RSS

SPICE!RS! family :D

Di dunia ini, setiap orang pasti punya temen ato sahabat deket, nah, gue juga sama. Ada 5 sahabat yang udah gue anggap sebagai keluarga sendiri. Oke, gue akan menceritakan soal temen-temen gue ini. *perhatian, nama2 dibawah ini bukan nama sebenarnya


1. Stevie
Stevie ini udah dianggap sebagai 'ibu' dari semua spicers, soalnya, Stevie ini anaknya tenang banget, kalo ketawa itu gak pernah ampe "BUAHAHAHAHAHAHAAH!" gitu, terus dia itu pinter banget, cantik banget lagi pol deh. Dan, dia itu putihnya minta ampun, udah kayak susu, ampe uret-uretnya udah kayak dilukis pake spidol ijo, terus dia itu jago banget gambar, terus dia itu baiiik banget, kalo ada yang ngomongnya gak bener, pasti diingetin ama dia kea gini, "Eh, ngomongnya jangan gitu, kita seharusnya mengeluarkan ucapan yang membangun," uwah, pol deh.


2. Reina 
Ehm, dia itu orangnya cuek, rada gloomy gitu, jago gambar juga, tapi ga sejago mama Stevie :D terus dia itu selalu membela gue kalo 'adik-adik' gue mengganggu gue *hohoho* terus dia itu pinter, tetapi tetap saja, lebih pintar mama stevie hoho, tetapi seperti kata-kata orang, ada kelemahan ada kelebihan. Bagaimana pun kadang gue keseeeeeeel banget sama dia, gue tetep sayang sama dia, soalnya, dia itu bener-bener pendengar yang baik, dia orangnya enak banget buat diajak curhat, terus dia bisa ngasih solusi, pokoknya, kalo gue ngerasa ga enak, pasti gue langsung(?) curhat ke dia :)


3. Tabister
Ini dia, si produsen tawa, pokoknya ini anak kedua (ato tetangga) ini kocak deh haha. Bahkan ngeliat ekspresi mukanya aja bisa bikin SPICE!RS! ketawa ngakak ampe nangis *oke itu lebay tapi emang ekspresi mukanya kocak2 ampe ketawa guling2 pokoknya we lop you full deh XD


4. Sayaka
Sayaa, dikenal sebagai anak dengan perkataan menghujam. Sarcastic. Terus gampang ketawa, dan sering banget membully 'adik gue' yaitu sera.


5. Sera
Cheerful, Happy, Funny, pokoknya seru deh, sering banget gue bully, soalnya dia emang orang yang cocok buat diperbudak dan dibully. Tapi, walopun begitu, gue SAYAANG *bukan lesbi* BANGET sama temen gue yang satu ini, kebayang deh, kalo ga ada dia gimana deh rasanya, pasti sepi V.V walopun kata-kata gue emang kadang kelewatan, jangan sakit hati ya ser, gue sayang kok sama elo :D 


6. Shel
Anaknya lucu, paling kecil dari keluarga SPICE!RS! bersama Tabister berkolaborasi jadi produsen tawa terbesar, dan di seluruh SPICE!RS! ga ada yang kesel sama dia karena dia itu emang innocent banget, tanpa dosa, buset dah, mukanya aja kea anak keci; :D

