“Lama tak berjumpa, Sayaka” kata perempuan dengan rambut biru keunguan pendek, tersenyum dingin, “Y-Yui?!” bisik Sayaka kaget, “Hahaha, kau hanya mengingat nee-san? Sombongnya!” kikik seorang gadis dengan wajah sama hanya rambutnya sebahu. Mata Sayaka melebar, “Rui…” bisik Sayaka tambah terkejut, “Apa yang kalian lakukan disini? Apa kalian yang menyerang kami?” tanya Sakura curiga. “Kalau ya, memangnya kenapa?” tanya wanita yang bernama Yui, “Yu-Yui? Rui? Hei Sayaka-Chan! Mereka berdua ini lawanmu saat ujian Chuunin kan?” tanya Naruto. “Iya” kata Sayaka, tampak bingung dengan semua ini, “Kenapa kau menyerang kami?” tanya Sakura, “Sebenarnya ada apa di sini?” tanya Sai bingung, “Yamana Yui dan Yamana Rui, kembar, sahabat Sayaka saat masih di Kirigakure, lawan ujian chuunin pertama dan keduanya, seingatku” kata Kakashi.
“Fufufu, lama tak berjumpa, Sayaka” kata Wataru, “Sayaka-Chan! Kau kenal orang ini?!” tanya Naruto kaget, “Tidak! Aku, aku tidak tahu siapa dia” kata Sayaka semakin bingung, “Lalu kenapa dia bilang kau lama tak berjumpa dengannya?” tanya Yamato, “Aku tidak mengerti” desis Sayaka. “Kukuku, apa kau lupa padaku?” tanya Wataru, menyeringai, “Aku tidak tahu siapa dirimu” kata Sayaka dingin. “Aah, sungguh menyakitkan, Sayaka, atau harus kukatakan, Ya-Chan” katanya, yang membuat Sayaka membeku.
“A-apa maksudmu?” tanya Sayaka marah, “Namaku adalah Tsuto Sayaka!” katanya nyaring, “Yaya, saat kita pertama bertemu, kau juga berkata begitu, Ya-Chan!” seringai Wataru. “Oi oi, Wataru! Apa maksudmu?! Kau kenal orang ini?!” bentak Rui, “Hei hei, aku tidak tahu kalau yang kau maksud Sayaka adalah dia” kilah Wataru, “Humph!” dengus Rui, “Jelaskan pada kami! Wataru!” bentak Yui keras. “Heheh, percuma, dia juga tidak akan ingat, ya kan?” balas Wataru menyeringai ke Sayaka. “Sayaka-Chan, tolong jelaskan apa maksudnya ini semua” kata Naruto marah, “Aku tidak tahu apa-apa! Yah, Yui dan Rui sih aku kenal, tapi aku tidak ingat siapa dia” seru Sayaka kesal, “Oh ya?” tanya Wataru, dengan satu gerakan jari, Sayaka tiba-tiba jatuh berlutut dipasir, mencengkram kepalanya dan mengeluarkan jeritan yang amat mengerikan.
“KYaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah!” “Sayaka!!!!!” seru Naruto dan yang lain, terkejut, “Sayaka-Chan! Kau kenapa?!” seru Naruto lagi. “AAAAAAAAAAAAAAAAAHHH!” jerit Sayaka mencengkeram kepalanya, menangis. “Apa yang kau lakukan?!!!” bentak Naruto, Wataru hanya tersenyum jahat.
‘Wataru-Niichaaaaan!!!! Sasori-Kuuun!’ teriak Sayaka riang, berlari ke arah kakak adik yang sedang bertengkar, “Ya-Chan!” seru Wataru menyambutnya, Sasori nyengir. “Nii-Chan! Ajari aku menggunakan kugutsu!!” kata Sayaka riang, mata biru senjanya yang besar dan rambut merah sebahunya membuat wajahnya makin menggemaskan, “Wah, sayang banget, aku mau latihan nih, latihan sama Sasori ya!” kata Wataru, “Wataru-Nii! Aku punya pr!” bantah Sasori marah, “Oh baiklah, baiklah, sini, aku ajarkan!” gerutu Wataru marah-marah, “Hehe, Nii-Chan baik!” kata Sasori dan Sayaka.
Sayaka terkapar dipasir, kepalanya serasa mau pecah, airmatanya terus mengalir, “Sayaka-Chan…” gumam Naruto membantunya berdiri, tetapi Sayaka menepisnya dan mencengkram kepalanya lagi, “AAAAAAAAAAAAAAAAAAHHH! KEPALAKU! STOP! TOLONG!” Sayaka menangis histeris, “Hentikan! Stop atau kubunuh kau!” gertak Naruto menyerangnya. “Heh, bodoh” ejek Wataru menghindar.
“Wataru-Niichan hebat sekali, aku kagum” kata Sayaka nyengir, “Ah dia tidak ada apa-apanya, payah!” sembur Sasori sebal, “Ne.. ne Sasori… kau harus akui kalau aku lebih hebat darimu…” kata Wataru sambil menggoyang-goyangkan telunjuknya, “Hmph!” dengus Sasori.
