Chiyo mengangguk. “Selamat tinggal, Sasori” Sayaka berbisik, “Selamat tinggal, Sayaka” kata Sasori, tersenyum kecil. “Semoga kau bertemu orangtuamu” kata Sayaka lagi, menahan tangis, dan Sasori tersenyum, dan jatuh ketanah.
“Sayaka, bawa mayat Sasori” kata Nenek Chiyo menguasai diri, “Hah?” kata Sayaka kaget, “Bawa mayat Sasori, ada yang ingin kulakukan” kata Chiyo-BaaSama. Sayaka tampak bingung dan tak yakin begitu juga Sakura, tapi tetap saja Sayaka membawanya. Mereka lalu pergi dari situ dan mencari Naruto serta Guru Kakashi.
Akhirnya mereka bertemu, mayat Sasori dibungkus dengan jubah dari sebuah boneka. “Bagaimana Gaara?” tanya Sayaka, “Disitu” jawab Naruto. Sayaka tampak sedih, dia menundukkan kepala, “Aku senang kau baik-baik saja Sayaka-Chan” kata Naruto. Sayaka merasa tidak layak menerima kata-kata itu namun tetap mengucapkan “Trims” dan berusaha tersenyum. “Jadi Sasori mati?” tanya Guru Kakashi, “Iya, tapi Sayaka hebat, dia bisa membuat Sasori menyadari kesalahannya” kata Sakura berusaha menyemangati Sayaka. “Hebat, Sayaka” kata Guru Kakashi, mengerti situasi dan perasaan Sayaka.
Pertemuan mereka diganggu dengan bunyi denting logam yang bertabrakan, “Ada yang bertarung” kata Guru Kakashi, “Tim Gai?” tanya Sakura, “Ya” jawab Guru Kakashi. Mereka segera berlari ke arah suara itu terdengar, benar saja, Deidara melawan Tim Gai. Deidara memakan claynya, dan tiba-tiba Deidara muncul dibelakang Sayaka, “Apa?” seru Sayaka kaget. “Aku tahu apa yang akan terjadi setelah ini” gumam Deidara, lalu menggumamkan sebuah jurus, Sayaka ingin menghindar namun ular clay melilitnya. Tepat ketika Deidara selesai melakukan apa yang dia lakukan Sayaka menendangnya keras sekali sampai menembus sebuah pohon besar.
Segalanya serasa terjadi dalam hitungan detik, Deidara menelan sebuah clay lain dan meledakkan diri, ‘Tak akan bisa’ pikir Sayaka, ujung jubah Sasori sudah hangus dimakan api. Untungnya, Kakashi memakai Mangekyo Sharingannya sehingga ledakan itu dipindahkan ke dimensi lain.
“Sayaka-Chan” kata Naruto tajam, “Ya” jawab Sayaka. Mereka tiba diluar hutan dan Sayaka menggunakan ninjutsu medis untuk menyembuhkan Gaara, 5 menit melakukan itu, Sayaka tahu sudah tidak ada harapan, namun dia tetap berusaha, dan menambah chakranya. “Sayaka-Chan…” bisik Naruto, “Tidak apa-apa Naruto, sebentar lagi Gaara juga pasti bangun” kata Sayaka berusaha tersenyum, menambahkan sedikit tekanan pada telapak tangannya di dada Gaara, lalu dia menunduk, dan menggumamkan kata-kata yang entah untuk siapa, “Pasti bisa, pasti bisa, harus bisa, harus bisa” seraya mengatakan itu, suaranya makin bergetar tiap kata, dia terus berusaha menyembuhkan Gaara sampai akhirnya Sakura memegang bahunya dan menggelengkan kepala.
Menolak mempercayai ini, tapi akhirnya dia sadar, Gaara telah pergi. Perlahan-lahan, butir-butir airmata menetes ke baju Gaara, Naruto tampak terpukul sekali. “Ini salahku, aku lemah, aku bodoh, aku tak berguna!” seru Sayaka tangannya mengepal didada Gaara, “Ini bukan salahmu, Sayaka-San” hibur Lee tapi semuanya tidak berpengaruh, “Kalau saja aku tidak lengah, kalau saja aku bisa mengalahkan Deidara, ini semua tak akan terjadi!” teriaknya frustasi, dan kesal. Tiba-tiba Naruto berteriak, “KENAPA GAARA HARUS MATI SEPERTI INI?!! KENAPA SELALU GAARA!”, “Tenangkan diri kalian Uzumaki Naruto dan Tsuto Sayaka” kata Nenek Chiyo. “BERISIK!” bentak Naruto, dia juga meneteskan airmata seperti Sayaka, “Ini semua salah kalian, kalian sangat sombong dan memasukkan bijuu kedalam Gaara! Apa kalian tidak tahu apa yang dia rasakan? KALIAN TIDAK TAHU BEBAN SEPERTI APA YANG DITANGGUNGNYA!” teriak Naruto. “Naruto…” bisik Sakura.
Nenek Chiyo tercengang lalu berdiri dan duduk disamping Gaara sehingga berhadapan dengan Sayaka, lalu menggunakan jurus yang sama yang dia gunakan untuk Sayaka. “Apa yang kau lakukan?” tanya Naruto, “Naruto!” seru Sakura tajam, “Dia akan membangkitkan Gaara!” seru Sakura dan Sayaka bersamaan. “Be-benarkah?” tanya Naruto, terkesan, “Ya, jadi kau diam saja!” kata Sayaka menyeka airmatanya. “Sial, chakraku tidak cukup” kata Nenek Chiyo, dan tiba-tiba, Naruto dan Sayaka mengulurkan tangan mereka. “Gunakan chakra kami” kata Sayaka, Nenek Chiyo tercengang memandang mereka berdua, “Baiklah, masing-masing taruh satu tangan diatas tanganku” kata Nenek Chiyo, setelah mereka melakukan yang demikian, cahaya biru itu membesar dan makin terang. “Naruto aku bahagia ada orang sepertimu didunia ninja, didunia ninja yang kami orang-orang bodoh ciptakan” kata Nenek Chiyo, Naruto mendongak kaget. “Naruto ini adalah permintaan dari seorang nenek tua, aku ingin kau menolong Gaara, kau dan Sayaka juga, benar-benar mengerti penderitaan yang dialami Gaara, tolong dia untuk bisa bebas dari penderitaan itu” kata Nenek Chiyo, Naruto nyengir sebelum mengatakan “Ya”.
“Dan Sakura, kau adalah gadis yang peduli pada teman-temanmu, kau ingin melindunginya walaupun kau terluka parah, tidak banyak gadis berani seperti kau, dan sejak Shishou kalian bersaudara -katanya sambil melihat Sakura lalu Sayaka- kuharap kalian bisa sedekat shishou kalian, persis seperti saudara, kalian pasti akan menjadi kunoicihi yang hebat, kau pasti akan melebihi Tsukina-Hime suatu hari nanti” kata Nenek Chiyo. “Ya, Chiyo-BaaSama” kata Sakura berusaha untuk tidak menangis.
“Dan, Sayaka, lain kali lindungi orang-orang yang berharga untukmu, bukan nenek tua sepertiku” kata Nenek Chiyo, “Ya” jawab Sayaka, dia takut, kalau dia bicara terlalu banyak, suaranya terasa jauh sekali darinya. “Hidupmu masih panjang, suatu hari nanti kau akan menjadi ratu dari klan Tsuto, jagalah hidupmu, untuk melindungi sahabat-sahabatmu, dan klan-mu” kata nenek Chiyo lagi, “Iya” kata Sayaka dengan suara bergetar. “Oh ya Sayaka, aku punya permintaan untukmu” kata Nenek Chiyo, “Permintaan apa, Chiyo-BaaSama, aku berjanji akan memenuhinya” kata Sayaka. “Jangan sering-sering menggunakan janji, janji adalah kata yang keras, bila dilanggar akan menghantuimu seumur hidup, kau persis sekali dengan ibumu” jelas Nenek Chiyo tertawa kecil, “Me-memangnya kenapa?” tanya Sayaka. “Aku tahu kalau aku mengatakan ini akan kedengaran seperti orang gila tapi, aku meminta kau untuk membangkitkan Sasori” kata Nenek Chiyo lemah. Sayaka, Naruto, semuanya bengong mendengar permintaan Nenek Chiyo, “Yah, Chiyo-BaaSama, aku memang bisa melakukannya, tapi---“ “Kau bisa membangkitkan orang mati?” tanya Naruto dan Sakura bersamaan, “Akan kujelaskan nanti” kata Sayaka tak sabar. “Sayaka, kau memiliki darah yang spesial, bukan karena kau Jinchuuriki, tapi karena kau adalah keturunan asli pendiri klan Tsuto, dan klan Tsuto memiliki benda legendaris yang diwariskan turun temurun oleh keturunan asli, dan benda itulah, yang sekarang ada di tas senjatamu” kata Nenek Chiyo.
“Tapi nek, pewaris kalung ini hanya dapat memakainya 1 kali dalam seumur hidupnya, dan kalau dipakai, pada saat si pewaris mati, nyawanyalah yang akan mengisi kalung ini” kata Sayaka,  “Maaf Nek, tapi, aku ingin menggunakan kalung ini untuk Nenek” kata Sayaka lembut. “Tidak Sayaka, biar kuceritakan sebuah kisah tentang Sasori” kata Nenek Chiyo, lalu menceritakan masa lalu Sasori. “Tapi kenapa aku?” tanya Sayaka. “Aku hanya percaya, dengar, setelah kepergian anak perempuan itu, Sasori menjadi berubah, dan dia menutup diri, kupikir, hanya gadis itu yang bisa membuat Sasori bahagia, tapi, hari kau telah mengubah hati Sasori menjadi baik, aku sangat menyayanginya, kumohon” kata Nenek Chiyo. Sayaka menelan ludah lalu berkata, “Ya, Chiyo-BaaSama”. “Dan juga, kalau Sasori sudah hidup nanti, tolong jaga dia, dia sudah kehilangan orangtuanya, aku khawatir dia tidak akan kuat kalau dia kehilangan seseorang yang dia kasihi lagi” kata Nenek Chiyo, Sayaka nyengir lemah, dan berkata, “Tak usah khawatir, Chiyo-BaaSama”, nenek Chiyo tersenyum, ”Suatu hari nanti, kau akan menjadi empress yang hebat, Sayaka, kau pasti akan melebihi Tsunade-Hime, aku yakin itu” kata nenek Chiyo, ”Iya, terimakasih nek”.
Dan akhirnya, Gaara hidup, sementara Nenek Chiyo mati dengan bahagia atas jalan yang dipilihnya.
To be continued.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

