RSS

Red Water Fairy and Red Puppet Master Chapter 4 : Resurrection of The Puppet Master

Recall : Nenek Chiyo mengorbankan nyawanya demi membangkitkan Gaara, Gaara hidup kembali dan di chapter ini, nasib apakah Sasori akan dibangkitkan atau tidak, akan kita ketahui........
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
“Jadi itu permintaan Chiyo-BaaSama” kata Gaara serius, “Iya” jawab Sayaka. Ekspresi Gaara sulit dibaca, sementara mayat Sasori ditaruh begitu saja disofa. “Ini adalah permintaan yang sangat sulit” desah Gaara, kemudian penatua lain, kakak Nenek Chiyo masuk, “Aku mendengar semuanya” katanya. Sayaka mendesah, belum pernah dia sebingung ini seumur hidupnya. “Apa kita perlu mengadakan rapat?” tanya Gaara, “Tidak, tidak perlu, ini adalah pemintaan Chiyo, dan gadis ini -mengangguk ke Sayaka- telah mengatakan janji, kalian semua tahu kan kalau janji adalah kata yang keras, akan menghantuimu kalau kau langgar” jawabnya. Jawaban ini membuat Sayaka tidak enak.
“Maaf, kalau aku tidak bilang janji…” kata Sayaka lemah, “Maaf? Kau tidak bersalah nak” kata penatua itu. “Sakura telah menceritakan semuanya” katanya tenang, “Baguslah” gumamnya, “Jadi apa yang akan kita lakukan?” tanya Guru Kakashi. “Kalau Sasori benar-benar minta maaf seperti tadi, aku tidak melihat alasan untuk tidak membangkitkannya” kata penatua.
“Baiklah, kita mulai sekarang” kata Sayaka, duduk disebelah tubuh Sasori, dan mengambil kalung Tsuto yang selama ini dia simpan. Sayaka menghela nafas, kemudian meletakkan satu telapak tangan di lingkaran kanji Sasori, dan menggunakan ninjutsu medis. “Hei, itu untuk apa?” tanya Naruto, “Bagaimana seseorang bisa hidup kalau jantungnya ditusuk?” Sayaka menjawab tidak sabar (kayaknya ‘sesuatu’ dilingkaran sasori itu jantung). Kemudian dia meneteskan sebuah cairan kebiruan dari kalungnya, dia dapat merasakan kalau jantungnya sudah kembali sempurna.
Sayaka mendesah, “Baiklah”. Dia lalu melakukan gerakan tangan, dan kemudian kalungnya terbuka (bentuk kalung : kayak tabung reaksi tapi makin kebawah makin sempit terus ngeruncing, segi 6 dibuat dari kristal warna biru), sesuatu tanpa bentuk dan bersinar muncul keluar, Sayaka lalu meletakkan sebelah tangan kedada Sasori, dan ‘sesuatu’ itu masuk kedalamnya. Sangat sulit untuk mengontrol pendistribusian dari ‘sesuatu’ itu ke tubuh Sasori, kalau tidak seimbang, bisa terjadi kecacatan (gue bikin asal aja).
“Sulit sekali” keluh Sayaka, masih berusaha untuk melakukannya, “Agak terlalu banyak dikepala” kata Neji memperingatkan, dia membantu Sayaka untuk mendistribusikan chakra Sasori. “Baik, bagian atas sudah cukup seimbang sekarang kebawah” kata Neji, “I-iya” kata Sayaka. Kemudian kepalanya terasa berat, dia hampir jatuh, “Sayaka! Kaki sebelah kiri terlalu banyak!” Neji memperingatkan lagi, “Aku tak kuat” keluh Sayaka. “Pakai chakraku” kata Gaara, “Hah?” kata Sayaka pongo, “Nih, pakai, sebagai balas budimu dan Nenek Chiyo” kata Gaara. “Oh…eh… iya” katanya.