“UWAH!” Naruto dilempar jauh oleh kugutsu Wataru, “Kyah-!” Sakura terlempar oleh dotton Yui, “GAH-!” Sai terjatuh, hanya tinggal Kakashi dan Yamato.
“JANGAN BOHONG CHIYO-BAA! KONOHA’S WHTIE FANG ADALAH PERUSAK HIDUPKU, SASORI, DAN SAYAKA! SAYAKA MASIH BAYI! DIA MASIH SANGAT KECIL KETIKA KONOHA’S WHITE FANG MEMBUNUH ORANGTUANYA! KENAPA KAU MEMBOHONGI KAMI DENGAN HARUS MENUNGGU?!” bentak Wataru marah. Wajah Sasori membeku, semua ekspresi ceria diwajahnya menghilang, Sayaka terbelalak, “Nii-Chan? Apa maksudnya?” bisik Sayaka. “KONOHA! KONOHA MEMBUNUH ORANGTUA KITA, AYAH DAN IBUMU JUGA!” teriak Wataru melemparkan kunai keseberang ruangan, “Wataru….” Bisik nenek Chiyo, “TUTUP MULUT! AKU AKAN MENGURUNG DIRI DIKAMAR, DAN JANGAN ADA YANG BERANI MENGANGGUKU!” bentak Wataru kasar.
Sasori berjalan-jalan dipenjara, mengawasi setiap tahanan dengan tampang bosan, itu ketika dia melihat ledakan di arah Utara desa, ‘Kakashi dan yang lain tadi disitu!’ pikirnya kemudian berlari ke mansion Kazekage, “Shin! Gantikan aku! Ada masalah!” teriak Sasori pergi.
BRAKKK! “SASORI! APA-APA-!” “Tak ada waktu untuk menjelaskan Kankurou” kata Sasori kemudian mengatakan ke Gaara, “Ledakan, di Utara desa, tempat Naruto dan yang lain tadi berada” katanya terengah, “Nani?? (apa??)” kata Gaara terkejut, “Serius, aku punya perasaan buruk soal ini” kata Sasori, Temari tampak kaget. “Baki-Sensei! Tolong gantikan aku sebentar!” kata Gaara tergesa, “Ba-baik” kata Baki, “Aku akan ambil kugutsuku” kata Kankurou sambil berlari, “Aku akan ambil kipas” teriak Temari dari luar. “Sasori, ayo pergi” kata Gaara, “Eh, iya” kata Sasori. ‘Perasaan apa ini?’ pikir Sasori sebelum menutup pintu ruang Kazekage.
“Payah, gaya bertarungmu mirip Sasori” cemooh Wataru dengan kugutsunya yang hampir setiap inci, senjata. Sayaka terengah, kugutsunya dikelilingi listrik. “Aku seharusnya tahu, kau adalah ahli kugutsu yang hebat, tapi… tak sehebat diriku” kata Wataru tersenyum jahat, menggerakkan jarinya, pertarungan kembali dimulai.
“Apa yang orang ini inginkan?” tanya Sakura, membantu Sayaka karena dia melawan Yui, Rui, dan Wataru sekaligus, “Entahlah tapi aku benci mereka” kata Naruto marah. “Mereka ingin membunuhku dan Sasori” kata Sayaka, “Apa?” tanya Kakashi kaget, “Yui dan Rui selalu ingin membunuhku sejak dulu, dan Wataru benci setiap anggota keluarganya, dia benci Sasori, aku tak tahu kenapa” jelas Sayaka. “Hohoho, benar sekali anak kecil” kata Wataru.
“Sasori, wajahmu kenapa begitu?” tanya Temari, “Entahlah, perasaanku tidak enak” jawab Sasori, ‘Perasaan ini, sama seperti dia kembali, tapi aku sudah membunuh Wataru, tidak mungkin dia hidup lagi’ pikir Sasori gusar. “Seberapa jauh, Sasori?” tanya Gaara serius, “Entahlah, 100 meter utara” kata Sasori. “Kuharap Naruto dan yang lain baik-baik saja” kata Kankurou khawatir, “Mereka pasti baik-baik saja” kata Temari menenangkan.
“Hei-hei, yang pantas untuknya itu aku, Sasori-baka” terdengar suara Wataru, “Kau? Kau 10 tahun lebih tua darinya!” seru Sasori sebal. Sayaka mengetuk pintu dan masuk, membuat kakak beradik itu terlonjak kaget, “Siapa yang pantas untuk Wataru-Nii? Aku ingin tahu” kata Sayaka nyengir, “Ada deh” kata Sasori sebal, “Yuk, beli permen, daah Wataru-Nii!” kata Sasori sambil menggandeng tangan kecil Sayaka. “Eh hei! Sasori-Baka!” teriak Wataru marah-marah.
“Fufufu, kau masih lemah, Ya-Chan” ejek Wataru tersenyum, “Tutup mulutmu atau kurobek mulutmu dengan katana petir ini” kata Sayaka dingin, “Dan berhenti memanggilku Ya-Chan, aku tidak tahu siapa dia” gertak Sayaka lagi, “Dan kenapa kau memasukkan ingatan-ingatan aneh ini ke kepalaku?” tanya Sayaka marah tapi curiga.