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

Red Water Fairy and Red Puppet Master Chapter 5 : Friends and Foes

Recap: Sasori dibangkitkan, lalu Sayaka dan yang lain pulang ke Konoha
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Sudah beberapa hari sejak kepulangannya dari Sunagakure, Sayaka dimarahi oleh Tsunade karena kecerobohannya, juga karena dia tidak bertanya pada Tsunade dulu soal membangkitkan Sasori. Tetapi semuanya hanya menjadi angin lalu bagi Sayaka. Dia sangat bahagia, boleh dibilang begitu. Bahkan Sasori dan Kankurou memutuskan untuk mengajarkan Sayaka soal kugutsu, dan mereka ingin Sayaka menjadi ahli boneka.
Tentu saja dia sudah berkompromi dengan Tsunade soal ini, dan Tsunade menganggap hal ini baik, tapi karena hal ini, Sayaka bolak-balik ke desa Suna, Sasori tidak dapat datang ke Konoha karena masa hukumannya 6 bulan, dan selama 6 bulan Sasori tidak diperbolehkan meninggalkan desa Suna, dan dia dipekerjakan sebagai penjaga penjara, Sasori tidak banyak protes soal ini.
Kankurou, tidak bisa datang ke Konoha karena dia harus membantu Gaara dengan sejibun pekerjaannya, tidak mengherankan karena Gaara adalah Kazekage, dan memimpin sebuah desa besar seperti Sunagakure, bukanlah hal yang gampang. Kendati pun harus bolak-balik Sayaka tidak pernah protes. Hari-harinya berlangsung dengan damai, dengan sejibun misi yang harus dilakukan, tentu saja dia adalah chuunin, bertanggung jawab dengan banyak misi, belum lagi dia adalah keponakan Hokage, dan dia adalah ninja medis, dan perpustakaannya yang semakin lama jarang dia urus, kebanyakan diurus oleh Shiho.
Namun ada saja hal yang terus mengganggu pikirannya, tentang Sasuke, Akatsuki, belum lagi janjinya pada Sasori, dia bekerja ekstra keras untuk menemukan ramuan yang dapat mengubah sesuatu menjadi manusia, atau berbentuk manusia, setiap ada waktu, selain berlatih kugutsu, dia juga membaca ribuan buku tentang obat-obatan. Belum lagi rasa sakit kepala tiap melihat Sasori, atau yang ada hubungannya dengan Sunagakure, sakitnya kali ini makin sakit dari yang pertama kali, walaupun tidak parah, dan bahkan kadang cuma sebentar.
Sayaka mendesah ditempat tidurnya, menatap langit-langit, besok tidak ada misi, “Kurasa lebih baik aku bawa buku saja saat ke Suna.” gumamnya tak jelas entah kepada siapa. Merasa capek, Sayaka bergelung ditempat tidur dan tertidur.
“Sayaka-Chan!! Kau akan pergi lagi ke Sunagakure?” tanya Naruto. “Iya,” jawab Sayaka. “Aah, kau ini, ke Sunagakure melulu!” dengus Naruto, “Mau bagaimana lagi Naruto-Kun? Apa aku tinggal di Sunagakure?! Aku juga punya kerjaan disini,” tukas Sayaka kesal. “Tapi kita jadi jarang makan mi ramen bareng!” gerutu Naruto (teman baik ya TEMAN BAIK bukan PACARAN, SUKA OR ANYTHING ELSE). Mau tak mau Sayaka tersenyum mendengar ini, “Ajak Hinata-Chan kek sekali-sekali,” katanya sambil lalu.
“Hinata? Eh… hei! Tunggu! Aah sudah pergi! Dasar!” gerutu Naruto, “Yah, makan ramen sendiri saja deh” keluhnya. Lalu berjalan ke Ichiraku Ramen. “Naruto itu! Ajak Hinata kek sekali-sekali, tapi Hinata bisa-bisa pingsan kalau tahu Naruto mengajaknya makan ramen bersama, aku benar-benar harus membantu Hinata.” desah Sayaka. Perjalanan ke Sunagakure hanya memerlukan waktu 3 hari karena dia mengendarai Kari.
“Hei! Sayaka-Chan!” seru Temari, “Temari-Chan!” kata Sayaka, menyapa teman baiknya dan berjalan menuju Mansion Kazekage. “Sayaka-Chaaan!!!” seru Kankurou, menyapanya, “Halo Kankurou-San!” kata Sayaka nyengir pada Kankurou, dia dan Kankurou mungkin tidak begitu dekat, tapi karena kadang dia membantu dalam latihan kugutsu Sayaka, mereka menjadi dekat. Sayaka senang berada bersama Kankurou, karena humornya yang benar-benar lucu, juga sangat baik. “Kau bolak-balik kesini memangnya tidak capek, Sayaka-Chan?” tanya Gaara dari balik kertas-kertasnya dan buku-buku yang bertumpuk. “Tidak, aku suka Sunagakure,” kata Sayaka tersenyum, “Bagus kalau begitu, yang penting kau tidak mengeluh soal kepanasan.” kata Temari, lalu mereka tertawa, sementara Gaara hanya tersenyum. Sejak Naruto dan yang lain menyelamatkannya, dia jauh lebih mudah tersenyum sekarang.
Lalu pintu terbuka, “Ribut sekali, ada apa sih?” tanya (sasori, temari, kankurou, ama gaara ceritanya tinggal di Mansion Kazekage, terus sasori ama temari, kankurou, gaara jadi sobat baik) seorang lelaki berambut merah. “Hei, Sasori, Sayaka-Chan datang!” kata Kankurou. Sasori dan Sayaka saling menyapa, “Lebih baik kita berlatih sekarang,” kata Sasori, “Kau tidak jaga penjara?” tanya Sayaka, “Tidak, tugas itu kan dijalankan bergilir.” kata Gaara, masih menatap lautan kertas dan buku dihadapannya. “Baiklah, kami pergi ya,” kata Sayaka, “Aku akan ke kantor ANBU, ada sesuatu yang harus kuurus.” kata Temari, “Daah.” katanya.
“Jadi, apakah kau sudah berlatih untuk mengontrol chakramu?” tanya Sasori ketika dia, Sayaka dan Kankurou berada di lapangan latihan. “Sudah,” jawab Sayaka, “Baguslah, karena hanya kau yang bisa melakukannya, karena kau memiliki chakra yang banyak dan Ryaaringan,” kata Sasori lagi (Ok, jadi sayaka itu bisa ngendaliin boneka dan ngemasukin chakranya kedlm boneka jadi bonekanya bisa make jurus bayangan dll. Cuma dia yang bisa karena teknik mata Ryaaringan bisa ngeliat chakra dan mengarahkan chakra, missal: chakranya mo diarahin ke tangan kiri, maka dgn Ryaaringan, chakra diarahkan ke tangan kiri, dan kemampuan ngeliat jarak jauh ato dekat 360 derajat membuat sayaka tidak mudah diserang, petarung jarak jauh, spt ahli kugutsu atau peledak, lemah dlm jarak dekat, ini alasan knp Sasori ngebuat Hiruko, dan mata Ryaaringan bisa ngeliat warna chakra dari elemen apa missal : air-biru, api-oren kemerahan, angin-ijo, tanah-coklat, jadi bisa dibedain, krn pas Ryaaringan mode, pandangan jadi item putih kecuali chakra ^^) “Ya,” jawab Sayaka.
“Nah, kalau kau sudah bisa memasukkan jumlah chakra yang seimbang kepada Sakiko, ayah, dan ibu, sekarang coba ubah chakra itu jadi elemen air” kata Sasori“Baik” kata Sayaka, lalu mengeluarkan 3 scroll, “Tidak usah buru-buru, cobalah dengan satu kugutsu dulu,” kata Kankurou. Sayaka mengangguk, dan mengeluarkan kugutsu Sakiko lalu mulai berkonsentrasi. “Ryaaringan!” mata biru senjanya (dari kamus : twilight = senja ?magrib kali ya?) mulai berubah menjadi biru cemerlang yang mencolok, 3 pantulan cahaya putih membentuk garis yang agak besar mengelilingi pupil (garisnya ke arah pupil, matanya sama sama mata Tsunade tapi warna biru).
Latihannya cukup bagus, pertama kali mencoba dia gagal, mengakibatkan kugutsu Sakiko meledakkan air, Sasori, Kankurou dan dirinya basah kuyup. Kankurou tertawa terbahak-bahak, Sasori kesal tapi tersenyum juga, Sayaka malu. Tapi hey, kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda kan? Percobaan kedua mulai berhasil, dan sampai akhirnya percobaan ke4 Sayaka menguasai perubahan chakra elemen air untuk kugutsu.
“Bagus, sekarang istirahat dulu deh, Temari sudah membawakan makanan,” kata Sasori, “Bagus, aku lapar banget,” kata Kankurou. Mereka menyantap makan siang Sukiyaki sambil tertawa-tawa, Gaara dengan ajaib ikut makan siang, biasanya dia diruangannya bekerja dibalik gunungan buku. Kankurou menceritakan bagaimana Sayaka gagal dan membuat mereka basah, membuat Sayaka memukulnya. Mereka semua menertawakan Kankurou, Sayaka merasa sangat senang, dia merasa dibutuhkan, seperti diKonoha.
“Kalian tahu, Sunagakure sudah seperti rumah kedua untukku setelah Konoha,” kata Sayaka setelah mereka tertawa-tawa, “Kau tidak perlu malu untuk datang kesini, kalau kau ingin datang, datanglah, kami akan selalu menerimamu dengan tangan terbuka,” kata Gaara tersenyum. Sayaka nyengir lebar. “Kau sudah banyak berubah, Sayaka-Chan,” kata Temari, Sayaka menaikkan alis, “Yah, dulu kau sangat pendiam, aku senang sekarang kau sudah tidak begitu pendiam lagi,” kata Temari, “Iya, dulu aku sering tidak menyadari kehadiranmu, Sayaka-Chan, karena kau sangan pendiam, tak bersuara.” kata Kankurou mengejek. Sayaka memutar bola mata, “Hnn Terserah,” katanya.
“Yak, ayo, latihan lagi!” kata Sayaka setelah makan, “Lagi? Baiklah ayo,” kata Sasori. Mereka akhirnya berlatih sampai Kankurou memprotes, “Hei! Sudah! Sudah sore nih, matahari sudah terbenam,” “Sudah terbenam? Cepat sekali,” gumam Sayaka, “Cepat? Cepat? Aku dan Sasori sudah melatihmu selama 5 jam!” seru Kankurou. “Kankurou benar, ayo, kita sudahi latihannya, besok juga masih bisa.” kata Sasori, “Iya, iya.” kata Sayaka.