Selama 15 menit mereka melakukan itu, akhirnya selesai. “S-Sayaka? Sakura? Gaara?!” tanya Sasori kaget, “Kalian mati?” tanyanya polos. Sakura kesal dan memukulnya, tapi dicegah oleh Naruto. “Gaara-Kun, atau siapapun tolong jelaskan, aku sudah terlalu capek” kata Sayaka. “Aku akan ambil air” kata Temari, bergegas menuju dapur.
Gaara dan Sakura menjelaskan panjang lebar apa yang terjadi. Mata Sasori melebar, kentara sekali shock, “Wah…” desahnya, berusaha mencerna informasi yang dia terima. “Lebih baik kita tinggal 1 hari disini, keadaan Sayaka kelihatannya parah” kata Kakashi. “Jangan… aku masih bisa” kata Sayaka, “Kau tidak bisa, kau benar-benar butuh istirahat, chakramu terganggu, dan sepertinya akibat proses tadi, beberapa titik pertemuan chakramu tertutup, dan beberapa terdapat didaerah penting” kata Neji. Sayaka merasa kesal, namun tidak bicara apa-apa ketika Sakura menyembuhkannya.
“Sayaka-Chan tidak apa-apa kan?” tanya Naruto. “Sssh Naruto! Dia tidur, kelelahan sekali sepertinya” kata Sakura. Kakashi dan yang lain sepertinya bersiap-siap untuk tidur juga, tapi Sasori memandang keluar jendela, menatap langit, bulan bersinar terang, kali ini bulan sabit, banyak bintang bersinar terang. “Hei, kau tidak tidur, Sasori?” panggil Naruto, “Aku tidak ngantuk” kata Sasori singkat, “Oh, ya sudah” kata Naruto angkat bahu. Akhirnya semua orang tertidur, entah kenapa Sasori merasakan perasaan aneh, yang membuatnya tidak bisa tidur. Merasa tidak ada yang bisa dilakukan, dia beranjak bangun dan memandang ke jendela, dia memandang setiap orang yang ada diruangan itu sampai akhirnya pandangannya jatuh ke Sayaka. Tanpa sadar dia memandang Sayaka, dan berbagai pikiran terlintas dibenaknya sementara dia memandang Sayaka, ‘Hmh, apa Sayaka benar-benar Ya-Chan? Mirip sekali, mulai dari rambut, sikap, klannya, matanya, dan wajahnya, wajah Ya-Chan benar-benar mirip dengannya, cantik… bukan menurutku lebih mendekati manis, dan matanya, begitu indah, murni, Ya-Chan juga berasal dari klan Tsuto, hmh aku ingat bunga Sayaka (bikinan), aah, sadar Sasori! Sadar! Apa yang kau pikirkan?!’ Sasori mengalami perang batin yang kuat.
Esok paginya, tim 7 dan tim Gai berkunjung ke makam Nenek Chiyo sebelum mereka pulang. Sesampainya disana sudah ada 2 orang disana, satunya adalah Penatua, dan yang satu lagi adalah Sasori, dia membawa sebuket bunga Sayaka, dan meletakkannya dengan hati-hati dimakam Nenek Chiyo, “Bagaimana pun juga, Sasori ternyata menyayangi Chiyo-BaaSama” gumam Sakura sedih. “Bukannya dia tidak dapat merasakan apa-apa?” bisik Naruto dan Sayaka memukulnya, “Sensitif sedikit bisa tidak?” desis Sayaka. “Ow.. ow…” Naruto meringis, memegangi kepalanya.
“Kalian…” kata Sasori menyadari kehadiran mereka. Sayaka, Sakura, dan Tenten tersenyum padanya Naruto, Lee dan Gai nyengir kepada 2 orang itu. “Bunga Sayaka” kata Temari berusaha memecah keheningan, “Bunga favorit Chiyo” desah Penatua. “Chiyo-Baa selalu bilang, Sayaka merah (ok! Ini bunga yg gue karang2 :3… sebenernya, Sayaka artinya morning glory pink [kayaknya], cuman gue suka bunga warna merah, jadiii, dicerita ini Sayaka adl. Morning glory merah, terus morning glory itu pohon, kea Sakura gitu) adalah bunga favoritnya dan menurutnya yang terindah, dan dapat hidup di daerah kering seperti Sunagakure ini” kata Sasori, duduk untuk mengelus kelopak Sayaka yang berwarna merah cerah.
