RSS

Red Water Fairy and Red Puppet Master Chapter 3 : Repentance of The Evil Puppet

Recall: Sayaka sadar, terus bertarung melawan Sasori, Sayaka akhirnya berhasil menghancurkan Sasori, tapi Sasori bangkit lagi dan.......
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
“Apa yang kau lakukan?” tanya Sasori marah, “Ba-bagaimana mungkin…” suara Sayaka mengecil, “Benar juga” kata Nenek Chiyo lalu mengambil tangan bonekanya yang sudah rusak dan menempelkannya lagi ketangannya, untungnya, karena kugutsu Sandaime sudah dikalahkan, pasir hitam kini hanya seperti pasir biasa, jadi pasir itu mulai jatuh ketanah. “Kalian sudah kalah, 3 menit sudah berakhir dan aku masih hidup” kata Sasori, “Tapi bagaimana bisa?” tanya Sayaka benar-benar tak percaya akan apa yang ada didepannya. “Aku adalah Hito-Kugutsu yang spesial, makanya aku bisa kembali ketubuh semula seperti ini, kau, tidak akan bisa membunuhku” kata Sasori kedengaran geli. Sayaka mengepalkan tangannya erat-erat, kesal, ‘Kalau begini, bagaimana aku membunuhnya? Menyusahkan saja’ umpatnya dalam hati.
“Baiklah, Sasori, kurasa tidak ada yang dapat kulakukan selain ini” kata Nenek Chiyo mengeluarkan 1 gulungan scroll yang panjang, dan dari scroll itu muncul 10 boneka, “Ah, 10 boneka chikamatsu enzaemon, kau pernah menjatuhkan 1 istana dengan itu, tapi…” kata Sasori tersenyum jahat sambil mengeluarkan 1 scroll juga, lalu berpuluh-puluh boneka muncul dari situ, “Aku pernah menjatuhkan 1 negara dengan ini” katanya tersenyum jahat. Kini, semua ketenangan yang biasa ada didalam Sayaka sudah hampir direnggut darinya, baik dirinya, Nenek Chiyo, dan Sakura kaget melihat apa yang muncul dari scroll Sasori, 100 Hito-Kugutsu.
10 dan 100, kengerian meliputi 3 wanita itu, like HOW IN THE WORLD 10 COULD DEFEAT 100??(*cough, sori, kebawa suasana ^///^) Sakura memandang 100 boneka itu dengan pongo tapi juga ngeri. “Sayaka, kita lakukan ini bersama-sama” kata Nenek Chiyo, “Ya Chiyo-BaaSama” kata Sayaka. “Aku tidak menyangka ini, untuk melawan seorang nenek tua, dan jinchuuriki, dan 1 anak kecil yang luka parah sampai perlu mengeluarkan teknik rahasiaku, benar-benar tak berguna” kata Sasori mengepalkan satu tangan ke dahinya dan memandang mereka dengan ekspresi berbahaya.
Pertarungan mereka kembali mulai, walaupun racun kadang menyakitinya Sayaka tak peduli, yang ada di pikirannya hanyalah hancurkan boneka-boneka yang ada didepannya kecuali chikamatsu enzaemon Nenek Chiyo. Sayaka bergerak secepat kilat dan selentur air, karena Iron Sand sudah tak berguna dia bisa menggunakan 3 sanchimaki-nya, dan sekarang dia membawa 3 benda itu, menebas, menghancurkan, dan memotong apa yang ada dihadapannya, membuatnya menjadi seperti mesin pembunuh yang mengerikan, ditambah lagi kekuatan chakra hachibi (chakra hachibinya belom keluar) yang mengubah wajahnya menjadi mirip harimau. Dia sudah hampir tertangkap oleh puluhan Hito-Kugutsu, namun dia melawan dengan tenaga liarnya –Oi, apa yang kau lakukan?- tanya Sayaka didalam kepalanya (dia bisa ngobrol sama hachibi) –Kenapa?- tanya Hachibi polos –kekuatanmu berlebihan, cepat sekali- protes Sayaka, masih berkonsentrasi pada kugutsu-kugutsu Sasori –dasar, berterimakasihlah, kau bisa saja sudah mati tau- kata Hachibi –kalau begitu kenapa kau tidak menawar racunku?- kata Sayaka –aku baru saja selesai menawar racunmu, Sayaka- kata Hachibi kalem –oh, terimakasih- kata Sayaka.