Lorong Angin~~~~

Hai hai! Sekarang gue mau curcol soal sebuah tempat di lantai 3. Okey, sebelumnya akan gue jelasin soal tata letak kelas gue.

Jadi, kalo lo naik ke lantai 3 di depanlo adalah lemari pajangan nempel ke kelas 8a, di sebelah 8a adl. 8b, belook ada lorong kosong soalnya itu bag. belakang 8b dan bag depan 8c, di sebelah 8c adalah 8d, sebelah 8d adl ruang musik dan bag belakang perpus.
Di depan 8a adalah tangga, toilet, sebelah kanan 8a itu ruang bk terus perpus, depan ruang BK itu ruang PTD produksi. Depan 8b adalah tangga ke lt. 4, terus keluar dari 8b, lurus, nyampe ke ruang PTD reparasi.
Nah, ada zona berbahaya buat anak-anak perempuan, yaitu lorong kosong *buat bag. belakang kls 8b dan bag. depan kls 8c, depan 8b*, daerah ruang PTD, tangga ke lantai 4, sampe ke depan 8a *kayaknya*.
Nah, kalo berangin tempat-tempat yang barusan gue sebutin akan menjadi sangat berbahaya, apalagi kalo anginnya ganas -__- beh, yang gak pake celana ketat ato yang multifungsi kayak boxer nyaho dah.
And of course, udah jatoh beberapa korban, satunya adalah TC, GG, *inisial saja -___- hoh, sepertinya sudah saja sampai di sini 

Sekian dan Terimakasih
Sayaka_Chan

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

What's so special about 3rd floors toilets?

Ohayo Gozaimasu! hari ini gue akan menceritakan tentang keingintahuan gue tentang suatu tempat bernama : TOILET. 

Di semua   tempat, entah itu rumahmu, sekolahmu, istanamu, kantor anda atau apa lah, kita tidak bisa ngilangin keberadaan toilet. Why? ini adalah beberapa alasan gue bersyukur adanya toliet:
  • Kalo gak ada toilet kita mau buang air dimana?
  • Gak mungkin kan kita buang air di selokan?
  • Masa kotoran kita kita taro gitu aja ato dibungkus rapi di lempar ke tong sampah?
  • Apa gak kasian ama pengangkut sampahnya?
okeh, itu emang sekumpulang pertanyaan yang di tulis rapi jadi satu. Tapi, itu penting buat dipikirin, jadi buat kalian yang meremehkan keberadaan toilet atau menyesali toilet rumah/sekolah/tempat ibadah/kantor/dan segala tempat lainnya karena jorok, dekil, bau, desainnya gak enak, sempit, ato apa. Think about this :

Something that we often underestimate could be the thing we need most.
 Hum, gue gak tau apakah ada orang yang bikin quotes kayak gitu ato engga, kalo ada, terimakasih untuk meminjamkan *makasih*. Kay, kembali ke persoalan toilet.
Di sekolah gue, juga ada toilet *ya iyalah!* dan toilet emang bener-bener tempat yang nggak konstan. 
Karena :
  1. Pagi-pagi pas masih sepi, toilet selalu steril
  2. Pas pagi mulai banyak anak-anak sampe pulang sekolah toilet jadi becek, bau, dsb.
Mungkin ada dari antara kalian yang bingung kenapa bisa becek?

itu adalah ulah anak nggak jelas yang nyiremin air ke lantai *tujuannya apa coba??*

Kembali ke toilet lantai 3. Di dalem toilet ada 4 bilik, jadi bentuknya L gitu. Bilik favorit gue adalah bilik pojok sebelah bilik toilet guru, walopun agak gelap, tapi bilik itulah yang paling waras dari semua bilik toilet lantai 3. Dan gue gak mau make toilet guru, gimana kalo tiba-tiba lu keluar dari bilik toilet guru dan didepanlo ada guru killer dengan wajah garang. Mati kutu dah.

Anyways, dari toilet ini gue belajar beberapa hal selain menghargai semua tempat. yaitu adalah:
  1. Jangan pernah pergi ke toilet pada saat pergantian pelajaran!
  2. Pergilah ke toilet pada saat pelajaran berlangsung
  3. Jangan pergi ke toilet pada saat istirahat
Anyways, gue punya alasan-alasan kenapa gue belajar 3 hal penting ini. 

1. Kalo pergi ke toilet pas pergantian pelajaran, mending buruan, soalnya, toilet cewek lantai 3 ini penggemarnya banyak, dalam waktu singkat udah penuh ama cewek2. Ada yang buang air, ada yang cuci tangan, ada yang Dandan dan BerGOSIP ria! okelah kalo cewek emang bisa ditoleransi, tapi gue paling sebel kalo kejadiannya udah kayak gini. 

A : "Aduh, poni gue kok jelek banget sih?!"
B : "Enggak tauu, jelekan poni gue tuh, liat, keriting gini!"
A : "Aduuh, muka gue jelek bangeet!"
B : "Muka lu cakep tauu, jelekan muka gue tuh, item legem gini!"
A : "O iya, tadi si Pak blablabla ngeselin banget sih!"
B : "Tau! Rese banget!"
A : "Iih, gedeg gue!"
.....

Helooo mbaaak??! Ini toilet! T.O.I.L.E.T! Bukan ruang tamu rumah lo! Ngerumpi kira-kira dong! Yang lain --yang masih punya alasan masuk akal buat ke toilet-- udah ngantri ampe keluar-luar, elo malah ngobrol di depan kaca lah, ngeblokir pintu lah, emang ni toilet punya lu? 

Ironisnya, Saudara-saudara, kedua gadis ini sekelas -___- kenapa gak ngobrol di kelas aja coba? Dasar gak penting :P


2. Pergilah ke toilet pada saat pelajaran berlangsung, ini lumayan good lah, kalo pelajarannya ngebosenin setidaknya lu bisa bunuh waktu di toilet, *tapi jangan pas gurunya baru masuk, lu ke toilet, ampe bel pergantian pelajaran gak balik-balik* ini sering banget gue lakukan di pelajaran yang gak begitu gue suka ato yang ultra ngebosenin di tambah guru yang ngajarnya bikin ngantuk ato guru nyebelin contohnya pkn, r-mat, fisika, mandarin. 
Selain itu, ini juga berguna buat speed esape. Misalnya guru lagi nyuruh muridnya maju atu-atu, ato nanyain muridnya, gue biasanya ke toilet, siapa tau pas gue balik, gurunya lupa :P tapi buat alasan yang pertama, yaitu maju satu-satu kebanyakan guru udah tau, jadi gue saranin, maju pas giliranlo masih agak jauh *hehe

3. Jangan pergi ke toilet pada saat istirahat, hoho, entah kenapa gue males banget ke toilet pas istirahat, udah becek, suka rame, iii. Acara buang air jadi gak khusyuk, -___-, 

nah, sekian curcol gue tentang toilet lantai 3!