“Iya, bunga Sayaka memang indah, kalau semua bunganya sudah mekar, pohon Sayaka akan terlihat seperti berdarah atau terbakar, karena bunganya yang berwarna merah (klo sakura mekar semua, pohonnya kec. Batang jadi warna pink, klo sayaka jadi warna merah)” kata Sakura, “Bunga Sayaka merah, dijuluki bunga berdarah, tapi menurutku itu bunga yang indah” kata Penatua. Semua lalu menatap Sayaka, yang hanya angkat bahu soal keadaan ini.
“Chiyo punya harapan besar untukmu, Sayaka” kata Penatua setelah beberapa menit hening, Sayaka mendongak dia sedang berdiri disamping batu nisan dan menaruh satu tangan disitu. “Apa yang dia katakan untukmu sebelum ajalnya, itu adalah harapannya” kata Penatua, Sayaka tetap diam, merasa tidak nyaman. “Aku akan memenuhi harapannya aku janji” kata Sayaka akhirnya, tetap menatap ke pasir, Penatua tersenyum.
Sayaka memperhatikan kalau Sasori tampak sedih, “Kenapa kau kelihatan sedih?” tanyanya, berusaha menghibur, Sasori menghela nafas. “Untuk pertama kali dalam hidupku, aku menyesal merubah diriku menjadi boneka”, Sayaka dan yang lain diam saja, tidak tahu harus berkata apa. “Ini, hidup ini, aku tidak layak menerimanya, untuk pertama kali, aku ingin dapat merasakan sakit dan senang”. Semuanya diam, ragu untuk berkata apa, kemudian Sasori bertanya, “Apakah boneka dapat mencintai, mengasihi?” yang membuat semua tercengang, “Tentu saja, semua dapat mencintai Sasori” kata Sakura dan Naruto menghibur. Tetapi Sayaka dengan ekspresi kosong berkata, “Tidak, boneka tidak dapat mencintai, Sasori-San”, “Apa maksudmu? Jangan berkata begitu!” seru Naruto, Sasori tampak seperti Sayaka baru saja menamparnya.
“Tak ada maksud untuk mengejek, tapi, boneka adalah benda mati, dia tidak memiliki bagian yang hidup, tak bisa bicara, bergerak bila digerakkan, tak bisa berpikir” kata Sayaka, “Apa maksudmu?” tanya Sasori hampa. “Kau salah memandang dirimu, Sasori-San” kata Sayaka lembut, Sasori menatapnya, “Kau bukan boneka” kata Sayaka lagi, “Aku tidak mengerti” balas Sasori. “Dengar, boneka tak bisa berpikir atau bergerak sendiri, tetapi kau bisa berpikir dan menyusun strategi dengan sangat baik, kau bisa bergerak sesuai keinginanmu” jelas Sayaka, “Kau salah” desah Sasori. “Dengar, kau bukan boneka karena kau punya ini” kata Sayaka tak sabar.
Tangannya dengan mantap bergerak dan meletakkan diri di dada Sasori, tepat dilingkaran yang berisi chakra atau jantungya. “Apa yang-“ Sasori bertanya tapi dipotong oleh Sayaka, “Kau memiliki hati, Sasori-San” katanya lembut. Mata Sasori melebar, “Kau—“, “Walau kau tidak menyadarinya, kau dapat merasakan sedih, marah karena perasaan macam ini dapat menembus perasaan yang hanya dapat dirasakan oleh panca indera, kau bisa merasakan senang marah, sedih, kesal, dan bahkan cinta, karena kau memiliki hati” kata Sayaka lembut sambil tersenyum hangat, “Kau mengingat sahabatmu, tidak membunuhku dan mengakui dan minta maaf atas kesalahanmu karena kau memiliki hati” kata Sayaka lagi. “Sayaka…” suara Sasori tercekat, terharu, kalau dia manusia dia pasti sudah menangis sekarang.