“Memasukan? Heheheh, aku hanya membangkitkan ingatan lamamu yang dihapus, aku membuatmu mengingat masa lalumu lagi, Ya-Chan” kata Wataru lembut, “Apa?” tanya Sayaka kaget, heran. Dan mengherankannya lagi, Wataru menyimpan kugutsunya dan duduk dipasir, “Bagaimana kalau kita berhenti bertarung dulu dan dengarkan apa maksudku, hm?” tanyanya. Curiga, Sayaka dengan ragu duduk dipasir, “Bagus” kata Wataru. “Sekarang anggap aku sebagai kenalanmu, tak usah takut jebakan, hanya untuk beberapa saat saja” kata Wataru santai.
“Heh, katanya kau bisa menghancurkan tanah sekali pukul??? Kok payah sekali sih? Aku jadi bosan!” kikik Rui melihat Sakura terengah, pipi dan kakinya berdarah, “Bersiap-siaplah untuk mati! Haruno Sakura!!!” teriak Rui, mengarahkan batu-batu besar untuk menimbun Sakura. Sakura menjerit, menutupi wajahnya dengan lengannya, tetapi sebelum batu itu mengenainya ataupun menyentuhnya, sesuatu melindunginya. Pasir. “Eh?” gumam Sakura kaget, “Sakura! Kau baik-baik saja?!” panggil Sasori, “Sasori? Bagaimana?” tanya Sakura heran, “Dia melihat ledakan disini” jelas Kankurou, “Mana yang lain?” tanya Temari, “Apa yang lain baik-baik saja?” tanya Gaara, “Entahlah, Naruto dan Sai mengejar wanita yang bernama Yui, kalian ingat tidak? Wanita berambut biru kembaran wanita ini, lawan Sayaka saat ujian chuunin” jelas Sakura. “Kami ingat” kata Kankurou, Temari, dan Gaara, kemudian Sasori merasa ditampar, ‘Naruto dan si Sai itu bertarung dengan cewek yang namanya Yui, kalau begitu---‘ “Hei, Sayaka ada dimana?” tanya Sasori.
“Sayaka? Oh Sasori! Gawat! Aku baru ingat, 2 orang ini ingin membunuh Sayaka!” teriak Sakura, “Hei! Aku masih disini, Haruno Sakura! Lawan aku!” bentak Rui marah. “Anak cerewet” kata Gaara kemudian membungkus tubuhnya dengan pasir, tetapi tidak kepalanya, kemudian menutup mulutnya dengan pasir. “Membunuh Sayaka? Jadi sekarang dia dimana? Katamu Naruto dan Sai sedang menangani cewek yang bernama Yui, jadi Sayaka sekarang dimana?” desak Sasori, “Sayaka pergi bertarung dengan, aku tidak tahu namanya, mirip denganmu, tetapi rambutnya coklat, oh! Namanya Wataru” DEG! Sasori membeku mendengar ini, “Dia belum mati Sasori” kata Sakura tajam. Sasori menatapnya sebentar, “Mereka kemana?” tanya Sasori dengan suara berbahaya, yang Sakura langsung mengerti kalau ada bahaya, “Arah timur, 50 meter dari sini” kata Sakura, “OK” kata Sasori kemudian secepat kilat pergi, ‘Sial, Sayaka, kenapa kau harus melawan Wataru? Sial!’ umpat Sasori dalam hati.
Sayaka tercengang, kaget akan apa yang baru saja diceritakan Wataru padanya, “Jadi, dulu aku pernah tinggal di Sunagakure??” tanya Sayaka, Wataru mengangguk, “Dan dulu, aku pernah berteman denganmu, dan…. Sasori?!” tanya Sayaka lagi, mencerna informasi. Wataru mengangguk lagi, “Dulu kita bersahabat baik?” bisik Sayaka, “Ya” kata Wataru. “Tetapi kemudian bibimu dan kau pindah ke Kirigakure, kau tinggal disana selama beberapa minggu, lalu pindah lagi ke Konohagakure” jelas Wataru, “Aku tak percaya ini” desah Sayaka. “Nah, sekarang, aku sudah selesai menceritakan masa lalumu kan? Bangkitlah sekarang” kata Wataru, “Untuk apa?” tanya Sayaka, “Mari kita mulai lagi pertarungannya” kata Wataru, secepati kilat dia memanggil kugutsunya dan membuat kugutsunya melemparkan senjata ke Sayaka, dan secepat kilat Sayaka menghindar dari jarum-jarum beracun Wataru.
“Aku tahu tujuanmu adalah Sasori kan?” kata Sayaka memanggil kugutsu Ayah Sasori dan meluncurkan petir berbahaya ke Wataru. “Pintar, tapi, kau belum mengetahui seluruh isi rencanaku” jawab Wataru, “Terserah, aku akan mengalahkanmu” kata Sayaka, “Hahaha, kau terlalu cepat 100 tahun untuk menggunakan kugutsu, Ya-Chan” kata Wataru tertawa. “Tutup mulut” desis Sayaka sambil berkonsentrasi pada kugutsunya, “Fufufu” kekeh Wataru.