sekian dan terimakasih

peace!
Sayaka_Sama







  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

Red Water Fairy and Red Puppet Master Chapter 2 : Fight

Recall : Sakura & Nenek Chiyo ngelawan Sasori, tetapi ketika boneka Sasori, Hiruko dihancurkan, ternyata Sayaka berada bersama Sasori, dalam keadaan tak sadar. *enjoy*
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
“SAYAKA! BANGUN! AKU DISINI! KAMI DATANG UNTUK MENYELAMATKANMU!” teriak Sakura. “Hmh, mau berapa kali kau menjerit dan berteriak, dia tidak akan bangun” kata Sasori, tersenyum jahat. Seketika itu juga, Chiyo tampak tak sanggup berbicara apa-apa, “S-Sasori…” bisiknya, Sakura membelalak, “Apa maksudnya ini? Bukannya Sasori meninggalkan Sunagakure 10 tahun yang lalu? Kenapa wajahnya muda sekali?” tanya Sakura. “Ada apa, Chiyo-Baa? Kaget? Oh, iya ya, ini kan pertemuan pertama kita setelah 10 tahun” Sasori menyeringai.
Sakura tampak kaget selama beberapa saat, namun berhasil menguasai diri, “Serahkan Sayaka!” katanya. Sasori menaikkan alis, “Heh, menyuruhku menyerahkan gadis ini hanya dengan kata-kata seperti itu? Jangan harap” jawab Sasori dingin. “Sasori, apa yang kau rencanakan dengan gadis itu? Apa kau akan merubahnya menjadi boneka juga?” tanya Chiyo, Sasori hanya menyeringai, “Pintar juga, mengetahui apa yang akan kulakukan terhadap gadis ini, tapi, itu baru rencana, aku belum sempat melihat kekuatannya, jadi, aku akan mencobanya” jawab Sasori.  “Apa maksudmu?” tanya Sakura, “Kau akan lihat” kata Sasori. Lalu tanpa diduga, Sayaka berdiri, matanya membuka, “Sayaka! Kau sudah sadar! Tidak apa-apa kami akan menyelama— Kyah!” pekik Sakura ketika Sayaka melemparkan kunai ke arahnya. “Sa-sayaka?” Sakura berbisik, kaget akan apa yang dilakukannya. “Apa yang kau lakukan pada Sayaka, Sasori?” tanya Nenek Chiyo, “Kubilang, aku ingin melihat apakah dia pantas untuk menjadi hito kugutsu atau tidak, aku ingin melihat kemampuannya bertarung, apa dia hanya kuat karena hachibi, atau memang dasarnya kuat” jawab Sasori tanpa rasa dosa. “Itu masih belum menjelaskan apa yang kau lakukan padanya” kata Sakura marah.
“Tidak banyak, ketika dia makan tadi, aku menuangkan obat buatanku, obat itu, membuat apapun yang meminumnya (benda hidup selain taneman) bergerak sesuai apa yang aku mau” kata Sasori, Sakura terbelalak. “Jadi, sekarang Sayaka 100 persen dibawah control pikiranmu?” tanya Nenek Chiyo, “Bisa dibilang begitu” jawab Sasori acuh tak acuh. “Cukup adil kan? Kau gunakan anak itu (sakura) sebagai boneka, dan aku gunakan gadis ini sebagai boneka juga, walau aku tidak mengendalikannya” tambah Sasori kalem, seakan dia tidak melakukan kesalahan apapun, Sakura ketakutan, dia belum pernah menghadapi musuh seperti ini dalam hidupnya  (CUPU!!! Mwahahahahahahahaha).
“Sakura tak usah takut, aku punya rencana, kau tidak berpikir kalau aku hanyalah nenek-nenek tua yang tidak bisa apa-apa kan?” kata Nenek Chiyo. “Ah, tidak” gumam Sakura, “Bagus, sekarang mendekatlah sebentar, aku ingin mengatakan sesuatu yang penting” kata Nenek Chiyo. “Apa yang mereka rencanakan? Tidak kedengaran dari sini” kata Sasori. Setelah membisikkan apa yang harus dilakukan, Sakura langsung ke posisi bertarung, lalu mereka mulai bertarung. Bukan hal mudah melawan Sayaka, disamping Sayaka adalah orang yang harus diselamatkan, Sayaka lebih kuat dari Sakura. “Sayaka! Apa kau tidak mengenaliku? Sadar!” seru Sakura berusaha menghindari pedang listrik Sayaka yang berkali-kali hampir mengenainya, ajaibnya, Sayaka menjawab, “Aku tidak kenal, tidak tahu, dan tidak mau tahu soal kalian berdua, aku hanya melayani Sasori no Danna dan Akatsuki” suara Sayaka sedingin es, pandangan matanya dingin dan tanpa perasaan, seolah-olah Sayaka tidak memiliki jiwa. (hah, saya sangat suka kata kiasan, it makes story more... lively [apa dah gua])
“Percuma Sakura, apa pun yang kau katakan, selama dia ada didalam pengaruh Sasori, Sayaka tidak akan mengenalimu” kata Nenek Chiyo. Sasori hanya terenyum jahat, sementara dia berdiri tenang dibelakang Sayaka, serangan maut dari Sayaka terus diluncurkan. “Chiyo-BaaSama, sepertinya Sasori sama sekali tidak mengontrol Sayaka, aku kenal gaya bertarungnya, ini Sayaka sendiri” kata Sakura memberitahu Nenek Chiyo. “Darimana kau tahu?” tanya Nenek Chiyo. “Ryaaringan, setiap Sayaka bertarung, dia tak pernah lupa memakai Ryaaringan, dan, kalaupun dihipnotis atau kondisinya seperti sekarang ini, tidak akan ada ninja yang bisa memaksa seseorang memakai teknik mata yang hanya orang itu bisa lakukan*, dia juga tidak pernah lupa memakai sanchimakinya, jadi, setiap gerakan Sayaka tak ada hubungannya dengan Sasori, kecuali Sasori melakukan sesuatu sehingga Sayaka seperti sekarang ini” jawab Sakura. “Hooo, pintar juga kau, tapi, tetap saja, itu tidak akan membantumu mengalahkannya” kata Sasori.
“Kalau begini terus, kita yang akan kalah, kemampuan ninja-ku masih payah dibanding Sayaka” keluh Sakura, “Tapi kita belum menemukan cara untuk menyadarkannya” kata Nenek Chiyo, menghindari tinju Sayaka yang sama kuatnya dengan Tsunade, membuat tanah tempat Nenek Chiyo tadi berada dan tanah sekitaranya hancur berkeping-keping. “Yah…” desah Sakura, “Apa?” tanya Nenek Chiyo, “Ide gila baru terlintas dipikranku, kemungkinan besar dia bisa sadar” kata Sakura. “Ide macam apa?” tanya Nenek Chiyo, Sakura lalu membisikkannya ke telinga Nenek Chiyo.
“Jadi begitu, tapi, apa kau yakin?” tanya Nenek Chiyo, “Yah… patut dicoba” jawab Sakura. “Apa kalian sudah selesai? aku benci menunggu dan membuat orang menunggu, ayo kita selesaikan ini” kata Sasori, “Tenang saja, aku akan menyelesaikan ini dengan cepat” balas Nenek Chiyo, “Kita mulai” bisik Sakura. Nenek Chiyo mulai mengontrol Sakura, berusaha menyerang Sayaka, tapi, sulit untuk mendekati Sayaka, kecepatannya yang luar biasa (krn chakra petir), membuatnya sulit untuk diserang. Berkali-kali pukulan Sakura meleset, hingga akhirnya, BUGH tepat kena di perutnya. “Ugh…” Sayaka memuntahkan darah, terbungkuk, mengatur napas.
“Berhasilkah?” tanya Sakura, mengawasi Sayaka. Terlalu keras, pukulan Sakura menghantam Sayaka tepat disegel Hachibi, membuat Hachibi itu bangun. Mata Sakura dipenuhi kengerian ketika dia melihat Sayaka, gelembung-gelembung merah dan merah tua bermunculan dari tubuhnya, Ryaaringan hilang, digantikan oleh sebuah mata harimau yang berwarna merah darah, matanya mirip mata Naruto saat berubah dan dipipinya muncul guratan-guratan persis Naruto. “Terlalu keras, sial!” umpat Sakura, Nenek Chiyo tampak tak percaya akan apa yang dilihatnya, Sasori tampak kaget. Dan kemudian, Sayaka berbicara, tapi bukan suara tenang yang membuat orang lain tenang dan sedikit dingin dan angkuh yang biasa mereka dengar, suara itu penuh kebencian, berbahaya, intinya suara perempuan, tapi ketika berbicara ada suara-suara lain yang ikut berbicara, laki-laki dan perempuan, seperti ada 10 orang yang berbicara dengan sangat kompak.