Kerumunan boneka makin dekat, Sayaka mengambil sesuatu dari tas senjatanya dan melemparkannya ke arah Sasori, “KALI INI KAU PASTI AKAN MATI!” teriaknya, sekuat tenaga melempar benda itu. ‘Apa yang dia lemparkan itu?’ pikir Sasori, namun terlambat, sebelum dia bisa menghindar, benda itu berubah bentuk menjadi sebuah kepala monster terbuat dari kayu dengan ribuan gigi, menancapkan gigi-gigi tajamnya pada Sasori, dibagian belakang benda itu terdapat segel, dan sekarang, Sasori terhimpit diantara dinding tebing dan benda itu. “Selesai sudah” kata Sayaka, tersenyum menang.
Tertatih-tatih, Sayaka berjalan ke arah Nenek Chiyo dan Sakura, kakinya gemetar, karena banyaknya chakra yang dia gunakan, “Sudah selesai, kita menang” kata Nenek Chiyo tersenyum. Sayaka balas nyengir, tapi kemudian matanya menangkap sebuah gerakan. (ryaaringan udah gak aktif) Beberapa meter dibelakang Nenek Chiyo dan Sakura, Sasori berdiri, diantara kugutsu-kugutsu yang sudah hancur, atau tidak bisa lagi bergerak karena tidak ada yang mengontrol mereka, tangannya memegang katana.
‘Oh lagi-lagi’ keluh Sayaka, berlari secepat yang kakinya bisa menuju Nenek Chiyo dan Sakura. Nenek Chiyo menoleh kebelakang, “Sayaka!” teriak Sakura. Disana Sayaka, dengan katana menembus perutnya tepat menusuk di organ vital, sebagian darahnya terciprat ke wajah Nenek Chiyo. Wajah Sasori sama kagetnya dengan wajah Sakura dan Nenek Chiyo, “Apa yang kau lakukan?!” bentak Sasori dengan suara antara marah, kesal, dan sedikit takut, “Sa-sayaka… Ke- kenapa……?” tanya Nenek Chiyo, “Tidak apa-apa Chiyo-Baa, bisa kusembuhkan” Sayaka tersenyum menenangkan, darah sudah menetes keluar mulutnya.
Sayaka mulai menyembuhkan lukanya, tidak begitu sulit karena Hachibi juga membantu, ‘Menyembuhkan luka meskipun katana masih menancap diperutnya, gadis ini, benar-benar hebat’ pikir Sasori, kemudian dia menusuk lebih dalam lagi, “Ugh…” erang Sayaka. ‘Ke-kenapa? Aku tidak bisa mengontrol chakra’ pikirnya, “Kukuku, asal kau tahu katana ini juga dilumuri racun” ejek Sasori. Pedang masih menancap dan racun Sasori membuat Sayaka gemetar dari kepala sampai kaki. Pelindung chakra yang dia buat untuk Sakura pecah, tinta (dilukis) menyiprat kemana-mana, “Sayaka!” seru Sakura, ingin menolongnya tapi jatuh. “Tidak apa-apa, Chiyo-Baa cepat, pakai penawar racunnya, aku tidak apa-apa” kata Sayaka meringis, satu tangannya memegang katana Sasori, satu tangan memegangi perutnya.
“Chiyo-BaaSama tunggu apa lagi? Cepat pakai” kata Sayaka tak sabar, alih-alih menyuntikkan penawar racun itu ketubuhnya, Nenek Chiyo malah menyuntikkan penawar racun itu ke Sayaka. “Hmph, lebih memikirkan orang lain, aku sudah bosan sekali dengan ini” dengus Sasori menarik katananya, tapi katananya tidak bergerak, “Tak akan kulepaskan” kata Sayaka, Sasori berusaha menarik katana itu namun katana itu hanya bergetar karena tarikan kedua orang itu, “Huh, masa bodoh” dengus Sasori, memutar tangannya sampai ke siku, lalu melepaskan diri, daerah siku, sampai jari sekarang adalah pedang. “Sekarang kalian berdua bisa mati” kata Sasori, mundur kemudian berlari kearah Nenek Chiyo dan Sakura.