‘Duh, Sayaka, kau dimana sih?’ pikir Sasori cemas, ‘Wataru ingin Sayaka menjadi kugutsunya, kalau Sayaka kalah, dia akan memaksaku untuk mengubah Sayaka menjadi kugutsu! Tidak, tak akan kubiarkan, Sayaka pasti bisa mengalahkan Wataru, aku yakin’ pikir Sasori.
“Bukannya kau dulu sahabat Sayaka-Chan?! Kenapa sekarang kau ingin membunuhnya?!!” teriak Naruto marah, “Bukan urusanmu anak bebal” jawab Yui dingin. “Kau seharusnya senang punya teman seperti dia!” teriak Naruto sambil menyerang Yui dengan rasengan-nya. “Tch, bahkan seranganmu tidak mampu mengenaiku, sedikitpun, dan kau sekarang mengajariku untuk bahagia karena memiliki teman seperti dia?” cemooh Yui. “Naruto!” seru Sai ketika dotton Yui hampir mengenainya. “Gah!”.
~Di waktu yg sama dgn sasori, naruto, en sai point of view~
Sayaka terengah, darah mengalir dari mulutnya. “Benar kan? Kau lemah” kata Wataru, Sayaka tidak membalas, hanya meringis sambil memegangi lengannya yang mendapat luka yang dalam, “Ada apa? Cepat berdiri dan lawan aku” ejek Wataru. Sayaka menatapnya, tetap tenang, “Hmph, anak bodoh” dengus Wataru kemudian menyerang Sayaka, untungnya, Sayaka berhasil mengendalikan SaSa untuk membuat pelindung air di sekelilingnya.
Wataru tampak kesal, kemudian mencari kelemahan dari pelindung yang dibuat Sayaka, sementara didalam, Sayaka menyembuhkan lukanya. “Apa pun yang kau lakukan, pelindung ini hanya bertindak atas perintahku” kata Sayaka, “Jadi kau hanya akan berlindung disitu? Pengecut” cemooh Wataru. Sayaka tersenyum licik, “Siapa bilang? Aku hanya berlindung untuk menyembuhkan luka-lukaku, heh, bodoh” jawab Sayaka sambil berdiri. “Suiton : Water Dragon Missile!” SaSa kemudian bereaksi, membuat air yang berbentuk naga yang kemudian maju menyerang Wataru. “Raiton : Double Thunder Strike!” Soya langsung bereaksi dan maju ke belakang naga air buatan Sayaka lalu menembakkan petir kedalam air itu. “Apa?!”, “Asal kau tahu, aku tidak lemah, buktinya, jurusku mengenaimu” cemooh Sayaka melihat naga air bercampur petirnya mengenai Wataru serta kugutsunya. “Baiklah, aku meremehkanmu” Wataru menyeringai, menghapus darah dari sudut mulutnya. “Pertarungan yang sebenarnya dimulai sekarang!” kata mereka.
~Sasori p.o.v.~
Lebih dari 1 jam mencari, tidak ada tanda-tanda orang bertarung, akhirnya, Sasori menemukan apa yang dia cari, atau lebih tepatnya, siapa. Sasori kaget melihat Sayaka melawan Wataru, kelihatannya Sayaka terluka parah, karena darah mengalir dari mulut, dahi, lengan dan kakinya, Wataru juga, darah mengalir dari pipinya, tapi selebihnya baik-baik saja, keduanya sangat kotor, debu dan tanah melumuri mereka.
“Heh, walau serangan-seranganmu harus kuakui hebat, tapi kau masih jauh lebih lemah dari padaku dalam menggunakan kugutsu, terimalah ini, Sayaka!” teriak Wataru. “Raaah!” teriak Wataru sambil mengarahkan kugutsunya ke Sayaka. Kugustunya maju menyerang Sayaka, di mulut kugutsu ada pedang besar, jarinya dilapisi cakar tajam, sulit untuk menghindar, tetapi Sayaka cerdas, “Suiton : Water Shield!” serunya, melepaskan kendali 2 kugutsunya dan membuat pelindung air disekelilingnya. “Terlalu lama!” seru Wataru, kugutsunya masuk melewati celah, dan seluruh senjata mengarah ke Sayaka. “MATILAH DAN JADILAH KUGUTSUKU, TSUTO SAYAKA!” teriaknya penuh kemenangan, “Sayaka!” seru Sasori, dan secepat kilat memanggil kugutsu Hiruko yang sudah dia perbaiki, yang langsung menarik Sayaka ke arahnya.
“Hohoo… kau melindunginya, adik kecil?” kekeh Wataru, “S-S-Sasori-Kun?” bisik Sayaka, tercengang melihat Sasori kini berada didepannya, melindunginya. “Bagaimana kau bisa ada disini?” tanya Sayaka bingung, “Ceritanya panjang, sekarang, lebih baik kau bantu Naruto dan Sai, mereka sepertinya kalah kuat dengan Yui” jelas Sasori, Sayaka mengangguk. “Hati-hati, Sasori-Kun” kata Sayaka, Sasori mengangguk. Kemudian Sayaka pun pergi.