Malam itu bintang-bintang bersinar terang, bulan sabit mengintip dari balik awan, Sayaka dan Temari berbagi ruangan, dan sampai tengah malam, dia belum bisa tidur. Bosan dia merayap keluar futon dan naik ke atap, dia tak tahu kenapa dia pergi ke atap, namun toh dia sudah sampai di atap mansion. Ternyata ada orang disitu, dia berusaha melihat siapa orang itu, “Gaara-Kun?” panggilnya sopan. “Bukan,” jawab suara malas, “Sasori-Danna?” tanyanya sopan (ceritanya, sasori nyuru sayaka manggil dia sasori-danna), “Panggil saja Sasori-Kun, kalau Danna hanya saat latihan,” kata Sasori. “Oh,” katanya, lalu duduk disebelah Sasori. Selama beberapa saat hening, Sayaka akhirnya bertanya, “Kenapa, kau memberikan kugutsu ayah dan ibumu kepadaku?”, Sasori diam sejenak, lalu menjawab, “Aku hanya berpikir, kalau aku menjadi manusia, suatu hari nanti aku pasti mati suatu hari nanti, aku ingin memberikan kugutsu yang kubuat pertama kali kepada penerusku,” Sayaka menatapnya sebentar, ”Begitu..” gumamnya.
“Apa kau selalu begini?” tanya Sasori, “Begini, kenapa?” tanya Sayaka tak mengerti, “Kau sepertinya sering tidak bisa tidur,” kata Sasori, “Yah, hanya kalau ada sesuatu dipikiranku,” kata Sayaka. “Sesuatu dipikiranmu? Boleh aku tahu apa itu?” tanya Sasori sopan. Sayaka angkat bahu, “Entahlah, aku juga bingung, sejak pertama kali bertemu denganmu, maksudku melihat wajahmu, kepalaku jadi suka sakit, tapi rasa sakit itu cepat hilang, pernah sekali, rasanya sakit sekali sampai kepalaku mau pecah, tapi, rasa sakit itu hanya berlangsung 5 detik.” kata Sayaka. Sasori tampak berpikir, “Aneh.” katanya. Lalu mereka mulai berbincang-bincang disitu sampai Sayaka akhirnya mengantuk lalu mengucapkan selamat tidur pada Sasori lalu merayap ke futonnya untuk tidur.
Pagi datang rasanya kelewat cepat, rasanya dia baru tidur beberapa menit, Temari sudah membangunkannya. “Mmmm… da apa?” tanyanya tak jelas, “Bangun putri tidur” canda Temari, “Uhmmm iya iya” gerutu Sayaka lalu mandi. Sarapan mereka sama dengan kemarin, hanya tanpa Gaara, “Yah, pasti banyak yang harus dia lakukan” kata Temari. “Jadi hari ini kita akan melanjutkan latihan kan? Sasori-Kun?” tanya Sayaka, “Iya, begitulah”, “Sayaka-Chan, sepertinya kau hari ini latihan dengan Sasori saja ya?” kata Kankurou “Eh? Kenapa?” tanya Sayaka, “Gaara memintaku untuk membantunya” jelas Kankurou, “Baiklah” kata Sayaka.
Sesampainya di lapangan latihan, Sasori malah mengatakan ada yang dia ingin lakukan dulu, “Oh, memangnya, apa yang mau kau lakukan Sasori-Danna?” tanya Sayaka, “Ikutlah, kau pasti akan senang oh, dan… ini bukan latihan, jadi panggil aku Sasori-Kun” kata Sasori. Bingung tapi penasaran Sayaka akhirnya ikut dengan Sasori, mereka pergi ke perbatasan desa Sunagakure, disitu ada sebuah tembok besar tinggi berwarna putih, dan sebuah gerbang kayu, dia tidak dapat mengintip apa yang ada dibalik situ, “Sasori-Kun, tempat apa ini?” tanya Sayaka. “Sudah, pokoknya kau pasti akan suka” kata Sasori.
Sasori kemudian menyuruh Sayaka untuk menutup matanya, kemudian membuka pintu itu, dia lalu menarik Sayaka masuk, sampai ke sebuah pohon yang semua bunganya berwarna merah menyala ditepi sungai dan  dibawah pohon itu terdapat batu karang besar lalu melepaskan tangan Sayaka. “Ummm… Sasori-Kun, boleh aku buka mataku sekarang?” tanya Sayaka, “Ya tentu saja” kata Sasori.
Sayaka membuka matanya dan tercengang, dihadapannya atau tempat dimana dia berada sekarang adalah padang bunga sayaka, padang itu sangat luas, disampingnya, sungai mengalir dengan air yang benar-benar jernih, sepertinya tempat itu dulunya oasis, lalu dihadapannya, pohon sayaka terbesar dipadang itu, berbunga penuh, semuanya sedang menggugurkan bunga-bunganya, kelopak sayaka yang merah, pink, putih, dan biru serasa menghipnotisnya, diKonoha meman banyak yang seperti ini, tapi tidak seindah ini.
“Bagaimana, kau suka?” tanya Sasori, “I-ini… indah sekali Sasori-Kun! Di Konoha memang banyak padang sayaka tapi tidak ada yang seindah ini” jawab Sayaka. “Ini adalah padang bunga sayaka buatan Chiyo-Baa, dia senang sekali menghabiskan waktu disini” kata Sasori tersenyum, “Siapa yang menanam?” tanya Sayaka. “Chiyo-Baa dan aku, aku juga suka bunga Sayaka” kata Sasori. Sayaka tidak bisa tidak senang mendengar perkataan ini. “Bibiku bilang, aku lahir pada saat semua bunga sayaka didesaku bermekaran, makanya orang tuaku menamaiku Sayaka, dan sejak itu aku menyukai bunga sayaka” kata Sayaka sambil memungut sebuah bunga Sayaka (ada sayaka yg pohon kayak sakura, tapi ada juga yg semak2 ^^).
“Oh ya, kau mengajakku kesini sebenarnya mau apa?” tanya Sayaka, “Yah, sebagian menunjukkanmu padang bunga ini, dan sebagian aku ingin memetik bunga untuk Chiyo-Baa, aku ingin mengunjungi makamnya hari ini” kata Sasori, “Oh, begitu” kata Sayaka. “Bolehkah aku ikut denganmu ke makam  Chiyo-BaaSama?” tanya Sayaka. Sasori memandangnya sebentar, “Boleh” jawabnya. Mereka lalu mulai mencari mana bunga yang bagus untuk dibawa ke makam Nenek Chiyo.
~Somebody's POV~
 “Kalian datang kemari? Ada apa?” tanya Gaara pada Naruto, Sakura, Sai, dan Kakashi, “Ini soal janji Sayaka pada Sasori” kata Kakashi. “Setelah Sayaka pulang dari sini, Sayaka bekerja keras untuk menemukan obat agar Sasori menjadi manusia” kata Sakura. “Tentu saja, Sakura, hokage, Tsukina-Sama dan ninja medis lainnya ikut membantu” kata Kakashi lagi, “Lalu?” tanya Gaara serius. “Berhasil” kata Sakura tersenyum, “Bagaimana?” tanya Gaara, matanya melebar. “Sayaka hebat, sebelum dia pergi, dia menitipkan beberapa bahan obat untukku dan cara-cara meraciknya, dia memintaku, hokage-Sama, dan Shishou, dan juga Shizune-Sama untuk mencoba meraciknya, dan ternyata berhasil” kata Sakura berseri-seri. “Hebat, kalau begitu, lebih baik kita beritahu Sasori” kata Gaara.
~Original POV~
“Kurasa segini sudah cukup, Sasori-Kun” kata Sayaka, memegang sebuket bunga Sayaka merah dan putih, sementara buket bunga yang dipegang Sasori semuanya merah, “Ya, sepertinya cukup” jawab Sasori. Sayaka menunggu Sasori dibawah pohon sayaka tempat mereka pertama berada. Ketika Sasori sudah dekat, kakinya tidak sengaja tersandung sebuah batu, sehingga Sasori jatuh tepat diatas Sayaka, yang kaget setengah mati. Wajah Sayaka merona merah (ya malu lah! Coba ada cowok/cewe jatoh tepat diataslo dan Cuma beberapa senti dari mukalo, merah gak mukalo, buat yg kulit putih, dan karena Sasori boneka, gue pikir, boneka gak bisa merah mukanya).
Dan untuk memperparah keadaan, Naruto, Sai, Sakura, Gaara, Kankurou, Temari, dan Kakashi datang disitu dengan tiba-tiba, “UWAA!! HEI APA YANG KALIAN BERDUA LAKUKAAAN? HEI! MENJAUH DARI SAYAKA-CHAN!” teriak Naruto kaget, “Kalian ini ngapain?!” tanya Temari, Sakura dan Gaara bersamaan dengan wajah kaget, “HAHAHA! WAJAH SAYAKA-CHAN SEPERTI TOMAT!” tawa Kankurou terbahak-bahak, “Ya ampun” desah guru Kakashi. “Ka-kami tidak ngapa-ngapain!” jawab Sasori dan Sayaka, tergagap bersamaan, buru-buru bangun. “Sasori, dan Sayaka? Hmm, kata buku, kalau wajah laki-laki dan perempuan begitu dekat… AH! Apa kalian berdua akan berciuman?” tanya Sai polos. Mendengar ini, Sayaka kaget, malu, dan marah, lalu meninju Sai keras-keras, “MANA MUNGKIN AKU MENCIUMNYA?!! SAI BODOH! TADI SASORI JATUH, MAKANYA JADI SEPERTI ITU! BODOH! BODOH!” teriak Sayaka.
“Memangnya apa yang kalian berdua lakukan disini?” tanya Sakura, “Kami tadi mengumpulkan bunga untuk dibawa ke makam Chiyo-Baa” jawab Sasori kalem. “Berdua?” tuntut Naruto menaikkan sebelah alis, “Naruto-Kun! Apaan sih!” tukas Sayaka kesal, “Hahaha, Sasori dan Sayaka-Chan kencan! Hahahaha!” Kankurou terbahak-bahak, “Kankurou kau berisik!” kata Sayaka berang dan menjitak kepalanya, “A-aduh-aduh! Apaan sih?!” gerutu Kankurou. Temari, Sakura, dan Kakashi geleng-geleng kepala, Sai mengusap-usap pipinya yang merah dan bengkak, Gaara tampak geli.
Setelah insiden itu, hening sebentar, Sasori dan Naruto adu pandangan sengit, Gaara masih tampak geli, Temari mengobati kepala Kankurou, Sakura dan Sai memandang berkeliling, Kakashi tampak seperti tidak ada apa-apa yang terjadi, Sayaka anehnya, tampak salah tingkah, rona merahnya sudah tidak ada tapi pipinya masih terasa panas. “Ehm, jadi ada apa kalian datang kesini?” Sayaka berdehem, membuka pertanyaan, Sakura, yang tampak lega karena adanya pertanyaan, langsung menyambar pertanyaan Sayaka dan menjawab, “Ini soal obat-obatan yang kau titipkan padaku”. Sayaka mengangkat sebelah alis, “Jadi?” tanya Sayaka, Sakura tampak berseri-seri, “Cara-cara yang kau beritahu, berhasil! Sayaka! Berhasil! Kau berhasil membuat sesuatu, yang bahkan belum ada seorang pun didunia ini lakukan!” seru Sakura.
Mata Sayaka melebar, “Maksudnya? Oh! Sakura, ini hebat! Hebat sekali!” seru Sayaka gembira. “Sasori-Kun!” seru Sayaka, Sasori menoleh, “Apa?” tanyanya. “Kami berhasil! Kau! Kau akan menjadi manusia lagi!” serunya, “Ap- benarkah?” tanya Sasori rasanya tak percaya, “Benar! Sakura-Chan yang melakukannya! Dia yang membuat ramuan itu” kata Sayaka berseri-seri. “Aah, bukan aku, kan kau yang memberiku cara meraciknya” kata Sakura, Sayaka tersenyum lebar. “Jadi kapan tepatnya aku bisa berubah menjadi manusia?” tanya Sasori, “Sekarang” jawab Gaara.