Sayaka, walaupun tubuhnya gemetar hebat, dan lumpuh, tetap berusaha berlari kehadapan mereka dan melindungi mereka, sementara itu Nenek Chiyo sudah ambruk ketanah, “Sudah! Sudah Sayaka! Kau pergilah! Biar aku saja, tolong” seru Sakura, tak tahan melihat Sayaka terus disiksa seperti itu. Ketika Sasori sudah dekat, Nenek Chiyo bangun, dan menarik kedua kugutsu ayah dan ibu-nya, dan dengan satu gerakan mudah, pedang yang kedua kugutsu itu pegang menembus lingkaran yang tepat di tengah dada Sasori. Ajaibnya, dari lingkaran dengan kanji “Sasori” itu mengeluarkan cairan ungu kemerahan seperti darah, dan menciprat pipi, dan mulut Sayaka. “Kau lengah, Sasori” kata Nenek Chiyo. Sayaka sudah tidak kuat lagi, setelah mengerjap beberapa kali, dia menyerah dan ambruk ketanah.
“Sayaka!” seru Nenek Chiyo dan Sakura bersamaan, “Aku akan menyembuhkannya” kata Nenek Chiyo, “Pertama-tama keluarkan dulu katananya” katanya, mengluarkan katana yang menembus perut Sayaka dengan perlahan-lahan “Ugh…” erangnya, -Hei Sayaka kau kenapa??- Hachibi bertanya khawatir padanya (ini terjadi didalam kepala Sayaka ok bukan flashback)
-Ughh… sebuah katana beracun menembus perutku! Masa kau tidak tau sih- semprot Sayaka, Hachibi tampak tersinggung, -jadi nenek itu menyembuhkanmu?- tanyanya –hei, hati-hati bicaramu, dia itu penatua Sunagakure tau! Dan yah, dia sedang berusaha menyembuhkanku- jawab Sayaka, -huh, kau ini, masalah itu selalu saja datang padamu, ceroboh- dengus Hachibi            -berisik, sekarang, kalau kau tidak mau membantu, lebih baik, kau pergi tidur sana- kata Sayaka, -huh, akan kubantu- jawab Hachibi, -trims- kata Sayaka, -hmm- balas Hachibi-.
            “Percuma, aku sudah menusuknya dibagian vital, aku tahu kalian semua adalah ninja medis, makanya aku memilih tempat yang tidak dapat disembuhkan” Sasori menyeringai, “Aku baru selesai dengan pertolongan pertama, sekarang, dia tidak akan mati” kata Nenek Chiyo, lalu menaruh kedua tangannya diperut Sayaka. Alih-alih chakra hijau, yang bersinar sekarang adalah chakra berwarna biru, “Apa yang kau lakukan?” tanya Sasori, “Ini bukanlah jurus medis, tapi jurus tensei, aku mentrasferkan energi kehidupanku kepadanya” jelas Nenek Chiyo, “A-apa?” tanya Sasori dan Sakura bersamaan. “Jurus ini tadinya kuciptakan untukmu, Sasori, kalau kau membutuhkannya, jurus ini juga bahkan bisa menghidupkan boneka, tapi tentu saja dibayar dengan nyawa pengguna jurus ini” kata Nenek Chiyo lagi.
            “Ch-Chiyo-BaaSama!” seru Sakura, tapi kemudian mereka semua terdiam, melihat Sayaka mengerjapkan mata, matanya membuka, memperlihatkan warna biru-senja yang sangat indah, “Sayaka!” Sakura berseru. “Tunggu! Kenapa Chiyo-BaaSama tidak…?” tanya Sakura, “Dia belum benar-benar mati, hanya sekarat, tapi dia hidup sekarang” kata Nenek Chiyo. “Payah” gumam Sasori, “Apa kau bilang?” tanya Sayaka, berusaha mendongak, “Payah karena kau hidup lagi! Kenapa kau tidak menyerah saja dan biarkan akatsuki membunuhmu!” teriak Sasori.