“Hahahahaha, akhirnya aku bisa keluar! Hahaha! Sudah lama sekali anak bodoh itu berusaha untuk tidak memakai chakraku, sekarang aku bisa melakukan apa yang aku mau! Mwahahaha!” seru Sayaka (psychopathic, sadistic, masochist mode : on), chakra merah tua milik hachibi membungkus dirinya membentuk harimau, ekor mulai muncul. Pertama 1 ekor, kemudian berkembang jadi 3 ekor. “3? 3 mangsa? Hmh, menarik” gumam Sayaka. Sakura tampak ngeri, Sayaka mulai menyerang, Chiyo dan Sakura mengelak, Sasori hampir terkena kibasan ekor Sayaka. Tiba-tiba Sakura teringat sesuatu yang diberikan Kakashi kepadanya sebelum melawan Sasori, “Ini, segel untuk menekan chakra Hachibi, kalau chakra berwarna merah tua dan membungkus Sayaka sampai berbentuk Harimau, segera tempelkan ini ke dahi atau perutnya” kata Kakashi sambil menyerahkan kertas kecil dengan segel ditengah-tengah kertas itu, “Ba-baik” jawab Sakura, “Ingat Sakura! Tempelkan ini ke Sayaka saat dia masih 1 ekor, kalau lebih dari 1 aku tak tahu apa yang akan terjadi, aku cuma mengulangi apa yang dikatakan Hokage dan Jiraiya-Sama” tambah Kakashi, “Iya Kakashi-Sensei” jawab Sakura. Sakura mencari-cari sebentar di tas pinggangnya dan menarik kertas itu.
“Jadi, aku harus segera menempelkan kertas ini untuk menekan chakranya, sudah ekor 3 tapi, aku harus berusaha” pikir Sakura sambil memegang kertas itu erat-erat, “CHIYO-BAASAMA!” teriak Sakura, memanggil nenek itu, “Iya? Ada apa?” tanya wanita tua itu, wajahnya menyiratkan kecemasan. “Ini” kata Sakura sambil memperlihatkan kertas yang dipegangnya, “Ini adalah kertas segel yang tadi diberikan Kakashi-Sensei padaku, dia bilang ini dapat menekan chakra Hachibi” kata Sakura lagi. “Kertas itu dapat menekan chakra Hachibi?” tanya Chiyo, “Iya, aku perlu bantuan Chiyo-Baa untuk menempelkan kertas ini ke dahinya, apa Chiyo-Baa bisa menggunakan benang chakra untuk menempelkan kertas ini?’ tanya Sakura. “Iya, tentu saja” kata Nenek Chiyo, menggerakkan kertas itu dengan benang chakranya.
Kertas itu sudah setengah jalan menuju Sayaka, sayangnya, terlihat oleh Sayaka, dan sayangnya, benang chakra Nenek Chiyo hancur terkena hantaman ekor Sayaka. Tetapi untungnya kertas itu tidak hancur dan Sayaka tidak melihat kertas itu dan mengira kertas itu sudah hancur. Sakura melihat kertas itu, tanpa berpikir panjang dia berlari memungut kertas itu dan berlari ke arah Sayaka. “Sakura! Apa yang kau lakukan STOP!” seru Nenek Chiyo, namun Sakura mengabaikannya dan terus berlari ke arah Sayaka.
“Sayaka, aku tahu aku bukan Naruto, yang benar-benar mengerti penderitaanmu, dan aku tahu aku bukan Sasuke, yang merupakan orang pertama yang mau berteman denganmu, tapi, aku juga sahabatmu, dan aku ingin berguna untukmu, pikir Sakura, “Aku akan menyelamatkanmu Sayaka, aku janji” sisa pikiran Sakura dilanjutkan oleh kata-katanya. Hachibi menyadarinya, dia berbalik, Sakura sudah sangat dekat “Heh anak bodoh” ejek Sayaka, keduanya berteriak, “HEAAHH”……… ZRUAKKK.
“…Dimana aku?” tanya Sayaka mengerjapkan mata, mengusap perutnya yang sakit, matanya berair, dia memandang berkeliling, dan kaget melihat pemandangan didepannya, “Sakura-Chan?! Siapa yang-“, “T-tidak apa-apa” kata-kata Sayaka dipotong oleh Sakura. Tangan Sakura terkulai kesamping, tubuh bagian kiri berlumuran darah, darah itu berasal dari lengan kiri dan kaki kirinya. “Sakura-Chan! Siapa yang melukai…” kata-kata Sayaka terpotong, dia melihat kertas segel jatuh dari dahinya, shock merambati mukanya, “Aku yang melakukannya kan?” bisik Sayaka. “Tak apa-apa, akan kusembuhkan” kata Sakura, terengah, Sayaka sama sekali tidak mendengarkan. Dia melingkarkan lengan Sakura ke lehernya dan membawanya jauh dari Sasori, ke tempat yang menurutnya aman.
“Sakura-Chan aku harus-“ “Tidak, dengar, kau tadi dikontrol oleh Sasori, selengkapnya akan kujelaskan, aku akan menyembuhkan lukaku, kau pergilah, kalau masih ada chakra, tolong bantu Chiyo-BaaSama”. “I-iya” jawab Sayaka, “Aku akan membantu” kata Sakura berusaha berdiri, tapi Sayaka menahannya, “Tidak, kau tak akan bertarung” katanya tajam. “Tapi-“ “Aku tahu aku yang melukaimu, Sakura-Chan, aku belum tahu dampak luka yang dibuat Hachibi, tapi itu parah, kau jangan bertarung dulu, bisa mati” kata Sayaka tegas. Sakura tampak memberontak tapi Sayaka sudah membuat pelindung chakra dari kuas brushogun-nya, yang membuat Sakura terkurung disitu, “Sori, bukannya aku merendahkanmu, tapi kau terluka, sangat parah, aku harus-“ kata-kata Sayaka terpotong oleh Sakura “Sudahlah, akan kusembuhkan”. Sayaka tersenyum sedih, “Ini” kata Sakura menyerahkan sesuatu, “Apa ini? Penangkal racun?” Tanya Sayaka, “Iya, kalau kau keracunan, gunakan ini, tapi efeknya 3 menit, selama 3 menit, racun akan diubah menjadi protein” kata Sakura. “Iya, terimakasih” kata Sayaka.
Sakura menyembuhkan diri didalam pelindung chakra buatan Sayaka, kesembuhan lukanya sangat lambat, tapi darahnya sudah berhenti, sekali dua kali berjengit karena terlalu sakit. Sayaka tampak cemas, dia menuju Nenek Chiyo. Dalam hati dia marah, “Sakura terluka karena aku, aku dengan bodoh dan konyol kalah melawan si pirang aneh itu, sekarang aku harus mengalahkan Sasori, harus, untunglah darah yang keluar dari luka Sakura sudah berhenti, aku khawatir bukan hanya karena lukanya, kalau darah yang keluar terlalu banyak, dia bisa kekurangan darah. Belum lagi rasa sakit dikepalaku ini, sejak bertemu Chiyo-BaaSama kepalaku sakit, walau rasa sakitnya sangat kecil sehingga kadang aku bahkan tidak merasakannya, aku harus menyelesaikan pertarungan ini dengan cepat, lalu menyembuhkan Sakura-Chan” pikiran-pikiran dan strategi berjejalan dikepala Sayaka, yang membuat kepalanya bertambah sakit.
“Chiyo-Baa, tolong gunakan aku sebagai boneka” kata Sayaka, mengabaikan pusingnya, “Sakura terluka karena aku, aku…” kehilangan kata-kata, Sayaka menjadi marah pada diri sendiri, berusaha menjernihkan pikiran. “Aku mengerti” kata Nenek Chiyo, mengaktifkan benang chakra-nya pada Sayaka. “Kau akan menyesal” desis Sayaka pada Sasori, “Apa kalian sudah selesai? Aku bosan menunggu kalian” cemooh Sasori, kentara sekali mengacuhkan Sayaka. “Hmh, terserah” balas Sayaka kalem, Sasori mengeluarkan sebuah scroll, di scroll itu ada angka 3 (3 garis sama sama angka mandarin). “3? Apa maksudnya ini?” bisik Chiyo pada dirinya sendiri. “Ini, adalah kebanggaanku, yang mengubahnya menjadi Hito Kugutsu tentu saja aku, tapi, ternyata dicuri, sekarang telah kudapatkan kembali, butuh perjuangan keras untuk mendapatkan Hito Kugutsu yang satu ini, tapi karena itulah, dia menjadi favoritku” kata Sasori, menyeringai. “Apa yang akan dia keluarkan?” bisik Sayaka curiga pada dirinya sendiri.