“Fufufufu… kita bertarung lagi, Sasori” kata Wataru, “Yeah, (I love that word) dan kali ini, aku akan membunuhmu, sekarang dan selamanya” kata Sasori dingin. “Hei, hei, kenapa dingin sekali? Sudah lama sekali kita tidak bertemu, jangan begitu” kata Wataru, “Hmph, kau menjijikkan” dengus Sasori, “Ne ne Sasori…… aku ini kakakmu, tunjukkan rasa hormat” kata Wataru lagi, “Bagiku kau sampah” balas Sasori. “Nfu, kau ini” cemooh Wataru. “Jangan banyak omong, Wataru, lawan aku” gertak Sasori, “Hmm? Semangatmu tinggi sekali”, “Lawan aku, atau aku akan membunuhmu sekarang juga!”, “Silahkan, lagipula, ada sesuatu milikku yang ada padamu kan?” kata Wataru memanggil kugutsunya, “Cih” dengus Sasori, menarik tiruan Hirukonya, kemudian bertarung.
“GUAH!!!” “ARGH!” teriak Naruto dan Sai ketika pecahan tanah yang tajam menusuk bahu mereka, “Dotton : Gansetsukon!” kata Yui membuat handsign dan menyerang Naruto dan Sai. “Rasengan!” dan tongkat tanah yang tajam itu hancur. “Hrm? Kau sudah berubah ya, Naruto” kata Yui dingin, “Gansetsukon!” teriak Yui dan menyerang Naruto, “Kau tak akan bisa menghindar!..... Apa?!” seru Yui ketika melihat serangannya terbelah dua.
“Raiton : thunder strike” kata Sayaka, muncul didepan Naruto dan Sai. “Mereka bukan lawanmu, Yui” kata Sayaka dingin, “Hohohoho, Sayaka, akhirnya kau melawanku juga” kata Yui. “Jangan terlalu percaya diri, Yui, aku mengalahkanmu” ejek Sayaka, “Heh, kau yang seharusnya takut, Sayaka, aku sudah jauh lebih kuat darimu” kata Yui, “Oh? Benarkah?” Tanya Sayaka, kemudian kilatan petir mengelilinginya. “Kau tahu betul kita seimbang, dottonku lemah dengan raitonmu, tapi raitonmu lemah dengan fuutonku, fuutonku seimbang dengan suitonmu, jadi, aku lebih kuat, Sayaka” jelas Yui, “Fuuton seimbang dengan Suiton bukan berarti aku akan kalah” balas Sayaka tenang. “Hmph, ayo, selesaikan ini, Sayaka, sekarang, dan selamanya” kata Yui, “Ya, aku akan mengalahkanmu” kata Sayaka. “Kau akan mati” kata Sayaka dan Yui bersamaan.
~Sasori~
“Menarik, Sasori, menarik, kemampuanmu memang hebat” kekeh Wataru, “Feh, aku kan bersumpah aku akan menjadi lebih hebat darimu, Wataru” kata Sasori. Keduanya kelelahan, terengah. Senjata berserakan disitu, kunai, senbon, shuriken, katana, dan pedang, sebagian berwarna ungu karena dillumuri racun, sebagian besi biasa. Kedua kugutsu masih bertahan, untungnya, walaupun ada bekas baretan senjata. “Berikan hito-kugutsu itu, Sasori” kata Wataru, “Hito-kugutsu apa? Ada banyak hito-kugutsu yang aku miliki dan tak ada satupun yang akan kuberikan padamu” kata Sasori malas.
“Itu milikku” kata Wataru, “Aku yang membuatnya” balas Sasori, “Aku yang menyuruhmu membuatnya, Sasori” kata Wataru lagi, “Tetap saja” ujar Sasori, keras kepala. ”Hmph, kepala batu” kata Wataru mulai kesal. Mereka kemudian melanjutkan pertarungan.
~sakura’s p.o.v~
Sakura dan Temari terengah, begitu juga Rui, kipas Temari terbentang lebar disisinya, sarung tangan hitam Sakura terpasang. Beberapa tanah retak, tebing-tebing yang mengelilingi mereka sangat berantakan, retak, hancur, terbaret-baret. ”Hmph, kau harus mencoba lebih dari itu” ejek Rui. ”Hmph, meremehkanku ya, rupanya? Awas kau” kata Temari mengibaskan kipasnya lagi, sementara Sakura menyembuhkan lukanya.
~Naruto’s POV~
”Kakashi-Sensei dan Yamato-Taicho sedang melawan kloningnya Rui dan Wataru! Yang bahkan lebih mengerikan dari 3 orang ini, dan kita harus melawan kloningnya Yui! Aku tidak akan melepaskannya, tidak setelah apa yang dia perbuat kepada Sayaka-Chan!” seru Naruto pada Kankurou, ”Baiklah, aku akan membantumu!” teriak Kankurou, ”Terimakasih!” teriak Sai karena Naruto baru menghindar dari sebuah serangan.