Sayaka terncengang, sudah bertahun-tahun dia tidak merasakan perasan ini dengan satu gerakan dia menonjok Sasori. Marah, kesal, sedih, semua bercampur dalam dirinya dan tanpa dia sadari, dia menangis, “Kau……… memangnya aku minta kehidupan ini? Memangnya aku bahagia dengan hidupku!” teriak Sayaka frustasi, Sasori diam saja tak mengacuhkannya. “Kenapa kau tak bisa menghargai hidup…” kata Sayaka sedih, “Aku tidak menghargai hidup, karena inilah aku, makhluk yang aku pun tidak tahu apa, aku bukan manusia, feh, wanita memang suka melakukan hal tak berguna” kata Sasori, Sayaka diam saja, “Tapi aku juga bukan boneka, kau tak akan pernah mengerti perasaanku” dengus Sasori. “Tapi kau hidup dengan orang yang menyayangimu! Aku hidup penuh dengan kesendirian, bibiku (bukan tsunade) mengurusku karena terpaksa, tidak ada yang mengakuiku!” jerit Sayaka, tangisnya semakin deras, “Oi oi, apa kau ini benar-benar shinobi? Shinobi tidak seharusnya menunjukkan airmatanya, bodoh” kata Sasori, “Tutup mulut!” bentak Sayaka, menangis, dan menghapus air matanya, “Dasar perempuan” cemooh Sasori. Tanpa sadar Sayaka meletakkan telapak tangannya ke lingkaran didada Sasori, satu-satunya benda hidup yang ada didirinya, merasakan cairan ungu itu membasahi tangannya. “Jangan sentuh aku” kata Sasori, “Kau sudah mau mati tak usah banyak omong” kata Sayaka, Sasori memandangnya dingin.
”Bodoh, kau pikir aku tidak tahu apa yang membuatmu tetap hidup?” gerutu Sayaka, ”N-nani?” kata Sasori agak kaget, ”Aku tahu kau sangat mengasihi kugutsu-kugutsumu, dan tenagamu berasal dari mereka, kau membuat dirimu sendiri menjadi sebuah kugutsu dan mencoba untuk menghancurkan jiwamu, tapi kau tidak bisa.” jelas Sayaka. Sasori menutup mata, membiarkan kata-kata Sayaka meresap ke dalam dirinya, ”Kau adalah ahli kugutsu! Bukan kugutsu tak berharga yang membiarkan orang lain yang menarik benang chakranya!” seru Sayaka. ”Ketika seorang ahli kugutsu membiarkan orang lain mengontrolnya, semua sudah berakhir, aku tidak akan kalah darimu, atau apapun yang mengontrolmu, kalau aku menjadi ahli kugutsu, dan mengontrol tubuhmu yang disana, sama saja dengan mengontrol dirimu yang asli,” Sasori masih menutup matanya. ”Teknik-teknikmu, dan kugutsu-kugutsu yang kau ciptakan, tidak akan pernah menghilang atau membusuk, selama ada penerus yang akan meneruskan teknikmu dan menggunakan kugutsumu, dan itu sama saja, jiwamu tidak akan membusuk, dan walaupun kau mati, kau akan tetap hidup di kenangan penerusmu!”. Sasori mendesah dan menyeringai, ”Heh, mungkin.. itu adalah bentuk yang ingin kuwujudkan dalam seniku” kata Sasori. Sayaka tersenyum kecil.
Sasori membuka matanya dan menatap langsung ke mata Sayaka, “Aku tahu bagaimana perasaanmu, walaupun kau sekarang sudah tak bisa merasakan lagi, aku tahu kalau kau kesepian, aku mengerti” kata Sayaka. ”Kau tak tahu apa-apa” kata Sasori keras kepala, ”Heh, baka, kau pikir aku tak tahu kalau kau berbohong, tahukah kau bagaimana aku bisa mengerti perasaanmu?”. Sasori diam saja, ”...Karena, kau sama denganku” kata Sayaka lagi, Sasori terhenyak, ”Apa maksudmu?”, ”Kau sendirian dan kesepian, tapi kau berusaha menutupinya, kau berpura-pura kau baik-baik saja dan menutup diri dari orang lain, tetapi dalam hati, kau sangat kesepian, aku juga.. dulu seperti itu, Sasori, aku berusaha agar terlihat tegar dan tak peduli, tapi pada malam hari, aku menangis kesepian” jelas Sayaka.