Mereka segera bergegas menuju sebuah ruangan yang dari tadi sudah disiapkan Gaara. “Cepat, supaya Sasori bisa menikmati enaknya jadi manusia” canda Naruto, “Tak usah berisik” gumam Sasori, “Hei!” seru Naruto, tersinggung. “Sudah-sudah, jangan berantem, berbaring Sasori-Kun” kata Sayaka, meneliti ramuan buatan Sakura, serta cara-cara penggunaannya, mengangkatnya ke arah lampu, ramuan itu berkilau kehijauan, “Hemm, ternyata memerlukan banyak chakra juga” katanya tak jelas, “Maaf ya, tapi kami tidak bisa menemukan cara lain tanpa menggunakan jumlah chakra yang besar” kata Sakura, “Tenang, chakraku kan banyak” kata Sayaka tersenyum menenangkan.
“Apa? Menggunakan jurus juga? Jadi karena ini harus memakai chakra yang amat banyak?” tanya Sayaka kaget, “Iya, ramuan itu, hanyalah untuk memompa agar semua organ tubuh bekerja, jadi, yang sebenarnya penting adalah jurus itu” kata Sakura cemas, “Siapa yang menemukan jurus ini?” tanya Sayaka, kaget karena tidak pernah mendengar ada jurus yang seperti itu. “Hokage-Sama yang menemukannya, dia tidak sengaja menemukan buku berisi jurus-jurus kuno yang sangat kuat, jujur aku kaget melihatnya, buku itu tersimpan rapi sekali di gudang” jelas Sakura, Sayaka menaikkan alis, “Begitu ya?” katanya sambil meneliti jurus itu.
“Sudah dikonfirmasi oleh Hokage-Sama kalau jurus itu aman” kata Kakashi meyakinkan, Sayaka mendesah, “Baik, baik, ayo segera mulai” kata Sayaka. “Bagus, aku sudah bosan menunggu dari tadi” kata Sasori tak sabar, Sayaka memandangnya kesal selama beberapa detik, kemudian mulai mengikuti petunjuk yang ditulis untuknya, “Hemm… 1, sudah, 2, sudah, 3, sudah, 4… darah dari si pengguna jurus? 5. separo chakra si pengguna jurus? Menyeramkan juga jurus ini” komentarnya, “Ya sudahlah, aku mulai saja sekarang” gumamnya.
Semua persiapan selesai, Sasori meminum 3 tetes dari ramuan itu, lalu Sayaka menggigit jarinya, yang langsung mengucurkan darah, dan mengalirkan chakra ke tangannya dan menekan tangannya kedada Sasori. Tubuh kayu Sasori mulai retak dan hancur menjadi serpihan, kemudian dari tempat Sasori berada, muncul anak bayi, yang mereka yakini sebagai Sasori saat bayi. Mereka mengawasi sementara huruf-huruf dari seal jurus yang diciptakan Sayaka tadi merayapi Sasori, lalu Sasori bertumbuh, dari bayi, balita, anak-anak, sampai dirinya saat berumur 15 tahun. Sesudah itu tak ada lagi yang terjadi, “Apa? Aku masih berbentuk 15 tahun, seharusnya aku 20 sekarang” kata Sasori. “Entahlah, disini katanya, kalau mengubah sesuatu yang dulunya manusia, menjadi manusia kembali, pertumbuhannya akan terhenti dimana saat metabolisme tubuh terhenti” dan ketika Sasori, dan yang lain tampak bingung, Sayaka buru-buru menambahkan, “Begini, Sasori-Kun mengubah dirinya menjadi boneka saat dia berumur 15 tahun, saat dia menjadi boneka, tentu saja metabolisme atau pertumbuhannya terhenti, seperti tidak menua, atau yang lain, maka, jurus ini mengubah Sasori-Kun hanya sampai Sasori-Kun berumur 15 tahun, karena disitulah Sasori-Kun berhenti bertumbuh, lalu tubuh manusia Sasori-Kun melanjutkan pertumbuhan atau metabolisme dari saat dia berumur 15 tahun, jadi boleh dibilang, umur Sasori-Kun 15 tahun, seperti kita” katanya mengakhiri penjelasan panjang lebarnya sambil melirik cemas kearah Sasori.
“Selain itu, disini juga ditulis, jurus dan ramuan ini akan memotong umur orang yang akan diubah kembali menjadi manusia, hitungannya adalah berapa lama metabolisme orang itu terhenti, jadi, umur Sasori-Kun dipotong 5 tahun” kata Sayaka lagi. “Yah, kalau memang begitu” Gaara mendesah, “Kau tidak apa-apa, Sasori?” tanya Kakashi, Sasori tampak tidak beremosi, “Yah, jurus-jurus yang hampir tidak mungkin seperti tadi pasti ada bayarannya” kata Sasori, “Aduuh aku tidak mengerti apa-apa! Apa maksudnya sih?!” tuntut Naruto, kentara sekali kesal. “Nanti kujelaskan” kata Sayaka. Sasori kemudian mencoba untuk berdiri, tapi malah jatuh, mungkin karena belum terbiasa dengan tubuh manusianya, “Kau tidak apa-apa? Jangan banyak bergerak dulu, tubuhmu belum terbiasa dengan tubuh manusiamu” kata Sakura.
Sasori mendesah dan duduk. Tiba-tiba saja Sayaka merasa pusing, segalanya mulai kabur ketika dia mengerjapkan mata beberapa kali, dia mendengar orang-orang memanggil namanya sebelum kegelapan memenuhi pandangannya. “E-eh? Sayaka-Chan? Kau kenapa? Bangun!” seru Naruto melihat Sayaka ambruk, “Kelihatannya terlalu banyak menggunakan chakra, pindahkan saja ke tempat tidur, biar dia istirahat” kata Kakashi. Kemudian mereka memindahkan Sayaka ke kamar Temari, “Wajah Sayaka kalau tidur tenang sekali ya” kata Sakura, “Seperti bayi” kata Naruto, “Sebentar lagi dia pasti bangun” kata Kakashi.
Sementara itu, dikepala Sayaka, -Kau gunakan banyak chakra lagi? Anak bodoh!- damprat Hachibi, -Hei! Aku kan sudah berjanji untuk mengubahnya jadi manusia, Hachibi!- protes Sayaka, -Aaah! Kau ini! Bikin kerjaan saja!- kata Hachibi kesal, -Tapi kau pasti akan menyembuhkanku- kata Sayaka tersenyum licik, -Ohoho, dan kenapa kau berpikir begitu?- tanya Hachibi dalam suara majemuknya, -Karena, aku adalah host-mu, dan kalau aku terluka atau mati, artinya, kau mati juga, atau menjadi lemah, karena kau tidak memiliki host-mu- jawab Sayaka mantap. Hachibi tercengang dengan jawaban Sayaka, tampak kesal, -Baiklah, baiklah! Akan kusembuhkan kau! Dasar anak tak tahu terima kasih!- gerutunya, Sayaka nyengir lebar, -Terima kasih- katanya, masih nyengir, -Jangan sungkan- katanya sarkastik, Sayaka masih nyengir, kemudian chakra hijau menyelubunginya.
“Oh, aku dimana?” tanya Sayaka tak jelas, “Dikamar Temari” jawab sebuah suara yang rasanya samar-samar ditelinga Sayaka. “Huh?” katanya bingung, “Jurus yang kau lakukan tadi menggunakan banyak sekali chakra, jadi kau kelelahan karena chakra yang sedikit” kata suara itu lagi, “Sakura-Chan?” tanyanya, “Hm?” jawab Sakura, “Yang lain dimana?”, “Diluar, kubilang kau perlu ketenangan, walaupun kau bangun cepat seperti yang diperkirakan Kakashi-Sensei”. Sayaka lalu bangkit turun dari tempat tidur, “Kau baik-baik saja kan?” tanya Sakura cemas, “Iya, tenang saja” kata Sayaka tersenyum. Mereka berdua lalu keluar dari kamar Temari, diluar hanya ada Kakashi, Naruto, Sai, dan Sasori.
“Sayaka-Chan! Kau baik-baik saja?!” tanya Naruto khawatir, “Iya, aku baik-baik saja” jawab Sayaka, “Kau yakin?” tanya Kakashi, “Ya, Kakashi-Sensei” jawab Sayaka, “Kalau masih capek, tidur saja, Sayaka” kata Sai dengan senyumnya yang kurang meyakinkan, “Tidak, aku baik-baik saja, Sai” katanya tegas, “Oh dan… Sasori-Kun?” kata Sayaka, “Hmm?” jawabnya, “Setelah ini, kita latihan lagi ya?” katanya. Sasori memandangnya sebentar, “Memangnya kau tidak capek?” tanyanya, “Tidak, aku ingin latihan” kata Sayaka tegas. Sasori memutar bola mata.
Sore itu tidak panas, membuat Sayaka merasa lebih nyaman untuk latihan. Sasori berdehem, “Latihan yang lalu, kau berhasil mengubah chakra di kugutsumu menjadi air” Sayaka mengangguk. “Sekarang, coba kau lakukan hal yang sama untuk chakra listrik” kata Sasori, Sayaka mengangguk lagi, “Baik, Danna”. Latihan kali ini lebih sulit daripada menggunakan chakra air, bahkan Sayaka sempat berubah menjadi hachibi, tentu saja setelah kalah besar dari pertarungan batin antara dia dan hachibi, Kakashi buru-buru menempelkan kertas segel penekan chakra hachibi didahinya. “Bagaimana kalau latihan ini disudahi dulu, Sayaka-Chan?” tanya Sasori, setelah Sayaka hampir ambruk untuk yang ketiga kalinya, kini keduanya terengah sementara yang lain mengawasi dengan khawatir dan waspada. “Ja- tunggu dulu! Apa kau baru saja memanggilku Sayaka-Chan?” tanya Sayaka kaget, Sasori juga tampak kaget akan apa yang diucapkannya, “Maaf” gumamnya pelan, Sayaka tersenyum kecil, “Tidak apa-apa, kau boleh memanggilku Sayaka-Chan kalau kau mau, Sasori-Danna” katanya. Sasori tidak berkata apa-apa. Kelihatannya masih malu atas insiden tadi.
“Sayaka, sudah deh, kau kelihatan sangat lelah” kata Sakura khawatir, “Tidak, aku tidak apa-apa” jawab Sayaka keras kepala, “Sayaka, kalau kau mau melanjutkan latihan, lanjutkan besok, aku sudah meminta Gaara untuk memanggil Yamato, dia tiba besok, dan besok, kau bisa latihan sepuasnya” kata Kakashi sabar. Sayaka tampak kesal, tapi toh, dia berhenti latihan juga, dan kembali ke mansion Kazekage.
Sesampainya disana, Gaara menyambut mereka, “Aku sudah menyiapkan ruangan besar untuk kalian semua” katanya mengangguk ke arah Kakashi, Naruto, Sakura, dan Sai. “Terima kasih banyak” kata Kakashi, “Kalau begitu, aku tidur bersama mereka saja, aku tidak mau merepotkan Temari” kata Sayaka, Gaara mengangguk.