~Sayaka’s POV~
”Raiton : Lightning Dance!” teriak Sayaka. Petir menari-nari disekelilingnya, Sayaka membuat gerakan seperti Taijutsu, kaki dan tangannya dilapisi petir dan menghancurkan dotton Yui. ”Fuuton : Whrilwind!” petir Sayaka dikalahkan, tapi Sayaka melihatnya dengan ryaaringannya, dan secepat kilat mengganti jurus, “Suiton : Dual Fairy Missile!” air berebentuk seperti peri meluncur ke whirlwind buatan Yui, dan seketika, whirlwind itu membeku jadi es. “Dotton : Mud Golem!”, “Aku tak akan kalah! Heaaaaaaaaaaaaaah!” Sayaka menghantamkan tinjunya dan dotton Yui pun hancur, lagi, “Suiton : Water Spear!” “Uwah!” suiton Sayaka mengenai Yui yang lengah, Yui dengan segera terlempar ke angkasa dan jatuh kembali dengan mengerikan.
Sayaka memanfaatkan ini untuk menyembuhkan lukanya. Tapi dia lengah, fuuton Yui kembali meninggalkan baretan dalam di lengannya. ”Keras kepala! Kenapa kau tidak mati saja!” bentak Yui, ”Aku tidak akan mati! Tidak ditangan seseorang sepertimu!” balas Sayaka. ”Raiton : Lightning Ray!” langit menjadi gelap dan mengeluarkan petir besar, semuanya mengarah ke Yui. Tetapi Yui selamat, ”Apa?” kata Sayaka kaget, ”Bagaimana mungkin dia bisa tahan? Biasanya orang langsung kalah” kata Sayaka. ”Fufufufufu.... kaget?” tanya Yui licik.
Sayaka tetap tenang, ’Tenang, aku pasti bisa mengerti bagaimana dia bisa menjadi seperti itu’ pikir Sayaka. Ryaaringannya membuat Sayaka sedikit bingung. ”Kau pasti memiliki kemampuan lain yang dapat membuatmu tetap seperti itu” kata Sayaka serius, ”Ya, tapi kau terlalu cepat 10 tahun untuk menebak kehebatanku!” seru Yui. ”Hmph” dengus Sayaka. Sayaka terus melawan Yui, tapi, serangannya tidak mempan, anehnya lagi, hanya serangan petirnya yang tidak mengenai Yui. ’Jadi begitu’ seringai Sayaka mengerti.
Sayaka akhirnya menggunakan katana Mizu nya untuk menyerang Yui, dan terbukti, Yui tidak dapat menangkisnya. Setelah beberapa menit bertarung, keduanya sama-sama kelelahan.
”Kini, saatnya mengeluarkan serangan terhebatku, hahahahaha” seru Yui. ’Apa ini? Kenapa chakra Yui berwarna ungu?’ pikir Sayaka, ”Bahaya” bisiknya, ”Kau pasti mati, ini adalah jurus terlarang, tapi aku tak peduli, asal aku dapat membunuhmu, aku puas!” seru Yui lagi. ”Fuuton : Release!” kemudian serangan-serangan petir Sayaka yang tadi dia gunakan untuk menyerang Yui, muncul dan mengarah ke Sayaka. Tapi Sayaka sudah tahu, dengan cepat dia membuat pelindung dari kuasnya. Dia selamat.
”Aku sudah tahu kekuatanmu, walau jujur, yang terakhir itu, belum sempat kuanalisis dan membuatku kaget” kata Sayaka dingin. ”Bagaimana kau bisa tahu?” tanya Yui marah, chakranya sudah hampir habis dan dia berlutut ke tanah.
”Ryaaringan dapat menganalisa serangan dan menurut analisaku, fuutonmu menyerap raiton, dan menyimpannya di tubuhmu kemudian melemparkannya kembali keluar disaat aku lengah” jelas Sayaka kalem. Yui bangkit lagi, dan menyerang dengan Fuutonnya, tapi Sayaka menonjoknya hingga dia menghantam dinding batu. ”Jangan manja! Kau harus berubah! Benar-benar mengecewakan! Memangnya apa yang kau dapat kalau membunuhku?! Memangnya apa yang pernah aku lakukan sampai kau begitu benci padaku?!” bentak Sayaka. Tetapi Yui hanya tertawa dan berkata, ”Kau sampah”. ”Baiklah kalau kau berkata begitu, kita sudah berjanji kalau yang kalah harus mati” kata Sayaka tenang, ”Aku belum kalah” kata Yui perlahan bangkit.
Tetapi Sayaka tidak peduli, ”Suiton : Water ball” bola air besar terbentuk di tangan kanannya, ”Raiton : Thunder Ball” bola listrik terbentuk di tangan kirinya, Sayaka kemudian menyatukan keduanya di tangan kanannya, dan berlari menyerang Yui dengan kecepatan luar biasa, ”RaiSui!” gabungan kedua seranan itu menembus perut Yui (bukan tangan yg nembus) dan darah keluar dari mulut Yui. ”Kau kalah sekarang” bisik Sayaka. ”RaiSui bukan serangan biasa, air buatanku bisa menyebar ke dalam dan luar tubuhmu dalam hitungan detik, dan petirku akan merambat ke air itu, kau sudah kalah” kata Sayaka. Yui terkapar di tanah, dengan darah mengalir dari perut dan mulutnya. Dia sudah kalah. Dan Sayaka menang.