Anehnya Sasori tertawa kecil, “…Kau, mirip sekali dengannya” kata Sasori, “Dengan siapa?” tanya Sayaka, “Teman kecilku, dulu ada anak perempuan yang dekat sekali denganku, dia mirip sekali denganmu, dialah satu-satunya orang yang dapat menenangkanku disaat aku marah dan sedih” kata Sasori. “Tapi dia sudah pergi dan takkan kembali” kata Sasori, Nenek Chiyo kemudian tercengang dan memandang Sayaka seolah-olah dia tahu sesuatu, “Kalau begitu, aku akan menjadi temanmu, Sasori” kata Sayaka tanpa berpikir, “Apa? Kau pasti bercanda” dengus Sasori tak percaya.  “Aku serius, ini ajalmu, setidaknya memiliki teman yang peduli padamu sampai saat-saat terakhirmu, bisa membantumu kan?” kata Sayaka tersenyum hangat. Ekspresi Sasori sulit dibaca, dan tanpa emosi, tiba-tiba dia berkata, “…Ya…” Sayaka tersenyum. Bahkan Sakura dan Nenek Chiyo tersenyum. “…Datanglah ke jembatan Tenchi di desa Kusa, 10 hari dari sekarang” kata Sasori tiba-tiba, “Eh?” kata Sayaka, “Kau ingin informasi soal Orochimaru kan? Anggaplah ini sebagai penghargaan karena sudah mengalahkanku” kata Sasori.
“Sayaka…”, “Apa?”, Sayaka menunggu dan menatap Sasori, ”Kau tahu bagaimana cara memperbaiki kugutsu?” tanya Sasori. Sayaka menaikkan sebelah alis atas pertanyaan ini, ”Yaa, lumayan, di rumahku ada banyak buku tentang kugutsu, dan aku sering membacanya” jawab Sayaka, Sasori menghela nafas, ”Kalau begitu, maukah kau membawa kugutsu ayah dan ibuku dan memperbaikinya?” tanya Sasori. Tersenyum, ”Ya, tentu saja” jawab Sayaka, ”Terimakasih” kata Sasori.
“Hal terakhir yang bisa kulakukan untuk temanku, akan kulakukan” kata Sayaka nyengir lebar, “Aku minta maaf, atas apa yang kulakukan” kata Sasori, “Tidak apa-apa, Sasori” kata Sakura, Nenek Chiyo mengangguk. “Selamat tinggal, Sasori” Sayaka berbisik, “Selamat tinggal, Sayaka” kata Sasori, tersenyum kecil. “Semoga kau bertemu orangtuamu” kata Sayaka lagi, menahan tangis, dan Sasori tersenyum, dan jatuh ketanah.
“Sayaka, bawa mayat Sasori” kata Nenek Chiyo menguasai diri, “Hah?” kata Sayaka kaget, “Bawa mayat Sasori, ada yang ingin kulakukan” kata Chiyo-BaaSama. Sayaka tampak bingung dan tak yakin begitu juga Sakura, tapi tetap saja Sayaka membawanya. Mereka lalu pergi dari situ dan mencari Naruto serta Guru Kakashi.
Akhirnya mereka bertemu, mayat Sasori dibungkus dengan jubah dari sebuah boneka. “Bagaimana Gaara?” tanya Sayaka, “Disitu” jawab Naruto. Sayaka tampak sedih, dia menundukkan kepala, “Aku senang kau baik-baik saja Sayaka-Chan” kata Naruto. Sayaka merasa tidak layak menerima kata-kata itu namun tetap mengucapkan “Trims” dan berusaha tersenyum. “Jadi Sasori mati?” tanya Guru Kakashi, “Iya, tapi Sayaka hebat, dia bisa membuat Sasori menyadari kesalahannya” kata Sakura berusaha menyemangati Sayaka. “Hebat, Sayaka” kata Guru Kakashi, mengerti situasi dan perasaan Sayaka.
Pertemuan mereka diganggu dengan bunyi denting logam yang bertabrakan, “Ada yang bertarung” kata Guru Kakashi, “Tim Gai?” tanya Sakura, “Ya” jawab Guru Kakashi. Mereka segera berlari ke arah suara itu terdengar, benar saja, Deidara melawan Tim Gai. Deidara memakan claynya, dan tiba-tiba Deidara muncul dibelakang Sayaka, “Apa?” seru Sayaka kaget. “Aku tahu apa yang akan terjadi setelah ini” gumam Deidara, lalu menggumamkan sebuah jurus, Sayaka ingin menghindar namun ular clay melilitnya. Tepat ketika Deidara selesai melakukan apa yang dia lakukan Sayaka menendangnya keras sekali sampai menembus sebuah pohon besar.