Scroll itu mengeluarkan cahaya ungu, lalu POV muncul sebuah Hito Kugutsu, masih tertutup asap, namun cukup jelas untuk dilihat Nenek Chiyo, “Aaah! Itu! Sasori, jadi kau yang melakukannya!” seru Nenek Chiyo, “Chiyo-Baa! Ada apa dengan hito-kugutsu itu?” tanya Sayaka. Kengerian terpancar dari mata Nenek Chiyo, lalu berkata, “Itu, Sandaime Kazekage (kazekage ke3). “Apa?!” tanya Sayaka tak percaya. “20 tahun lalu, Sandaime Kazekage menghilang tanpa jejak, mayatnya tidak ditemukan dimana-mana aku tak percaya, Sasori, aku tak percaya kau melakukan ini!” seru Nenek Chiyo. “Orochimaru yang membunuh Yondaime Kazekage, tapi aku tak percaya kau membunuh Sandaime! Sekarang Gaara…” Nenek Chiyo tampak tak sanggup berkata apa-apa.
“Hei, hei, aku tidak terlibat soal pembunuhan Yondaime, memang benar dia partnerku, tapi dia sudah keluar sebelum Yondaime dibunuh” tukas Sasori. Untuk pertama kali, Sayaka terkejut, tubuhnya gemetar, “O-Orochimaru” pikirnya, “Kau… kau kenal Orochimaru?” tanya Sayaka dengan suara bergetar. “Hmm?” gumam Sasori “Karena, ada… banyak sekali yang aku ingin tanya padamu” kata Sayaka. “Hmm? Aku tak ada waktu menjawab pertanyaan bodohmu, lagipula – katanya sambil memalingkan wajah ke Nenek Chiyo – bukan aku yang membunuh Sandaime Kazekage, 20 tahun lalu, aku masih 10 tahun” kata Sasori. “Yang membunuh Sandaime Kazekage sudah mati, aku membunuhnya, karena dia mengajakku bertarung, heh, bodoh benar, dulu aku dan dia cukup dekat, dia membunuh Sandaime Kazekage dan menyiksaku supaya mengubahnya jadi Hito-Kugutsu dan tutup mulut soal itu” tambah Sasori, “Wa- Wataru?” Nenek Chiyo tergagap, jelas sekali terpukul, “Wataru? Pasir-Hitam-Wataru?” tanya Sayaka. “Benar, Wataru yang membunuhnya” kata Sasori, “Kukuku, kaget Chiyo-Baa? Kalau cucu tersayangmu melakukan tindak criminal yang tak terbayangkan?” tanya Sasori. “Cucu tersayang? Tunggu dulu! Jangan bilang kalau Pasir-Hitam-Wataru adalah kakakkmu, Sasori!” seru Sayaka, kaget. “Dia, bukan kakakku!” seru Sasori tiba-tiba, mukanya memancarkan kejijikan. “Orang itu, dia bukan siapa-siapa dihidupku, cuma sampah” desisnya, masih jijik.
Nenek Chiyo tampaknya berhasil menguasai diri karena dia bertanya, “Jadi, Wataru dulu memiliki Hito-Kugutsu ini, kalau begitu kau membunuhnya dan mengambil Hito-Kugutsu Sandaime?”, “Kira-kira begitu, tapi, kalau kau tanya aku, Wataru –wajahnya mengernyit jijik–tidak memiliki hak apapun terhadap Hito-Kugutsu ini, karena yang-boleh dibilang terpaksa-mengubahnya menjadi Hito-Kugutsu, adalah aku, kurasa kalian sudah tahu kalau hanya aku yang bisa membuat Hito-Kugutsu?” kata Sasori. “Kami tahu” jawab Sayaka tanpa sadar.
“Jadi, apakah sesi tanya-jawab tentang Sandaime Kazekage sudah selesai? Aku sudah benar-benar bosan” kata Sasori, kembali focus ke 2 wanita itu. Sayaka tidak begitu mendengarkan, dia sedang mencerna informasi tak terduga ini, kentara sekali masih gusar. “Diam? Kuanggap ya” kata Sasori, mulai menyerang dengan si Sandaime. “Sayaka! Bahaya!” teriak Nenek Chiyo sambil menarik Sayaka untuk menghindar “Kyah!”. “Terlalu lambat” kata Sasori Sandaime mengeluarkan 3 pisau (ato sabit) yang dilumuri racun berwarna ungu dari tangannya, “Dia cepat” kata Nenek Chiyo, lalu menarik ekor Hiruko, untuk melindungi Sayaka. Sayaka ngeri ketika melihat ekor Hiruko dan 3 pisau Sandaime bertabrakan hanya beberapa senti dari tangannya, KRAK ekor Hiruko hancur, ‘Bahkan ekor Hiruko hancur’ pikir Sayaka dan Nenek Chiyo. “Tidak buruk Chiyo-Baa, tapi bagaimana dengan ini?” cemooh Sasori, menarik satu jari, lalu tangan dan lengan kiri Sandaime membuka, memperlihatkan kayu yang ditulisi didalamnya. Dari kayu-kayu penutup rangka itu, ribuan bahkan puluh ribuan tangan muncul keluar, ada yang menghasilkan cabang (kayu pelapis juga), ada yang hanya tangan. Dan mengejutkan cepat.
Seperti hanya hitungan detik, dan tangan-tangan itu sudah menekan Sayaka ke tanah, mengakibatkan debu berserak dari tanah. Dan ajaibnya, masih hidup tanpa luka, ‘Susah melukainya kalau dia dikontrol Chiyo-Baa’ pikir Sasori mengembuskan napas, sambil melihat tubuh Sayaka dan tangan-tangan yang hampir menekannya (ada yang hampir kena kepala, ada yang diantara tangan kanan ama pingang, ada yang diantara tangan kiri ma kepala, ada yang disebelah kaki kanan, ada yang diantara kaki, for ur information -,-).
Nenek Chiyo menarik Sayaka keluar dari tangan-tangan itu. “Hmm, baiklah kalau begitu, bagaimana dengan ini?” tanya Sasori, menarik jari kemudian pipa kayu muncul dari antara gunungan tangan itu dan menyemburkan gas beracun (warna ungu, sekilas info). “Bahaya! SAYAKA TAHAN NAFASMU!” teriak Nenek Chiyo, ‘Gas beracun?’ pikir Sayaka panik, menarik nafas panjang dan menahan nafas. “Heh, kalau dikelilingi gas beracun, tak ada hubungannya mau bergerak kemana” kata Sasori menyeringai. Sayaka kini berada ditengah-tengah gas itu. Nenek Chiyo menggerakkan jarinya, menarik Sayaka keluar, “Tidak, tidak, tak akan kubiarkan kau melakukan itu, Chiyo-Baa” kata Sasori tajam, lalu dari tangan itu lagi, muncul 2 pipa lagi, meluncurkan kunai yang diikat ke tali, dan, melilit Sayaka, tangan dan kaki. Menariknya agar tetap ditengah asap. “Apa yang—“ kata-kata Nenek Chiyo dipotong oleh Sasori “Kunai yang diikat ke tali, kau seharusnya menghindarinya, bukan menangkisnya (sori klo kebalik gue lupa seharusnya di deflect ato di dodge J)”.
Nenek Chiyo tampak berpikir keras. Kemudian gas dari  pipa itu habis, Nenek Chiyo tampak sangat lega, “Bukan cuma itu” gumam Sasori, dan benar saja, satu pipa keluar lagi dan menyemburkan gas “Mau bagaimana pun juga, dia pasti akan keracunan karena menghirup sedikit gas itu, tapi racun ini tak akan membunuhnya, tapi menyiksa tubuhnya, kau pasti tahu kenapa aku tidak membunuhnya kan, Chiyo-Baa?” kata Sasori, “SAYAKAAAA!” teriak Nenek Chiyo berlari ke arah gas beracun itu.
‘Bagaimana ini? Aku tak bisa terus disini, aku bisa mati kehabisan nafas, tidak, aku tak boleh mati, aku harus kuat, aku sudah membuat Gaara mati, aku membuat Sakura-Chan terluka parah, jangan sampai aku mati juga! Aku sudah berjanji pada Naruto-Kun dan Sakura-Chan untuk menjadi lebih kuat, aku sudah berjanji pada mereka suatu hari kami akan membawa Sasuke-Kun pulang, aku tak bisa mati, tak bisa, kalau Hachibi jatuh ke tangan Akatsuki, Konoha dalam bahaya, aku harus bertahan’ Sayaka berusaha bergerak, tapi tali yang mengikatnya begitu erat, akhirnya setelah sepersekian detik, dia berhasil bergerak dan mengambil sesuatu dari tas senjatanya. Dia menarik keluar kunai yang diikat ke explosive note. DUARRR, explosive note itu meledak, menghilangkan semua asap beracun. “Apa?!” seru Nenek Chiyo kaget, kemudian melihat tubuh Sayaka terlempar keluar, dia bergegas menangkapnya.