Esoknya, Yamato tiba pada pagi hari dan seperti yang dijanjikan Kakashi, Sayaka berlatih sepuasnya dengan Sasori. 2 kali Hachibi hampir meledak keluar, kalau bukan karena Yamato, mungkin tempat latihan itu sudah hancur lebur sekarang. Akhirnya, setelah beberapa kilometer tanah yang retak, dan beberapa kugutsu yang hancur, Sayaka berhasil menguasai chakra listrik di boneka. “Maaf, Sasori-Danna, kugutsunya” kata Sayaka, “Tak apa-apa, tenang saja” kata Sasori dengan wajah hampa.
Malamnya, Sayaka berjalan dengan baju tidur dressnya yang menyentuh lututnya di lorong yang panjang, bersenandung pelan, sampai sebuah suara mencapai telinganya, itu berasal dari sebuah pintu yang terbuka sedikit, lampunya masih menyala, tapi Sayaka tidak dapat melihat apa yang dia lakukan. “Siapa?” tanya Sasori yang membuat Sayaka hampir terlonjak, “Aku, Sasori-Kun” kata Sayaka, Sasori membuka pintu itu, “Kenapa kau disini? Tidak bisa tidur lagi?” tanyanya, “Belum ngantuk, kepalaku sedikit sakit, tapi yah tak bisa tidur” kata Sayaka, nyengir sedikit, “Kau sedang apa?” tanya Sayaka, “Memperbaiki kugutsu yang rusak” gerutu Sasori, “Maaf” kata Sayaka, “Tak apa-apa” kata Sasori. Hening beberapa saat, akhirnya Sayaka bertanya sopan, “Apakah aku boleh membantu?”, mata Sasori melebar, “Tentu, silahkan” katanya membuka pintu kamarnya untuk mempersilahkan Sayaka masuk.
“Jadi, kenapa kau membantuku?” tanya Sasori membuka percakapan, “Entahlah, kan aneh kalau aku menggunakan kugutsu tapi aku tidak bisa membuat atau memperbaiki satu kugutsu pun” kata Sayaka nyengir, Sasori tertawa kecil. Mereka sekarang sedang memperbaiki sebuah keretakan parah yang besar di pipi kiri sebuah kugutsu, “Perhatikan” kata Sasori lalu mulai memperbaiki keretakan itu, separo. “Giliranmu” kata Sasori, “Um… baiklah” kata Sayaka, mencoba memperbaiki, tapi, lebih sulit daripada yang dia perkirakan, karena kayu-kayu kugutsu harus tahan banting dan kuat, serta harus selalu dijaga agar tidak lapuk, “Begini…” kata Sasori membantunya.
Setelah beberapa menit, keretakan itu akhirnya berhasil ditutup, sekarang, Sasori mulai memperbaiki lengan kugutsu-nya yang terlepas, tapi malah menyerahkannya ke Sayaka, “Eh?” katanya bingung, “Pasang” kata Sasori pendek, “I-iya” katanya, kemudian tiba-tiba saja tangannya bergerak sendiri dan dengan satu gerakan, lengan kugutsu itu kembali sempurna. “Sasori-Kun…” desah Sayaka, “Apa?” tanya Sasori dengan wajah tanpa dosa, “Jangan kontrol aku dengan benang chakramu lagi” katanya, Sasori nyengir. Kemudian mereka memperbaiki kugutsu selanjutnya, lalu, karena sebuah ketidaksengajaan, tangan mereka berdua bersentuhan, tangan Sasori diatas tangan Sayaka, wajah Sayaka sedikit memerah, “Maaf” kata mereka berbarengan, wajah Sayaka makin merah, dia sengaja memalingkan wajah. Sementara itu Sasori: ‘Tangannya hangat, rasanya sangat familiar, oh ya ampun, apa dia ini Ya-Chan? Aku yakin sekali, 100 persen, tapi, kenapa dia tidak ingat padaku? Tidak apa-apa, akan kubuat dia ingat, oh, apa yang aku pikirkan! Memangnya aku peduli kalau dia ingat aku atau tidak!’ pikir Sasori, wajahnya mengernyit. “Umm, Sasori-Kun, kau tidak apa-apa?” tanya Sayaka, yang membuat Sasori tersadar, “Oh, tidak apa-apa, err… kugutsu yang ini sudah, aku akan ambil yang satu lagi” kata Sasori beranjak pergi.
Sasori berjalan menuju kamar mandi dan mencuci muka, “Huff, Chiyo-Baa, apa Sayaka itu Ya-Chan? Ugh, kenapa bisa begini sih” gerutu Sasori, kemudian dia menyambar 2 kugutsu dan berjalan kembali kekamarnya, “Nih, ada 2” kata Sasori. Kemudian mereka memperbaiki kugutsu itu sampai mengantuk, kemudian Sayaka kembali ke ruangan tempat dia dan nakama-nya tidur.
Esoknya, pengawas mendapat berita kalau ada penyusup di Suna. Gaara dengan tanggap langsung mencari ke seluruh Sunagakure, “Kami akan membantu” kata Kakashi dan Yamato, “Serahkan saja pada kami” kata Kakashi, Yamato, dan ninja Konoha yang ada disitu. Kemampuan Sayaka dalam mengendalikan kugutsu makin baik, membuat Kankurou dan Sasori senang.
~Somebody's POV~
“Kukuku… jadi… dia sudah berhenti dari Akatsuki?” tanya serorang laki-laki bertampang sangar dengan rambut cokelat gelap berantakan dan mata coklat yang dingin, “Begitulah…” kata seorang wanita berambut biru keunguan panjang dengan mata hitam dingin, “Kau berjanji, kalau kami bekerja sama denganmu, kami akan mendapat apa yang kami inginkan?” tanya seorang wanita lagi dengan warna rambut biru yang sama hanya saja pendek dan matanya jauh lebih dingin, nyaris tidak terlihat hidup, suaranya sama dinginnya dengan tatapannya. “Tergantung bagaimana kalian melaksanakan pekerjaan ini” balas si laki-laki, kedua wanita tetap diam, menatap tajam dan dingin, “Memangnya apa yang kalian inginkan, aku punya banyak emas” kata laki-laki itu bosan, “Kami tak butuh itu” jawab perempuan pertama, “Lalu, apa yang kalian inginkan? Aku tak suka menunggu lama” desah si pria. Wanita kedua tersenyum jahat lalu berkata dengan suaranya yang sedingin es, “Tsuto Sayaka, mati”.
~Original POV~
Setelah beberapa jam mencari penyelundup itu, mereka menyerah, “Sepertinya salah peringatan, bayanganku dan bayangan Naruto-Kun sudah mencari ke seluruh pelosok Suna, tapi nihil, bahkan dengan ryaaringan” kata Sayaka terengah, “Sayaka benar, aku tidak menemukan satu orang aneh pun” kata Kakashi. “Ayo kita kembali ke Mansion Hokage” kata Yamato.
“Begitu ya?” tanya Gaara, “Yah, kami dan tim lain tidak menemukan kejanggalan apapun” jelas Yamato. Gaara tampak ragu-ragu sebelum berkata, “Baiklah kalau begitu, lebih baik kalian istirahat”, “Kurasa itu ide yang bagus” gumam Temari. Mereka lalu kembali ke ruangan tempat ninja Konoha beristirahat.
~Somebody's POV~
Si laki-laki tercengang, dia seperti pernah mendengar nama itu, “Tsuto Sayaka…” gumamnya, “Kenapa? Kau kenal dia?” tanya perempuan berambut pendek. “Entah, aku seperti pernah mendengar namanya entah dimana” gumam si laki-laki. Perempuan berambut pendek itu menatapnya tajam, memutuskan dia tidak berbohong, si perempuan berkata, “Dia adalah pewaris asli klan Tsuto, dia yang nantinya akan menjadi empress klan Tsuto” perempuan kedua mengangguk. Si laki-laki tampak berpikir, kemudian menyeringai, “Bagaimana kalau kalian bantu aku membunuh seseorang, jika berhasil, kalian bisa membunuh Sayaka ini, dengan cara apapun yang kalian mau” katanya. Kedua perempuan itu berpikir, kemudian perempuan pertama berkata, “Beritahu kami siapa yang ingin kau bunuh”, si laki-laki menyeringai, “Sasori” jawabnya pendek.
~Original POV~
“Hari ini kau dan yang lain pulang, Sayaka-Chan?” tanya Kankurou, “Yep” jawab Sayaka, mengikat sepatunya. “Heheh, Temari akan merindukanmu” Kankurou terkekeh, “Mungkin” kata Sayaka geli. “Oi! Sayaka-Chan! Ayo cepat!” panggil Naruto, “Iya iya!” teriak Sayaka.
~Somebody's POV~
3 siluet melintasi padang gurun di luar desa Suna, 1 pria 2 wanita, wanita itu kembar, yang satu berambut biru gelap pendek, satunya lagi berambut biru gelap sebahu, 3 orang itu memiliki hal yang sama : mata yang luar biasa dingin hampir tidak seperti mata manusia, dengan tatapan yang amat menusuk dan kulit pucat.
~Original POV~
“Yak, kami akan pulang” kata Naruto riang, melambai kepada Gaara, Temari, Kankurou, dan Sasori yang hanya beberapa meter dari tempatnya berdiri. “Sampai jumpa, Temari-Chan, Gaara-Kun, Kankurou-Kun, Sasori-Kun” kata Sayaka nyengir, “Selamat tinggal” kata Kakashi dan Sai, “Sampai jumpa” kata Sakura. “Sampai jumpa juga, Ya-Chan” kata Sasori, kemudian terdiam, “Errr… Ya-Chan itu siapa?” tanya Naruto bingung. “Ma-maaf” kata Sasori, menggosok-gosok bagian belakang kepalanya, “Kenapa kau memanggil Sayaka Ya-Chan?” tanya Sakura ingin tahu. “Err, karena, Sayaka-Chan, mirip sekali dengan yah, teman kecilku, namanya Ya-Chan” jelas Sasori, “Oh, dimana dia sekarang?” tanya Kakashi. Sasori tampak agak panik, “Dia… pindah saat aku berumur 10 tahun, katanya dia sudah…. Mati” gumamnya, “Oh” kata Sakura agak merasa bersalah. “Ya sudah deh, kami pergi dulu ya! Daah!” seru Naruto ceria, “Daah!” kata mereka, kemudian berbalik untuk pergi.
~Somebody's POV~
“Mereka akan pergi” kata perempuan berambut pendek, “Wataru” panggil kembarannya, menoleh ke arah laki-laki berambut cokelat gelap berantakan. ‘Dia! Tak salah lagi! Ternyata memang benar!’ pikir laki-laki yang bernama Wataru. “Oi”  panggil wanita itu lagi, “Apa, oh iya” kata Wataru, “Lempar dengan hitungan ke 3, 1, 2, 3!!!”
“Sai-Kun awas!” seru Sayaka mendorong Sai menjauh ketika dia melihat sebuah kunai dengan kertas peledak diikat ke kunai itu. JEGERRRR (:D) kunai itu meledak di tempat Sai berada beberapa detik yang lalu, “Kita diserang!” seru Sakura, “Siapa yang melakukan ini!?!” seru Naruto kaget, “Kalian! Waspadalah!” teriak Yamato dan Kakashi bersamaan.
2 kunai peledak muncul lagi, namun berhasil mereka hindari, “PENGECUT! TUNJUKKAN DIRI KALIAN!!!” teriak Naruto marah, mengeluarkan kunainya. Kemudian 3 sosok muncul dihadapan mereka, yang membuat Sayaka membeku ditempat, terpana.
To be Continued……