Segalanya serasa terjadi dalam hitungan detik, Deidara menelan sebuah clay lain dan meledakkan diri, ‘Tak akan bisa’ pikir Sayaka, ujung jubah Sasori sudah hangus dimakan api. Untungnya, Kakashi memakai Mangekyo Sharingannya sehingga ledakan itu dipindahkan ke dimensi lain.
“Sayaka-Chan” kata Naruto tajam, “Ya” jawab Sayaka. Mereka tiba diluar hutan dan Sayaka menggunakan ninjutsu medis untuk menyembuhkan Gaara, 5 menit melakukan itu, Sayaka tahu sudah tidak ada harapan, namun dia tetap berusaha, dan menambah chakranya. “Sayaka-Chan…” bisik Naruto, “Tidak apa-apa Naruto, sebentar lagi Gaara juga pasti bangun” kata Sayaka berusaha tersenyum, menambahkan sedikit tekanan pada telapak tangannya di dada Gaara, lalu dia menunduk, dan menggumamkan kata-kata yang entah untuk siapa, “Pasti bisa, pasti bisa, harus bisa, harus bisa” seraya mengatakan itu, suaranya makin bergetar tiap kata, dia terus berusaha menyembuhkan Gaara sampai akhirnya Sakura memegang bahunya dan menggelengkan kepala.
Menolak mempercayai ini, tapi akhirnya dia sadar, Gaara telah pergi. Perlahan-lahan, butir-butir airmata menetes ke baju Gaara, Naruto tampak terpukul sekali. “Ini salahku, aku lemah, aku bodoh, aku tak berguna!” seru Sayaka tangannya mengepal didada Gaara, “Ini bukan salahmu, Sayaka-San” hibur Lee tapi semuanya tidak berpengaruh, “Kalau saja aku tidak lengah, kalau saja aku bisa mengalahkan Deidara, ini semua tak akan terjadi!” teriaknya frustasi, dan kesal. Tiba-tiba Naruto berteriak, “KENAPA GAARA HARUS MATI SEPERTI INI?!! KENAPA SELALU GAARA!”, “Tenangkan diri kalian Uzumaki Naruto dan Tsuto Sayaka” kata Nenek Chiyo. “BERISIK!” bentak Naruto, dia juga meneteskan airmata seperti Sayaka, “Ini semua salah kalian, kalian sangat sombong dan memasukkan bijuu kedalam Gaara! Apa kalian tidak tahu apa yang dia rasakan? KALIAN TIDAK TAHU BEBAN SEPERTI APA YANG DITANGGUNGNYA!” teriak Naruto. “Naruto…” bisik Sakura.
Nenek Chiyo tercengang lalu berdiri dan duduk disamping Gaara sehingga berhadapan dengan Sayaka, lalu menggunakan jurus yang sama yang dia gunakan untuk Sayaka. “Apa yang kau lakukan?” tanya Naruto, “Naruto!” seru Sakura tajam, “Dia akan membangkitkan Gaara!” seru Sakura dan Sayaka bersamaan. “Be-benarkah?” tanya Naruto, terkesan, “Ya, jadi kau diam saja!” kata Sayaka menyeka airmatanya. “Sial, chakraku tidak cukup” kata Nenek Chiyo, dan tiba-tiba, Naruto dan Sayaka mengulurkan tangan mereka. “Gunakan chakra kami” kata Sayaka, Nenek Chiyo tercengang memandang mereka berdua, “Baiklah, masing-masing taruh satu tangan diatas tanganku” kata Nenek Chiyo, setelah mereka melakukan yang demikian, cahaya biru itu membesar dan makin terang. “Naruto aku bahagia ada orang sepertimu didunia ninja, didunia ninja yang kami orang-orang bodoh ciptakan” kata Nenek Chiyo, Naruto mendongak kaget. “Naruto ini adalah permintaan dari seorang nenek tua, aku ingin kau menolong Gaara, kau dan Sayaka juga, benar-benar mengerti penderitaan yang dialami Gaara, tolong dia untuk bisa bebas dari penderitaan itu” kata Nenek Chiyo, Naruto nyengir sebelum mengatakan “Ya”.