“Sayaka! Kau baik-baik saja?” tanya Nenek Chiyo. Sayaka diam saja, matanya tertutup. “Ah! Dia tidak bernafas!” seru Nenek Chiyo lalu memukul punggungnya. Untunglah, setelah punggungnya dipukul, Sayaka sadar dan terbatuk-batuk berusaha mengatur nafas. ‘Menggunakan peledak untuk kabur dari gas itu, benar-benar gila’ pikir Nenek Chiyo. “Hmm? Boleh juga” kata Sasori. Sayaka mulai mengatur nafas, lalu memandang Sasori, “Kau… KAU PASTI AKAN KUTANGKAP! MESKIPUN TANGAN DAN KAKIKU KAU LEDAKKAN, DAN TUBUHKU LUMPUH KARENA RACUN, KAU PASTI AKAN KUTANGKAP! MENGERTI?!” teriak Sayaka marah. Sasori tidak mendengarkan, malah melemparkan kunai-kunai pada Sayaka.
Mengira benar-benar akan tertusuk kunai, Sayaka mundur, tapi, TRANG. Kunai itu jatuh ketanah, dan dihadapannya muncul 2 kugutsu. “Tidak sopan, laki-laki seharusnya mendengarkan kalau perempuan sedang berbicara” kata Nenek Chiyo. “Ah, kau akan melawanku dengan itu? Tapi aku sudah tahu semua triknya, kukuku” ejek Sasori ketika melihat 2 kugutsu itu. “Ini, adalah kugutsu pertama yang kau ciptakan, Ayah dan Ibu” kata Nenek Chiyo. “A-ayah dan Ibu?” tanya Sayaka keheranan. “Sasori mengubah orangtuanya menjadi hito-kugutsu?” tanya Sayaka ngeri. “Tidak! Dia membuat kugutsu ayah dan ibunya, jadi ini kugutsu terbuat dari kayu, bukan dari manusia” kata Nenek Chiyo. “…Begitu” Sayaka tidak melanjutkan kata-katanya.
“Baiklah, ayo, Sasori, kita selesaikan ini” kata Nenek Chiyo. “Kukuku, bagus, aku sudah bosan menunggu” balas Sasori. Kugutsu Ayah menempelkan tangan kirinya ke tangan kanan kugutsu Ibu (? Emang aneh abis), lalu menarik kawat dari masing-masing jari mereka. “Ka-Kawat?” bisik Sayaka, kemudian 2 kugutsu itu bergerak, melilitkan kawat ke sekeliling gunungan tangan Sandaime, yang tadi hampir menekan Sayaka sampai mati. Kugutsu itu melilit kawat ke tangan-tangan itu sangat cepat, sampai ke ujung. Sasori menyadarinya, lalu menarik boneka Sandaime, melepas tangan kirinya, dan dari tempat tangan kiri Sandaime, muncul tangan baru. Sementara itu, gunungan tangan itu sudah dililit kawat sampai ke ujung dan ditarik hingga hancur. Lalu Sandaime mengeluarkan sebuah senjata, seperti pisau yang berputar, begitu juga kugutsu Nenek Chiyo. Kugutsu Ayah mengeluarkan cambuk yang dilapisi pisau-pisau dan kugutsu Ibu mengeluarkan pedang bergerigi.
Pertarungan makin memanas, Sayaka hanya memperhatikan dan terkejut, gerakan-gerakan yang dibuat Nenek Chiyo dan Sasori sangat cepat, hampir hanya bayangan yang terlihat. ‘He-hebat sekali’ pikir Sayaka kagum. Beberapa menit berlalu senjata masing-masing kugutsu sudah hancur, pedang Kugutsu Ibu tinggal 20 cm, cambuk Kugutsu Ayah hampir semua pisaunya rusak dan patah. Senjata Sandaime hancur. Sasori tetap tenang dan tanpa emosi, “Hebat, Chiyo-Baa, luar biasa, tapi ini, kau pasti akan terkejut” kata Sasori menyeringai, menggerakkan jarinya. Lalu dari mulut Sandaime keluar pasir-pasir hitam, Nenek Chiyo tampak kaget sekali, “Itu!” serunya. “Ke-kenapa Chiyo-BaaSama? Ada apa?” tanya Sayaka. “Itu adalah senjata sekaligus jurus yang paling ditakuti sepanjang sejarah Sunagakure, karena pasir-pasir itu maka Sandaime Kazekage diakui sebagai Kazekage terhebat” jawab Nenek Chiyo. “Eh? Memangnya kenapa?” tanya Sayaka. “Sandaime Kazekage memiliki kemampuan mengubah chakra menjadi gelombang magnetic, sehingga menghasilkan pasir itu, pasir itu, adalah, Iron Sand” jawab Nenek Chiyo lagi.
“Sayaka, kau pergilah, lari, bawa Sakura bersamamu, ini bukan tandinganmu, kau bisa mati, pergilah sekarang” kata Nenek Chiyo, “Apa? Dan meninggalkan anda disini dan bertarung dengannya seorang diri? Tidak!” seru Sayaka. “Ini bukan waktunya main pahlawan, kau pergi, tolong demi keselamatanmu” kata Nenek Chiyo.  “Terlalu lambat! Heahh!” seru Sasori, dan pasir-pasir hitam mulai memecah menjadi seukuran kerikil atau lebih besar, lalu menghujani mereka, syukur, Sayaka berhasil melindungi dirinya dan Nenek Chiyo dengan pelindung chakra yang dihasilkan kuasnya. “Haah, hampir…” Sayaka menghela nafas, lega. Sementara pasir yang mengeras seperti kerikil itu jatuh disekitar pelindung chakranya. ‘Boleh juga dia’ pikir Sasori, menyeringai. Sayaka masih belum menghilangkan pelindungnya, “Sayaka, pergi! Cepat! Bawa Sakura juga! Kau sudah lihat sendiri kekuatan Iron Sand, cepat, pergi!” seru Nenek Chiyo
Sayaka kelihatan bimbang, lalu melihat Sakura, Sakura memberinya pandangan jangan-pedulikan-aku-aku-baik-baik-saja, “Um, kau yakin?” tanya Sayaka, Sakura mengangguk. Sayaka lalu menatap Nenek Chiyo dengan ekspresi yang sulit dibaca, kemudian tersenyum, “Chiyo-Baa mungkin belum tahu aku seperti apa, aku ini ‘kan, keponakan Hokage, yang keras kepala dan kuat, sifat ibuku juga menurun padaku, gampang kasihan, walaupun kelihatannya tidak, aku memutuskan untuk bertarung dengan sekuat tenaga disini, untuk menebus kesalahan fatal yang aku lakukan, jadi tolong, jangan suruh aku pergi”, Nenek Chiyo bimbang, tetapi kemudian Sakura berteriak, “Chiyo-Baa, tolong biarkan Sayaka bertarung, tak usah pedulikan aku, aku bisa menjaga diri, walaupun seperti ini, karena, Sayaka adalah kebanggaan Konoha, kebanggaan Hokage, dan dia rela memberikan nyawanya untuk yang dia sayangi, tolong biarkan dia bertarung”.
“Aaah, baiklah” kata Nenek Chiyo, “Terimakasih” gumam Sayaka. “Baiklah, karena aku benar-benar bertarung…… Ryaaringan!” kata Sayaka mengaktifkan Ryaaringannya, matanya twilight blue (gue gak tau bhs indonya apa) berubah menjadi warna biru muda cemerlang, lalu cayaha-cahaya yang memantul dari matanya masing-masing membentuk 3 garis lurus yang semuanya mengarah ke pupil. “Ryaaringan? Tentu saja, kau dari klan Tsuto, harusnya aku ingat soal itu” Sasori tertawa kecil. Sayaka menaikkan sebelah alis, “Apa?” tanyanya dingin, “Tidak apa-apa” jawab Sasori, tanpa ekspresi. “Kalian berdua… benar-benar membuang-buang waktuku saja, lebih baik kuhabisi kalian sekarang, nah, kalian berdua, siapa yang akan mati?” seringai Sasori, dan pasir hitam itu terangkat dan membentuk jarum-jarum besar, terlalu cepat, bahkan melukis pelindung chakra tak akan bisa, kemudian sesuatu muncul didepan Sayaka, dia menutup mata, ‘Tamat sudah’ pikir Sayaka, ‘Eh?’ pikirnya kaget, karena pasir-pasir itu tidak mengenai dirinya.
“Hooo, rupanya kau mengutak-atik mereka sedikit ya, Chiyo-Baa, aku tidak menciptakan pelindung chakra pada mereka” kata Sasori, suaranya terdengar malas. “Hampir saja…” Sayaka mendesah lega. Tangan-tangan kedua kugutsu itu bergerak, namun, sesuatu menghentikannya, “Ke-kenapa?” tanya Nenek Chiyo, “Kukuku, Chiyo-Baa, walau harus kuakui idemu menambahkan pelindung chakra memang hebat, tapi, Iron Sand seharusnya dihindari (dodge), bukan ditangkis,(deflect) kukuku” seringai Sasori, kedengarannya geli atas usaha bodoh melindungi diri. Sasori memang benar, Iron Sand, yang memiliki gelombang magnet, kini sudah masuk ke sela-sela kayu kugutsu dan merekat di rangka-rangka kedua kugutsu milik Nenek Chiyo, sepertinya kini benar-benar tidak dapat bergerak.