”Aku menang” kata Sayaka terjatuh, ’Aku harus memulihkan chakra, aku harus membantu yang lain, hmh, kemenangan kali ini rasanya sedikit menyedihkan’ pikir Sayaka tersenyum pahit dan menatap langit.
Sakura dan Temari akhirnya menang, begitu juga dengan Naruto dan Sai dan Yamato dan Kakashi. Tinggal Sasori dan Wataru.
Sayaka, Sakura, Temari, Kankurou, Sai, Naruto, Yamato, dan Kakashi bergegas menuju tempat dimana Sasori dan Wataru bertarung. ”Sayaka! Dimana mereka? Apakah mereka berpindah tempat?!” tanya Kakashi, ”Iya, mereka berpindah... 100 meter ke arah barat!” seru Sayaka, ”Kita lebih baik cepat” kata Gaara.
~Sasori’s pov~
”Kalau kau mengincar konoha’s white fang, kenapa kau malah menyerang Sayaka? Sayaka tidak ada hubungannya dengan semua ini” kata Sasori dengan suara berbahaya, ”Nfu, jangan kau pikir aku tidak tahu, kalau dia adalah keturunan dari nenek moyang klan Tsuto, Mizuko Tsuto dan Kirei Tsuto, dan fakta kalau dia mempunyai harimau ekor delapan di tubuhnya” jelas Wataru.
Sasori tampak marah, ”Tidak akan kubiarkan kau menyentuhnya! Kugutsumu mungkin bisa melukainya, tapi dirimu sendiri, dirimu sendiri tidak akan menyentuhnya” seru Sasori, ”Wah wah... adik kecilku kini telah berubah?” cemooh Wataru, ”Sayaka telah membuatku sadar, aku sekarang adalah manusia, aku kembali menjadi anak berumur 15 tahun, tapi tidak apa-apa” kata Sasori, ”Tidak apa-apa? Kau dicuci otak”, ”Tidak apa-apa! Sebab, kalau memang aku telah dicuci otak hingga menjadi seperti ini.... AKU DENGAN SENANG HATI MENERIMANYA!!!” teriak Sasori. ”Kalau bukan karenanya, aku sudah mati, kalau bukan karenanya, aku hanyalah boneka, kalau bukan karenanya... aku tidak akan pernah menikmati hidup ini!” teriak Sasori lagi. ”Nani?” bisik Wataru kaget.
”Jadi, aku akan melindunginya dengan nyawaku! Aku tidak akan mati!” seru Sasori dan kembali menyerang Wataru, ”Tsk, menyebalkan” cemooh Wataru. Wataru kemudian balas menyerang Sasori, tapi Sasori dengan mudah menangkisnya. satu serangan dari Sasori, dan lengan kugutsunya patah. ”APAA?!”, ”Sudah kubilang, kau lebih lemah dari diriku”.
~Sayaka’s pov~
Sayaka cemas, sangat cemas, ’Pantas aku merasa familiar dengan Sasori dan Wataru, jadi orangtua mereka juga dibunuh konoha, seperti aku’ pikir Sayaka sedih. ”Kita sudah dekat, bersiap-siaplah semua” kata Sayaka.
Tak lama kemudian mereka sampai di lokasi pertarungan. Sasori dan Wataru sedang bertarung seru. ”Heh, dia datang kesini untuk mati” dengus Wataru, ”Lebih baik kau pikirkan dirimu sendiri” kata Sasori.
”Tsuto Sayaka!!! Akhirnya, kau akan jadi milikku” kata Wataru berbahaya. Sayaka lengah, dia tidak melihatnya, sebuah katana besar dilempar ke arahnya, mengarah ke perutnya. ”Ah...” bisiknya ketika sadar kalau katana itu terlalu dekat untuk ditangkis. ”Tidak!!” seru Sasori meninggalkan kugutsunya, dan secepat kilat berada diantara Sayaka dan pedang itu.
Sayaka memejamkan mata, menunggu akhir. Tetapi yang dia dengar adalah seruan Sasori dan bunyi katana menembus seseorang, dan merasakan darah hangat menciprat ke baju dan wajahnya. Perlahan dia membuka mata. ”D-daijoubuu... Sayaka...?”. Sasori menoleh kebelakang dan sedang menatapnya, darah mengalir dari mulut dan sisi perutnya, katana itu hanya beberapa senti dari jantung Sayaka sendiri.
”S-s- Sasori!” seru Sayaka tak percaya, tangannya menangkap tubuh Sasori yang perlahan jatuh dan membaringkan Sasori di pangkuannya, tangan kirinya menopang bahu Sasori. Dengan cepat Sayaka mencabut kalungnya dan meneteskan obat dari kalung itu ke luka Sasori. ”Sasori! Sasori! Apa kau mendengarku?! Sasori! Jawab! Sasoriii!” Sayaka menangis dan berteriak ketika Sasori menatapnya hampa. ”Saya..ka...” adalah kata-kata terakhir Sasori sebelum dia memejamkan mata.