“Dan Sakura, kau adalah gadis yang peduli pada teman-temanmu, kau ingin melindunginya walaupun kau terluka parah, tidak banyak gadis berani seperti kau, dan sejak Shishou kalian bersaudara -katanya sambil melihat Sakura lalu Sayaka- kuharap kalian bisa sedekat shishou kalian, persis seperti saudara, kalian pasti akan menjadi kunoicihi yang hebat, kau pasti akan melebihi Tsukina-Hime suatu hari nanti” kata Nenek Chiyo. “Ya, Chiyo-BaaSama” kata Sakura berusaha untuk tidak menangis.
“Dan, Sayaka, lain kali lindungi orang-orang yang berharga untukmu, bukan nenek tua sepertiku” kata Nenek Chiyo, “Ya” jawab Sayaka, dia takut, kalau dia bicara terlalu banyak, suaranya terasa jauh sekali darinya. “Hidupmu masih panjang, suatu hari nanti kau akan menjadi ratu dari klan Tsuto, jagalah hidupmu, untuk melindungi sahabat-sahabatmu, dan klan-mu” kata nenek Chiyo lagi, “Iya” kata Sayaka dengan suara bergetar. “Oh ya Sayaka, aku punya permintaan untukmu” kata Nenek Chiyo, “Permintaan apa, Chiyo-BaaSama, aku berjanji akan memenuhinya” kata Sayaka. “Jangan sering-sering menggunakan janji, janji adalah kata yang keras, bila dilanggar akan menghantuimu seumur hidup, kau persis sekali dengan ibumu” jelas Nenek Chiyo tertawa kecil, “Me-memangnya kenapa?” tanya Sayaka. “Aku tahu kalau aku mengatakan ini akan kedengaran seperti orang gila tapi, aku meminta kau untuk membangkitkan Sasori” kata Nenek Chiyo lemah. Sayaka, Naruto, semuanya bengong mendengar permintaan Nenek Chiyo, “Yah, Chiyo-BaaSama, aku memang bisa melakukannya, tapi---“ “Kau bisa membangkitkan orang mati?” tanya Naruto dan Sakura bersamaan, “Akan kujelaskan nanti” kata Sayaka tak sabar. “Sayaka, kau memiliki darah yang spesial, bukan karena kau Jinchuuriki, tapi karena kau adalah keturunan asli pendiri klan Tsuto, dan klan Tsuto memiliki benda legendaris yang diwariskan turun temurun oleh keturunan asli, dan benda itulah, yang sekarang ada di tas senjatamu” kata Nenek Chiyo.
“Tapi nek, pewaris kalung ini hanya dapat memakainya 1 kali dalam seumur hidupnya, dan kalau dipakai, pada saat si pewaris mati, nyawanyalah yang akan mengisi kalung ini” kata Sayaka,  “Maaf Nek, tapi, aku ingin menggunakan kalung ini untuk Nenek” kata Sayaka lembut. “Tidak Sayaka, biar kuceritakan sebuah kisah tentang Sasori” kata Nenek Chiyo, lalu menceritakan masa lalu Sasori. “Tapi kenapa aku?” tanya Sayaka. “Aku hanya percaya, dengar, setelah kepergian anak perempuan itu, Sasori menjadi berubah, dan dia menutup diri, kupikir, hanya gadis itu yang bisa membuat Sasori bahagia, tapi, hari kau telah mengubah hati Sasori menjadi baik, aku sangat menyayanginya, kumohon” kata Nenek Chiyo. Sayaka menelan ludah lalu berkata, “Ya, Chiyo-BaaSama”. “Dan juga, kalau Sasori sudah hidup nanti, tolong jaga dia, dia sudah kehilangan orangtuanya, aku khawatir dia tidak akan kuat kalau dia kehilangan seseorang yang dia kasihi lagi” kata Nenek Chiyo, Sayaka nyengir lemah, dan berkata, “Tak usah khawatir, Chiyo-BaaSama”, nenek Chiyo tersenyum, ”Suatu hari nanti, kau akan menjadi empress yang hebat, Sayaka, kau pasti akan melebihi Tsunade-Hime, aku yakin itu” kata nenek Chiyo, ”Iya, terimakasih nek”.
Dan akhirnya, Gaara hidup, sementara Nenek Chiyo mati dengan bahagia atas jalan yang dipilihnya.
To be continued.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Post a Comment