‘Kalau ada Chiyo-Baa, jinchuuriki tak bisa kutangkap, dan gadis berambut pink itu, melakukan ninjutsu medis? Penyembuh ya? Tapi sepertinya belum benar-benar sembuh sekarang, kekuatan Hachibi memang hebat, luar biasa, baiklah, akan kuhabisi dulu Chiyo-Baa’ pikir Sasori, menganalisa keadaan. ‘Apa Chiyo-Baa punya kugutsu lain lagi? Aku ragu kedua kugutsu ini bisa bergerak, tapi, hebat sekali Sasori, pikir! Pikir! Buat rencana, Sayaka!’ Sayaka membatin, berusaha menjernihkan pikiran. “Kukukuku, sekarang, kau sudah kehabisan kugutsu, Chiyo-Baa, apa yang akan kau lakukan sekarang? Heh, benar-benar tak berguna. Sudah kuputuskan, aku akan menghabisimu dulu! Kukuku” Sasori tersenyum, senyumnya sama sekali tidak ramah (yalah!), dingin, dan jahat, tapi tetap saja, ekspresi wajahnya sulit dibaca seperti sebelumnya, lalu mulai mengarahkan pasir hitam berbentuk jarum-jarum yang sangat besar ke Nenek Chiyo.
“CHIYO-BAASAMAAAA!” jerit Sayaka. Debu menutupi pandangannya, tapi lalu dia melihat Nenek Chiyo melindungi dirinya dengan chakra yang ada ditangannya. “Hoo, walaupun berbeda, tapi ternyata ahli kugutsu yang hebat memiliki pikiran yang sama ya, kau mengubah tangan kirimu menjadi tangan kugutsu” kata Sasori, “Tapi percuma, sekarang kau hanya memiliki satu tangan, dan masih ingin melawanku, lucu sekali” kata Sasori. Apa yang dikatakan Sasori benar, sekarang pasir masuk ke sela-sela tangan kugutsu Nenek Chiyo, dia lalu melepas tangan itu dan membuangnya.
Sayaka berusaha berpikir keras, tapi kepalanya yang sudah pusing, ditambah berpikir keras hanya membuat kepalanya makin sakit, kesal, dia menginjak sebuah batu kecil sampai hancur. ‘Apa yang bisa kulakukan? Aku... lagi-lagi aku membuat orang susah, Sakura terluka karena aku, Gaara mati karena aku, sekarang, apa yang bisa kulakukan?’ pikir Sayaka kesal. Tiba-tiba sebuah ide terlintas dibenak Sayaka, ‘Benar, apa yang bisa dan satu-satunya hal berguna yang dapat kulakukan sekarang adalah menjadi boneka Chiyo-BaaSama, ya, hanya ini yang bisa kulakukan’ pikir Sayaka, tangannya mengepal.
Sayaka lalu melangkah ke depan Nenek Chiyo, “Sayaka, apa yang kau lakukan?” tanya Nenek Chiyo. “Chiyo-BaaSama, tolong gunakan saya sebagai boneka anda” kata Sayaka, “A-apa?” tanya Nenek Chiyo kaget, “Tapi aku hanya punya satu tangan sekarang, tidak mungkin bisa seperti ketika aku mengontrol Sakura atau dirimu tadi” kata Nenek Chiyo. Sayaka nyengir, “Maaf, tapi Shishou-ku mengajarkan untuk melawan musuh tanpa menyerah, dan, kurasa sifat yang bikin susah itu mau tak mau menurun ya, padaku” katanya sambil memandang Nenek Chiyo nyengir lebar. ‘A-anak ini, benar-benar keponakan Tsunade-Hime, Tsunade-Hime, kau pasti bangga sekali memiliki keponakan seperti ini’ pikir Nenek Chiyo. “Baiklah, Sayaka, tapi ada beberapa hal yang harus kau ingat, Iron Sand memiliki gelombang magnet, jadi senjata besi tidak akan mempan” kata Nenek Chiyo. “Bagus! Walaupun Suiton Katana no Ichimaki dan Raiton Katana no Nichimaki ku tak bisa kupakai, aku masih bisa memakai Brushogun no Sanchimaki, dan juga kekuatan yang diajarkan Shishou padaku” kata Sayaka sambil mengepalkan satu tangan dan tangan yang lain memegangnya. ‘Apa yang akan dia lakukan?’ pikir Sasori. “Kita mulai!” seru Nenek Chiyo.
Sayaka dengan benang chakra Nenek Chiyo di tubuhnya bergerak dengan sangat halus, seperti menari, Ryaaringannya tak begitu berguna, hanya melihat perubahan dan pergerakan yang akan dilakukan oleh Iron Sand. Begitu juga kuasnya, jadi dia hanya menggunakan kekuatan yang diajarkan Tsunade padanya. “HEAAAH!” teriaknya, menonjok sebuah formasi Iron Sand yang berbentuk prisma, prisma itu terlempar, menembus dinding gua tempat mereka bertarung, debu berterbangan kemana-mana. ‘Ini anak…’  pikir Sasori. “Bukan cuma itu!” seru Sayaka senyum percaya diri mengembang menghiasi wajahnya. Sasori kembali ke posisi bertarung, menarik pasir-pasirnya yang berbentuk prisma dan persegi panjang. Sayaka mengawasi setiap gerakan dengan Ryaaringan.
Ryaaringannya menangkap gerakan, prisma berubah menjadi kerucut dan hampir saja menimpanya kalau dia tidak melihatnya, kerucut itu berputar ke berbagai arah, Sayaka dibantu Nenek Chiyo terus menghindar, sekali lagi dia menonjok dan menendang, kali ini pasir yang berbentuk persegi panjang, terhempas ke langit-langit gua, membuatnya runtuh. “Kuakui kau hebat, tentu saja, keponakan dari Hokage kelima, luar biasa tapi kau benar-benar membuatku kesal” kata Sasori, “Kali ini kau tidak akan bisa menghindar” kata Sasori menyeringai jahat. Sayaka melihat dengan Ryaaringannya, apa yang akan dilakukan pasir itu, namun, Sasori benar, dia tidak bisa menghindar, pasir itu menyebar dan bercabang ke segala arah, dan Sayaka sebagai pusat pasir itu, “SAYAKAA!” jerit Nenek Chiyo dan Sakura.
Debu-debu yang berterbangan mulai hilang dan disitu Sayaka, pasir-pasir itu telah melukainya, merobek kulit lengan, kaki, dan wajah. Nenek Chiyo kelihatannya juga terkena pasir itu karena kini dia tersengal, napasnya tak keruan. Sayaka lalu jatuh, seakan mati. “Heh, dengan racun itu, akan menyiksanya sampai mati, tapi tentu saja, aku tak akan membiarkan dia mati” kata Sasori, mengarahkan Sandaime ke arahnya. Nenek Chiyo sudah tidak kuat, dia melihat Sayaka, yang sudah jatuh ketanah dan tak bergerak, sementara kugutsu Sandaime semakin dekat. “Sayaka…” bisik Nenek Chiyo berusaha berdiri. BRAKKKKK, entah bagaimana, Sayaka bangun tepat pada waktunya dan menghancurkan kugutsu Sandaime (dengan tinju legendaris Tsunade tentunya :D). Kugutsu Sandaime kini hancur, terserak berantakan, dan kemudian pasir-pasir hitam itu mulai jatuh ketanah, “A- apaa?!” seru Sasori tak percaya.
“Sayaka- bagaimana kau?” tanya Nenek Chiyo ketika Sayaka membawanya ke tempat aman, “Penawar racun, Sakura memberikan beberapa juga padaku, tapi pecah karena jatuh tadi, tadinya aku juga sudah buat tapi tertinggal di Suna pada saat Deidara menyerang, tapi aku berhasil membuat beberapa dengan rahasia saat aku berada dirumah Sasori, menurutku dan Sakura, dia pasti lengah saat dia sudah mengeluarkan serangannya yang paling kuat, dan ternyata benar, tadi aku menyuntikkan penawar racun ini saat aku pura-pura jatuh” jelas Sayaka. ‘Masih hidup? Bagaimana mungkin, Chiyo-Baa? Tidak, tidak, aku tahu batas penyembuh di Sunagakure, tidak ada yang bisa menawar racunku, racunku kubuat sendiri, dan kalau tidak hati-hati membuat penawarnya, kesalahan sedikit saja bisa mematikan, mungkinkah Jinchuuriki itu? Atau anak berambut pink itu? Ternyata jinchuuriki ini lebih hebat dari yang kukira tapi, sudahlah… Bagaimana pun juga, aku harus segera mengakhiri pertarungan ini’ pikir Sasori, berpikir keras.
“Chiyo-BaaSama, ini, suntikkan penawar racun ini, tapi, penawar racun ini hanya bekerja selama 3 menit, selama 3 menit itu, racun akan diubah menjadi protein yang tidak berbahaya di tubuh” kata Sayaka sambil menyodorkan penawar racun itu. Nenek Chiyo mengambilnya, “Terimakasih, tapi sebaiknya kusimpan saja, kugunakan kalau aku sudah tidak kuat” katanya. Sayaka mengangguk tanda mengerti, kemudian menyembuhkan lengannya, “Ukh” keluhnya. ‘Anak ini sudah mencapai batasnya, kami harus cepat-cepat menyelesaikan ini’ pikir Nenek Chiyo.