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

Jangan Memandang Orang Dari Sifat Buruknya Saja (?)

Hey folks! Kalian semua pasti punya orang-orang yang kalian sebelin kan? Pasti kalo orang yang kalian sebelin itu bikin ulah kalian langsung panas terus mikir, 'Ni orang apaan sih?' dsb. dsb. 


Nah, gue juga punya orang yang gue sebelin dan siapa yang sangka, kalo ternyata karena orang yang nyebelin itu, lahirlah post ini :). 


Orang yang gue sebelin ini anak cowok, sekelas sama gue, kita panggil aja dia Rean. Rean ini orangnya lumayan cakep, dia itu orang Cina -gak bermaksud rasis-, atletis banget, dan rambutnya udah kayak bule *brunette-brown gitu lah*, Sejak awal masuk, gue kira dia berandal, tapi rupanya gue salah, dia bukan cuma berandal, tapi BERANDAL BANGET! Kata-katanya itu, beh, sopan banget, males dengerin guru, di kelas main-main (dan ajaibnya gak ketauan guru), dan mesum! 


Yah, tapi kalo cowok itu sih udah biasa, oke lanjut! Sejak awal masuk juga, gue ngerasa segan ama dia, soalnya gue pernah ada gimanaaa gitu ama dia di masa lalu yang bikin gue segan *PERHATIAN! Rean ini bukan! mantan pacar gue ato gimana-gimana, jadi stop berpikir yang enggak2* apa lagi Rean ini termasuk anak yang populer dan gue... yah bisa dibilang enggak.populer lah.


Pas akhirnya gue udah mulai bisa terbuka dikit ama Rean, ada suatu kejadian yang bener-bener bikin gue sakit hati ampe speechles. Itu ketika dia dengan entengnya ngatain -sekali lagi gue gak ada maksud rasis- orang-orang yang bukan cina itu tiko, Asli, pas gue curhat ke abang gue, abang gue marah dan dia telepon Rean terus dia marah-marah ke Rean. Dan sejak saat itu, pertemanan gue dan Rean yang awalnya membaik, jadi makin renggang. 


Nah, balik ke waktu sekarang, pas Senen Rean masuk, Rean udah gak sehat, batuk-batuk, lemes deh. Dan believe it or not, kebisingan kelas berkurang 50% (gile). Nah, tadi, si Rean duduk di belajang gue dan dia itu udah lemes banget kayak mo mati. Ini kejadian yang bener-bener bikin gue bengong *walopun kayaknya reaksi gue lebay. Waktu itu mau ulangan Y-Mat, dan gue gak punya kertas ulangan, pas itu gue lagi ngapalin rumus di bangku sambil nyender ke tembok. *Nama gue di samarkan*


Gue : menghapal rumus
Rean : buka-buka kertas ulangan
Gue : masi ngapalin
Rean : "..Mau gak?"
Gue : "Hah?"
Rean : "Sa, mau gak, kertas ulangan?"
Gue : *sempet cengok sepersekian detik, terus bales dengan ceria(?)* Oh, mau, makasih ya Rean,"
Rean : "Sama-sama,"

Pas pertengahan ul Y-mat, kayaknya si Rean udah mulai pulih, soalnya dia ngetok-ngetok meja ama nendang-nendang korsi gue cukup buat gue maju dikit. Asli, gue terperangah abis. Rean, Rean si anak populer, mau dengan relanya memberikan kertas ulangannya buat gue, si anak rendahan, gue aja nyangka kalo dia benci sama gue.

Ini juga kejadian pas Lab Biologi :

Gue : bantuin AS make mikroskop
Rean : *megang pundak gue bentar* "Eh, liat deh, keren,"

Maksudnya adalah, liat nih, yang dikotil keren kalo difokusin. Asli gue merasa sedikit seneng karena sebelumnya itu Rean hampir gak pernah ngomong ama gue di lab walopun satu kel.

Ada lagi : 
SP : "Sa, traktirin dong, beli minum, aus,"
Gue : "Wah, gue gak dikasi uang jajan,"
SP : "Minta Rean yuk,"
Gue : "Yaudah,"
SP : "Rean, minta duit dong gue aus, mau beli minum,"
Rean : "*masi lemes* Oh, bentar,"
Rean : "Berapa? *Ngeluarin 20.000 sama 1000 dan 2000"
Gue : "Wih, ijo,"
Rean : "Yaudahlah, nih, ambil *nyodorin 20.00 rupiah, duit asli*
SP : "Hah? Beneran nih, Rean?"
Rean : "Iye,"
Gue : "Beneran? Gapapa nih?"
Rean : "Iye,"
SP : *nerawang duitnya& "Wah, duit asli,"
Gue : "MAKASIH REAAN!! LO BAIIIK BANGET!! XD"
Rean : "Iye,"

Itu beneran duit 20.000 rupian!!! Buset! Pas itu gue mulai merasa bersalah udah pernah jelek-jelekin Rean, terus tadi itu, Rean nyelamatin gue dari hal yang paling memalukan buat semua cewek : Zipper.. kebuka, *gue make celana luaran*

Pas itu lagi pel. M-ing. belajar di aula gara2 di kelas listriknya ngadet, Rean minjem pulpen gue yang gue masi inget, faster warna biru bertinta biru.

Rean duduk di lantai bareng temen-temennya yang bener-bener bikin gue mengkeret, tipe-tipe anak elite dan berandalan yang nyolot tapi kalo kita tau cara bergaul ama mereka, sebenernya mereka baik dan supel. 

WE : "Sa, dipanggil Rean,"
Gue : "Apa?"
Rean : *ngomong tanpa suara "Resletinglo kebuka,"
Gue : *malu berat, "Oh. makasih. tapi gue make celana luaran kok," sambil betulin resleting

here I say, A BIG THANK YOU REAN!

Ini kejadian terakhir, pas gue mo turun dari aula.

Gue : ngobrol bareng SP, KN, TB, dan SR
Rean : *narik jaket gue (gak kenceng, cukup kenceng buat bikin lo nengok)
"Nih, bolpoinnya, thanks ya,"
Gue : "Oh, oke, sama-sama,"

Gue belajar pelajaran berharga dari Rean, kalo orang itu gak mungkin seluruhnya jahat, pasti akan ada kebaikan juga di dalam diri orang itu, *oh ya, kejadian itu dalam 1 hari lo* dan sekarang, gue ucapkan makasih dan maaf buat Rean.