Sayaka menatap Sasori, dalam hati dia merasa kasihan pada Sasori, Sasori telah melewati begitu banyak penderitaan tapi dia tak pernah protes, ini membuat Sayaka teringat pada Gaara. Kemudian dia tiba-tiba bicara, “Sasori-San, aku berjanji, aku akan mengubahmu menjadi manusia” katanya mantap. Kini semuanya melongo memandang Sayaka, kaget. “Sayaka bagaimana kau akan melakukannya?” tanya Sakura, “Jujur, aku tidak tahu, tapi Sasori-San, kau telah melewati begitu banyak beban, kau tidak pernah protes, kau telah kehilangan begitu banyak, tapi kau tidak pernah marah, aku… aku ingin memberikan sesuatu untukmu” kata Sayaka, matanya dipenuhi kesedihan sekarang.
Sasori tertegun mendengar kata-kata Sayaka, ‘Apa dia bisa?’ pikir Sasori skeptis, namun toh tetap merasa senang karena ada orang yang mengerti perasaannya, “Terima kasih, Sayaka” katanya. Kali ini semuanya tersenyum, “Aku akan membantu, Sayaka” kata Sakura, tersenyum padanya, senyum Sayaka bertambah lebar, “Trims, Sakura-Chan”. “Nenek Chiyo pasti bahagia di alam sana” kata Gaara untuk pertama kalinya, memandang Sakura dan Sayaka. “Beliau mati dengan terhormat” kata Kankuro. “Dia adalah orang baik” kata Sakura suaranya bergetar, “Orang yang sangat baik” kata Sayaka menyetujui.
“Ayo, kita pulang” kata Kakashi akhirnya. “Tunggu, bisakah aku bicara sebentar dengan Sayaka?” tanya Sasori, “Ya, ya, tentu saja, kami akan menunggu” kata Kakashi. Sayaka, tampak bingung, tapi ikut juga akhirnya.
“Kenapa, Sasori-San?” tanya  Sayaka, “Pertama, apa kau selalu menggunakan San, Kun, dan Chan?” tanya Sasori. “Maaf kalau kau tidak suka, tapi ini kebiasaan dari kecil” gumam Sayaka, “Oh” jawabnya. “Jadi apa yang ingin kau bicarakan?” tanya Sayaka, “Oh, iya, aku ingin memberikan sesuatu padamu” kata Sasori, “Sesuatu apa?” tanya Sayaka, “Yah, sebagai tanda terimakasih atas yah kau tahulah” kata Sasori, Sayaka menaikkan sebelah alis. “Memangnya kau ingin memberiku apa?” tanya Sayaka, “Ini” kata Sasori mengeluarkan sesuatu dari kantongnya. Itu adalah kelopak Sayaka merah yang dikeringkan, ditengah-tengahnya terdapat sebuah mutiara warna putih, sepertinya itu adalah jepit rambut. “Sasori-San, ini, indah sekali” kata Sayaka terpesona. “Ini dulunya milik sahabat baikku, tapi dia sudah pergi, jadi kuberikan untukmu” jelas Sasori, “Milik sahabat baikmu? Sasori-San! Tidak perlu, kau simpan saja, ini kan---“ “Kuberikan karena kau mirip sekali dengan sahabatku, baik dari sifat atau wajah, terimalah” kata Sasori. “...Terimakasih” kata Sayaka, lalu menjepitkan bunga itu di ujung poni sebelah kiri.
“Sebaiknya aku pergi sekarang” kata Sayaka, tersenyum, “Ya, selamat tinggal” kata Sasori, “Sampai jumpa” balas Sayaka. Lalu menyusul Naruto dan yang lain, segalanya terasa lebih menyenangkan hari itu.
To be continued.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Post a Comment