“Jadi… kau ninja medis?” tanya Sasori memandang tajam Sayaka, “Boleh dibilang begitu” jawabnya mengembalikan tatapan tajam Sasori. “Kapan kau membuatnya?” tanya Sasori lagi, “Dirumahmu, secara rahasia, ketika kau meninggalkan aku sendiri” jawab Sayaka jujur dan singkat. Sasori mengangkat sebelah alis, “Hebat, aku tidak menyangka kau akan bisa membuat penawar racun tanpa aku ketahui” Sasori tampak kesal. Sayaka dan Nenek Chiyo diam saja, tidak mengacuhkan Sasori, Sayaka kini mengawasi pergerakan Sasori dengan Ryaaringannya.
“Ayo, akan kubunuh dirimu dalam waktu 3 menit itu, Sasori” kata Sayaka, “Oh ya? Menarik sekali, tapi sebelum itu izinkan aku menunjukkan sesuatu” balas Sasori. “Sesuatu apa?” tanya Sayaka, “Akan kutunjukkan, karya seniku yang terhebat” kata Sasori, kemudian dia mulai membuka kancing jubah Akatsukinya sampai lepas, lalu melempar jubah itu kesamping. “A-apa yang--?” Sayaka kaget sekali sampai tak mampu berkata apa-apa, “Sa-Sasori…kau…” kata Nenek Chiyo terkejut dan tak mampu bicara apa-apa juga, “Sudah sangat lama aku tidak menggungakan diriku sendiri  kata Sasori.
Seumur hidupnya, belum pernah Sayaka melihat sesuatu yang seperti ini, dan sekarang Sasori dihadapannya, bertelanjang dada, namun tidak memperlihatkan yang seharusnya terlihat, tubuh kayu, “Jadi kau merubah dirimu sendiri menjadi Hito-Kugutsu, Sasori” kata Nenek Chiyo, sudah menemukan apa yang ingin dikatakan. Sayaka ngeri melihat Sasori, kemampuan untuk mengubah orang menjadi boneka sudah cukup menyeramkan, tapi melihatnya kini menjadi manusia-boneka sudah kelewatan, gila. Sasori, benar-benar seperti jiwa manusia yang ada di dalam boneka, di tempat yang seharusnya perut, diisi tali besi, di dada sebelah kiri terdapat lingkaran besar dengan kanji yang berarti Sasori (kalajengking), yang sepertinya pusat chakra, di belakang terdapat sayap besi tajam. “I-ini…” katanya tak mampu menemukan kata yang tepat untuk menyatakan kengeriannya.
“Kapan kau melakukan ini?” tanya Nenek Chiyo, “5 tahun yang lalu” jawab Sasori. “Ayo, lawan aku, bukannya tadi kau bilang kau akan menyelesaikan pertarungan kita dalam waktu 3 menit?” tanya Sasori, tersenyum jahat. “Tidak menyerang? Baiklah, kalau begitu aku duluan!” serunya, wajahnya dihiasi senyum liar, dan kemudian,  dari telapak tangannya, muncul pipa kecil, pipa itu kemudian menyemburkan api, api itu pertama mengarah ke Sakura, namun tidak terjadi apa-apa karena pelindung chakra, kemudian mengarah ke dirinya dan Nenek Chiyo, mereka bersembunyi dibalik batu besar yang berseberangan, “Kenapa? Katanya kau mau membunuhku?” tanya Sasori, masih memancarkan keliaran dan kejahatan seperti sebelumnya.
‘Aku harus bertindak’  pikir Sayaka, kemudian dengan gerakan cepat yang anggun dia melesat ke luar dari persembunyian, Sasori melihatnya, dan mulai mengarahkan satu tangan ke arahnya, dan ditangkis oleh Sayaka, “Suiton : Double Water Dragon Vortex!” seru Sayaka dan dua naga air besar muncul dikiri dan kanannya kemudian melesat ke hadapannya tepat ketika api itu sudah dekat, api dan air bertabrakan, menimbulka uap panas dan asap, keduanya imbang karena api Sasori sangat panas, terbukti dari batu tempat Sayaka bersembunyi, kini sisi yang menghadap Sasori menyala dengan warna oranye kemerahan. ‘Tadi itu… hampir… huff’  Sayaka berkata pada dirinya sendiri, sementara itu naga airnya masih menghalangi api Sasori, ‘Chakraku, aku harus cepat-cepat’  pikir Sayaka. Akhirnya api Sasori pun padam, “Heh, apimu tidak bertahan lama ya?” ejek Sayaka, “Heh, bukan cuma itu, Jinchuuriki” balas Sasori.
Kemudian air menyembur dari pipa yang tadinya menyemburkan api, naga-naga Sayaka kembali kedepan Sayaka dan melindungi dirinya, tapi tidak seperti api, air itu menembus naganya, hampir memotong lehernya, “Wuah!” serunya kaget, menghindar, “Hahaha, kenapa, takut? Air ini lebih tajam dari pada pedang, anak kecil” kata Sasori mengejek. Nenek Chiyo dan Sayaka mulai mengindari air Sasori yang tajam, Sasori memang benar, airnya melewati batu tempat mereka tadi sembunyi, kemudian batu itu terbelah menjadi 2, “Ha-hampir saja” kata Sayaka ketika air itu memotong beberapa senti rambutnya. Akhirnya air itu habis, ‘Tinggal 1 menit lagi’  pikir Sayaka.
“Hmph” dengus Sasori, ketika usahanya membunuh atau melukai kedua orang itu gagal lagi. “Aku sudah bosan bertarung dengan kalian, jadi bersiap-siaplah CHIYO-BAA!” seru Sasori, kemudian tali besi yang ada di’perut’ Sasori meluncur ke arah Sayaka, membaret sisi kanan perutnya, dan menusuk batu dibelakangnya. Dan dengan ajaib, Sasori meluncur terbang ke arah Nenek Chiyo, cakar besinya berputar-putar, menyatakan kalau dia akan membunuh Nenek Chiyo. “Tak akan kubiarkan!” teriak Sayaka, kemudian menarik tali besi Sasori. Sasori menyadarinya, dan melaju lebih cepat ke arah Nenek Chiyo, “Heh, percuma saja” kata Sasori.
“Aku akan mengakhiri ini SEKARANG!” jerit Sayaka. Menarik Sasori dari tangan satu ke tangan lain, ‘Setengah menit’ Sayaka mempercepat tangannya, ’40 detik’ , ’30 detik’  Sayaka berusaha mempercepat, Sasori makin dekat ke Nenek Chiyo, ’15 detik’ Sayaka berkata ke kepalanya. Dan ketika Sasori sudah sangat dekat ke Nenek Chiyo, KLOTAK, “Apa?!” seru Sasori tak percaya, gulungan tali besinya habis, dan Sasori tertarik ke arah Sayaka. ’10 detik’ Sayaka berteriak ke kepalanya, Sasori tinggal 10 meter lagi, ‘5 detik’ jerit Sayaka, dan lalu, kekuatan Hachibi mulai muncul, matanya berubah menjadi warna merah darah, seperti mata harimau, di pipinya muncul 4 garis (kayak naruto tapi 4), taring mulai muncul dari mulutnya. Kemudian… ‘1 DETIK!!!’  jerit Sayaka didalam kepalanya frustasi. Lalu…… BRUAKKKKK, dengan satu pukulan Sasori hancur berkeping-keping, kepala, tangan, kaki, tercerai berai.
Dan disitu, Sayaka duduk dibatu, sinar matahari tepat diatas kepalanya, membuatnya kelihatan seperti malaikat dalam baju putih dan merah. “Ki-kita berhasil, Chiyo-BaaSama, kita membunuh Sasori” Sayaka tersenyum lemah, Nenek Chiyo, walau tampak agak sedih, tersenyum bahagia, begitu juga Sakura. Sayaka mulai berjalan, tertatih-tatih ke Nenek Chiyo dan Sakura ketika dia mendengar bunyi itu, klotak, “E-eh?” kata Nenek Chiyo dan Sakura memandang ngeri ke belakang Sayaka. Lalu bunyi itu mulai terdengar lagi, klak klotak krak kali ini Sayaka diliputi ketakutan, dia menoleh kebelakang………………… dan pemandangan yang menyeramkan terbentuk dihadapannya. Sasori. Terbentuk kembali, potongan-potongan tubuh yang terpisah mulai melayang dan menempelkan diri, Sasori, bangkit dari kehancuran.
To be continued.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0