Peace~~
Sasogita 







  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

Red Water Fairy and Red Puppet Master Chapter 4 : Resurrection of The Puppet Master

Recall : Nenek Chiyo mengorbankan nyawanya demi membangkitkan Gaara, Gaara hidup kembali dan di chapter ini, nasib apakah Sasori akan dibangkitkan atau tidak, akan kita ketahui........
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
“Jadi itu permintaan Chiyo-BaaSama” kata Gaara serius, “Iya” jawab Sayaka. Ekspresi Gaara sulit dibaca, sementara mayat Sasori ditaruh begitu saja disofa. “Ini adalah permintaan yang sangat sulit” desah Gaara, kemudian penatua lain, kakak Nenek Chiyo masuk, “Aku mendengar semuanya” katanya. Sayaka mendesah, belum pernah dia sebingung ini seumur hidupnya. “Apa kita perlu mengadakan rapat?” tanya Gaara, “Tidak, tidak perlu, ini adalah pemintaan Chiyo, dan gadis ini -mengangguk ke Sayaka- telah mengatakan janji, kalian semua tahu kan kalau janji adalah kata yang keras, akan menghantuimu kalau kau langgar” jawabnya. Jawaban ini membuat Sayaka tidak enak.
“Maaf, kalau aku tidak bilang janji…” kata Sayaka lemah, “Maaf? Kau tidak bersalah nak” kata penatua itu. “Sakura telah menceritakan semuanya” katanya tenang, “Baguslah” gumamnya, “Jadi apa yang akan kita lakukan?” tanya Guru Kakashi. “Kalau Sasori benar-benar minta maaf seperti tadi, aku tidak melihat alasan untuk tidak membangkitkannya” kata penatua.
“Baiklah, kita mulai sekarang” kata Sayaka, duduk disebelah tubuh Sasori, dan mengambil kalung Tsuto yang selama ini dia simpan. Sayaka menghela nafas, kemudian meletakkan satu telapak tangan di lingkaran kanji Sasori, dan menggunakan ninjutsu medis. “Hei, itu untuk apa?” tanya Naruto, “Bagaimana seseorang bisa hidup kalau jantungnya ditusuk?” Sayaka menjawab tidak sabar (kayaknya ‘sesuatu’ dilingkaran sasori itu jantung). Kemudian dia meneteskan sebuah cairan kebiruan dari kalungnya, dia dapat merasakan kalau jantungnya sudah kembali sempurna.
Sayaka mendesah, “Baiklah”. Dia lalu melakukan gerakan tangan, dan kemudian kalungnya terbuka (bentuk kalung : kayak tabung reaksi tapi makin kebawah makin sempit terus ngeruncing, segi 6 dibuat dari kristal warna biru), sesuatu tanpa bentuk dan bersinar muncul keluar, Sayaka lalu meletakkan sebelah tangan kedada Sasori, dan ‘sesuatu’ itu masuk kedalamnya. Sangat sulit untuk mengontrol pendistribusian dari ‘sesuatu’ itu ke tubuh Sasori, kalau tidak seimbang, bisa terjadi kecacatan (gue bikin asal aja).
“Sulit sekali” keluh Sayaka, masih berusaha untuk melakukannya, “Agak terlalu banyak dikepala” kata Neji memperingatkan, dia membantu Sayaka untuk mendistribusikan chakra Sasori. “Baik, bagian atas sudah cukup seimbang sekarang kebawah” kata Neji, “I-iya” kata Sayaka. Kemudian kepalanya terasa berat, dia hampir jatuh, “Sayaka! Kaki sebelah kiri terlalu banyak!” Neji memperingatkan lagi, “Aku tak kuat” keluh Sayaka. “Pakai chakraku” kata Gaara, “Hah?” kata Sayaka pongo, “Nih, pakai, sebagai balas budimu dan Nenek Chiyo” kata Gaara. “Oh…eh… iya” katanya.
Selama 15 menit mereka melakukan itu, akhirnya selesai. “S-Sayaka? Sakura? Gaara?!” tanya Sasori kaget, “Kalian mati?” tanyanya polos. Sakura kesal dan memukulnya, tapi dicegah oleh Naruto. “Gaara-Kun, atau siapapun tolong jelaskan, aku sudah terlalu capek” kata Sayaka. “Aku akan ambil air” kata Temari, bergegas menuju dapur.
Gaara dan Sakura menjelaskan panjang lebar apa yang terjadi. Mata Sasori melebar, kentara sekali shock, “Wah…” desahnya, berusaha mencerna informasi yang dia terima. “Lebih baik kita tinggal 1 hari disini, keadaan Sayaka kelihatannya parah” kata Kakashi. “Jangan… aku masih bisa” kata Sayaka, “Kau tidak bisa, kau benar-benar butuh istirahat, chakramu terganggu, dan sepertinya akibat proses tadi, beberapa titik pertemuan chakramu tertutup, dan beberapa terdapat didaerah penting” kata Neji. Sayaka merasa kesal, namun tidak bicara apa-apa ketika Sakura menyembuhkannya.
“Sayaka-Chan tidak apa-apa kan?” tanya Naruto. “Sssh Naruto! Dia tidur, kelelahan sekali sepertinya” kata Sakura. Kakashi dan yang lain sepertinya bersiap-siap untuk tidur juga, tapi Sasori memandang keluar jendela, menatap langit, bulan bersinar terang, kali ini bulan sabit, banyak bintang bersinar terang. “Hei, kau tidak tidur, Sasori?” panggil Naruto, “Aku tidak ngantuk” kata Sasori singkat, “Oh, ya sudah” kata Naruto angkat bahu. Akhirnya semua orang tertidur, entah kenapa Sasori merasakan perasaan aneh, yang membuatnya tidak bisa tidur. Merasa tidak ada yang bisa dilakukan, dia beranjak bangun dan memandang ke jendela, dia memandang setiap orang yang ada diruangan itu sampai akhirnya pandangannya jatuh ke Sayaka. Tanpa sadar dia memandang Sayaka, dan berbagai pikiran terlintas dibenaknya sementara dia memandang Sayaka, ‘Hmh, apa Sayaka benar-benar Ya-Chan? Mirip sekali, mulai dari rambut, sikap, klannya, matanya, dan wajahnya, wajah Ya-Chan benar-benar mirip dengannya, cantik… bukan menurutku lebih mendekati manis, dan matanya, begitu indah, murni, Ya-Chan juga berasal dari klan Tsuto, hmh aku ingat bunga Sayaka (bikinan), aah, sadar Sasori! Sadar! Apa yang kau pikirkan?!’ Sasori mengalami perang batin yang kuat.
Esok paginya, tim 7 dan tim Gai berkunjung ke makam Nenek Chiyo sebelum mereka pulang. Sesampainya disana sudah ada 2 orang disana, satunya adalah Penatua, dan yang satu lagi adalah Sasori, dia membawa sebuket bunga Sayaka, dan meletakkannya dengan hati-hati dimakam Nenek Chiyo, “Bagaimana pun juga, Sasori ternyata menyayangi Chiyo-BaaSama” gumam Sakura sedih. “Bukannya dia tidak dapat merasakan apa-apa?” bisik Naruto dan Sayaka memukulnya, “Sensitif sedikit bisa tidak?” desis Sayaka. “Ow.. ow…” Naruto meringis, memegangi kepalanya.
“Kalian…” kata Sasori menyadari kehadiran mereka. Sayaka, Sakura, dan Tenten tersenyum padanya Naruto, Lee dan Gai nyengir kepada 2 orang itu. “Bunga Sayaka” kata Temari berusaha memecah keheningan, “Bunga favorit Chiyo” desah Penatua. “Chiyo-Baa selalu bilang, Sayaka merah (ok! Ini bunga yg gue karang2 :3… sebenernya, Sayaka artinya morning glory pink [kayaknya], cuman gue suka bunga warna merah, jadiii, dicerita ini Sayaka adl. Morning glory merah, terus morning glory itu pohon, kea Sakura gitu) adalah bunga favoritnya dan menurutnya yang terindah, dan dapat hidup di daerah kering seperti Sunagakure ini” kata Sasori, duduk untuk mengelus kelopak Sayaka yang berwarna merah cerah.
“Iya, bunga Sayaka memang indah, kalau semua bunganya sudah mekar, pohon Sayaka akan terlihat seperti berdarah atau terbakar, karena bunganya yang berwarna merah (klo sakura mekar semua, pohonnya kec. Batang jadi warna pink, klo sayaka jadi warna merah)” kata Sakura, “Bunga Sayaka merah, dijuluki bunga berdarah, tapi menurutku itu bunga yang indah” kata Penatua. Semua lalu menatap Sayaka, yang hanya angkat bahu soal keadaan ini.
“Chiyo punya harapan besar untukmu, Sayaka” kata Penatua setelah beberapa menit hening, Sayaka mendongak dia sedang berdiri disamping batu nisan dan menaruh satu tangan disitu. “Apa yang dia katakan untukmu sebelum ajalnya, itu adalah harapannya” kata Penatua, Sayaka tetap diam, merasa tidak nyaman. “Aku akan memenuhi harapannya aku janji” kata Sayaka akhirnya, tetap menatap ke pasir, Penatua tersenyum.
Sayaka memperhatikan kalau Sasori tampak sedih, “Kenapa kau kelihatan sedih?” tanyanya, berusaha menghibur, Sasori menghela nafas. “Untuk pertama kali dalam hidupku, aku menyesal merubah diriku menjadi boneka”, Sayaka dan yang lain diam saja, tidak tahu harus berkata apa. “Ini, hidup ini, aku tidak layak menerimanya, untuk pertama kali, aku ingin dapat merasakan sakit dan senang”. Semuanya diam, ragu untuk berkata apa, kemudian Sasori bertanya, “Apakah boneka dapat mencintai, mengasihi?” yang membuat semua tercengang, “Tentu saja, semua dapat mencintai Sasori” kata Sakura dan Naruto menghibur. Tetapi Sayaka dengan ekspresi kosong berkata, “Tidak, boneka tidak dapat mencintai, Sasori-San”, “Apa maksudmu? Jangan berkata begitu!” seru Naruto, Sasori tampak seperti Sayaka baru saja menamparnya.
“Tak ada maksud untuk mengejek, tapi, boneka adalah benda mati, dia tidak memiliki bagian yang hidup, tak bisa bicara, bergerak bila digerakkan, tak bisa berpikir” kata Sayaka, “Apa maksudmu?” tanya Sasori hampa. “Kau salah memandang dirimu, Sasori-San” kata Sayaka lembut, Sasori menatapnya, “Kau bukan boneka” kata Sayaka lagi, “Aku tidak mengerti” balas Sasori. “Dengar, boneka tak bisa berpikir atau bergerak sendiri, tetapi kau bisa berpikir dan menyusun strategi dengan sangat baik, kau bisa bergerak sesuai keinginanmu” jelas Sayaka, “Kau salah” desah Sasori. “Dengar, kau bukan boneka karena kau punya ini” kata Sayaka tak sabar.
Tangannya dengan mantap bergerak dan meletakkan diri di dada Sasori, tepat dilingkaran yang berisi chakra atau jantungya. “Apa yang-“ Sasori bertanya tapi dipotong oleh Sayaka, “Kau memiliki hati, Sasori-San” katanya lembut. Mata Sasori melebar, “Kau—“, “Walau kau tidak menyadarinya, kau dapat merasakan sedih, marah karena perasaan macam ini dapat menembus perasaan yang hanya dapat dirasakan oleh panca indera, kau bisa merasakan senang marah, sedih, kesal, dan bahkan cinta, karena kau memiliki hati” kata Sayaka lembut sambil tersenyum hangat, “Kau mengingat sahabatmu, tidak membunuhku dan mengakui dan minta maaf atas kesalahanmu karena kau memiliki hati” kata Sayaka lagi. “Sayaka…” suara Sasori tercekat, terharu, kalau dia manusia dia pasti sudah menangis sekarang.
Sayaka menatap Sasori, dalam hati dia merasa kasihan pada Sasori, Sasori telah melewati begitu banyak penderitaan tapi dia tak pernah protes, ini membuat Sayaka teringat pada Gaara. Kemudian dia tiba-tiba bicara, “Sasori-San, aku berjanji, aku akan mengubahmu menjadi manusia” katanya mantap. Kini semuanya melongo memandang Sayaka, kaget. “Sayaka bagaimana kau akan melakukannya?” tanya Sakura, “Jujur, aku tidak tahu, tapi Sasori-San, kau telah melewati begitu banyak beban, kau tidak pernah protes, kau telah kehilangan begitu banyak, tapi kau tidak pernah marah, aku… aku ingin memberikan sesuatu untukmu” kata Sayaka, matanya dipenuhi kesedihan sekarang.
Sasori tertegun mendengar kata-kata Sayaka, ‘Apa dia bisa?’ pikir Sasori skeptis, namun toh tetap merasa senang karena ada orang yang mengerti perasaannya, “Terima kasih, Sayaka” katanya. Kali ini semuanya tersenyum, “Aku akan membantu, Sayaka” kata Sakura, tersenyum padanya, senyum Sayaka bertambah lebar, “Trims, Sakura-Chan”. “Nenek Chiyo pasti bahagia di alam sana” kata Gaara untuk pertama kalinya, memandang Sakura dan Sayaka. “Beliau mati dengan terhormat” kata Kankuro. “Dia adalah orang baik” kata Sakura suaranya bergetar, “Orang yang sangat baik” kata Sayaka menyetujui.
“Ayo, kita pulang” kata Kakashi akhirnya. “Tunggu, bisakah aku bicara sebentar dengan Sayaka?” tanya Sasori, “Ya, ya, tentu saja, kami akan menunggu” kata Kakashi. Sayaka, tampak bingung, tapi ikut juga akhirnya.
“Kenapa, Sasori-San?” tanya  Sayaka, “Pertama, apa kau selalu menggunakan San, Kun, dan Chan?” tanya Sasori. “Maaf kalau kau tidak suka, tapi ini kebiasaan dari kecil” gumam Sayaka, “Oh” jawabnya. “Jadi apa yang ingin kau bicarakan?” tanya Sayaka, “Oh, iya, aku ingin memberikan sesuatu padamu” kata Sasori, “Sesuatu apa?” tanya Sayaka, “Yah, sebagai tanda terimakasih atas yah kau tahulah” kata Sasori, Sayaka menaikkan sebelah alis. “Memangnya kau ingin memberiku apa?” tanya Sayaka, “Ini” kata Sasori mengeluarkan sesuatu dari kantongnya. Itu adalah kelopak Sayaka merah yang dikeringkan, ditengah-tengahnya terdapat sebuah mutiara warna putih, sepertinya itu adalah jepit rambut. “Sasori-San, ini, indah sekali” kata Sayaka terpesona. “Ini dulunya milik sahabat baikku, tapi dia sudah pergi, jadi kuberikan untukmu” jelas Sasori, “Milik sahabat baikmu? Sasori-San! Tidak perlu, kau simpan saja, ini kan---“ “Kuberikan karena kau mirip sekali dengan sahabatku, baik dari sifat atau wajah, terimalah” kata Sasori. “...Terimakasih” kata Sayaka, lalu menjepitkan bunga itu di ujung poni sebelah kiri.
“Sebaiknya aku pergi sekarang” kata Sayaka, tersenyum, “Ya, selamat tinggal” kata Sasori, “Sampai jumpa” balas Sayaka. Lalu menyusul Naruto dan yang lain, segalanya terasa lebih menyenangkan hari itu.
To be continued.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

Types of people that makes me sick 2: Cewek sok seksi :P

hola! kali ini gue akan bercerita tentang cewek-cewek yang sok seksi. Di tiap sd, smp, sma, kuliah, dan segala macamnya, pasti ada cewek yang sok seksi dan cantik, kenyataannya? dia gak seksi dan cantik =A=.


disekolah gue juga ada cewek begitu, kita sebut aja dia... Disha. Jadi Disha ini anaknya -dan emang banyak yang ngomong gini- nyebelin. Jadi dulu gue ama Disha ini pernah se-sd. Dan emang sejak dulu, banyak yang sebel ama Disha.


terus, di sd gue, selalu ada acara pesta akhir tahun, jadi pas pesta akhir tahun ini, Disha nyanyi jingle bell dengan pakaian yang Oh, God, nggak banget.


Disha make topi biru muda, dikesampingin, baju pink/magenta terang yang mencolok ketat, cardigan rajut warna putih. Oh please! bajunya yang nyolok itu udah bikin kulitnya tambah item, dan nyeplak ke perut gendutnya yang bulet itu.


jadi pas reff.  suaranya gak nyampe!


penonton : "HUUUUUUUUUUU!!!"
gue + temen gue : "TURUUUUUUUUUN!!!!"


hahaha, itu adalah siksaan yang sangat gue nikmati.


nah, kenangan gue udah selesai, gue gak akan membeberkan lebih jauh lagi. Nah, kembali ke topik awal, gue gak ngerti kenapa dia itu sok seksi, terlebih lagi Disha. jujur ya, gue gak ngerti apa yang sangat Disha banggakan soal dirinya. karena :


1. Dia gendut
2. Dia item banget
3. Rambutnya kayak ijuk


jadi? menurut gue pointless banget kalo sok seksi, padahal kenyataannya lo itu jelek dan tidak memenuhi kriteria seksi. *oke itu menusuk **crot**


Nah, dari kasus si Disha ini, suatu hari si Disha ini pindah ke sd ****** dan disitu, dia bilang dia dari SD internasional. Oh please!!! Jadi lo nggak menghargai SD lo sendiri??


Yah, mungkin post gue yang kali ini gak terlalu banyak, yang ingin gue bilang adalah.


Kalo elo pingin terkenal, gak usah sok seksi, dan cantik, orang-orang mungkin menganggap kelakuanlo itu agak ehm... gimanaa gitu, dan ujung-ujungnya orang-orang malah mencap lo sok seksi padahal gak seksi. Kalo pengen terkenal, kan lo bisa terkenal lewat hal lain yang lebih baik, contohnya, nyapa, ngebantuin orang lain, kan kalo kayak gitu banyak juga yang memandang baik dirilo 




with love
Sayaka_Chan

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0