”Tidak.. tidak... tidak... SASORIII!” jeritnya, kemudian menggunakan ninjutsu medis untuk menyembuhkan Sasori. ”Sasori! Sadar! Kumohon!” serunya kalut. ”Feh, gadis bodoh! Sasori sudah mati!” cemooh Wataru.
Tepat ketika Wataru mengatakan ini, mata Sayaka membelalak, tubuhnya mendongak ke langit. ”TIDAAAAAAAAAAAAAAAK!!” jeritnya sambil menangis, dan sebuah ledakan terjadi. ”A-apa itu?!” seru Kankurou, Temari, dan Naruto, ”Lihat Sayaka!” seru Sakura.
Disitu, Sayaka, dengan pusaran chakra merah darah dan ungu mengelilinginya. Tetapi dia berubah, kulitnya tidak lagi putih mulus, wajahnya tidak lagi cantik.
Sayaka kini telah berubah. Kulit putih mulusnya digantikan chakra berwarna putih hitam, rambutnya juga menjadi putih dan berkibar, matanya menjadi semerah darah, telinga harimau muncul dikepalanya, dan 5 ekor berwarna putih dan berloreng hitam. Hachibi.
”Sayaka!” teriak Naruto, Gaara, Kankurou, Sakura, dan Temari kalut. ”HAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAH!” suaranya berubah, seperti puluhan anak-anak, pria, dan wanita berteriak berbarengan dan kompak, tetapi yang paling keras adalah suaranya sendiri.
”Ke-kenapa bisa seperti ini?!” seru Naruto, ”Sayaka.. apa dia berubah karena Sasori?” tanya Sai. ”Ya” jawab Kakashi dan Yamato. ’Mirip sekali dengan aura Gaara, udara disini jadi terasa sakit dan panas’ pikir Temari. ”Kita harus menyelamatkan Sasori! Dia mungkin masih bisa diselamatkan! Kalau dia berada di dekat Sayaka terus, habislah dia!” seru Kankurou, ”Masalahnya, Sayaka masih memeluk Sasori!” teriak Sakura, ”Sayaka...” bisik Naruto pahit.
Dan kemudian dengan gerakan tiba-tiba, Sayaka melepas Sasori dan membiarkan dia jatuh ke tanah, sepertinya dia tidak menyadari keberadaan Sasori. Secepat kilat, Sayaka melompat ke Wataru dan menyerangnya. ”UGWAH!!”, ”Ini kesempatan kita! Naruto, Gaara, ambil Sasori!” teriak Kakashi, ”Yamato! Tahan Sayaka!” tambah Kakashi lagi.
Tetapi kali ini beda, Sayaka lebih sulit ditahan dari sebelumnya. Meraung dan mendompak, Sayaka menghancurkan mokuton Yamato. Kakashi, Naruto, Gaara, dan Sai ikut membantu, sementara Kankurou, Temari, dan Sakura membawa Sasori ketempat yang aman. ”Bagaimana keadaan Sasori?” tanya Kankurou, ”Lukanya sudah sembuh tapi dia belum sadar” jawab Sakura, ”Pasti Sayaka meledak karena Wataru mengatakan kalau Sasori mati” kata Temari. ”Aku, Temari, dan Gaara belum pernah melihat Sayaka meledak seperti ini, ini sangat mengerikan” kata Kankurou.
Beberapa menit kemudian, Sasori sadar, ”Temari? Kankurou? Sakura..? ini dimana?” tanya Sasori, ”Uhhh, di gua..?” kata Kankurou, mereka sepakat kalau lebih baik tidak memberi tahu Sasori apa yang sedang terjadi. ”Mana Wataru?” kata Sasori sambil berdiri dengan cepat, ”Wataru....”, ”Wataru kalah, saat dia menusukmu, Sayaka melawan Wataru dan dia menang!” sambung Sakura cepat. Sayangnya, keadaan tidak berpihak pada Sakura, Temari, dan Kankurou. Sebuah bongkahan batu terlempar ke samping mulut gua, dan terdengar raungan Sayaka.
”Kalah, ya?” tanya Sasori sinis, ”Jangan! Kau bisa mati!” seru Kankurou, Sasori diam saja dan melompat keluar gua, berlari ke arah raungan Sayaka. ”TUNGGU! SASORI! KEMBALI KESINI!” teriak Sakura, tapi Sasori tidak mengacuhkan ini dan terus berlari.
Belum beberapa menit berlari, sebuah ekor dari chakra hampir menebasnya hancur. Kaget, Sasori terpeleset, namun dapat menghindar, dia sudah melihat chakra yang berwarna kemerahan, yang membuat dia yakin Sayaka tidak jauh lagi.
Dalam 10 menit, Sasori sampai ke tempat dimana Sayaka berada, disana, Sayaka bertarung melawan 4 orang sekaligus, dan 4 orang itu tampak lelah. Melompat dari tebing yang dia daki, Sasori berlari menuju Sayaka, ”Sasori! Ngapain kau?!” seru Naruto. Sasori diam saja, ”Sai! Awas!” teriak Yamato, ekor hachibi hampir menebasnya hancur, tetapi kemudian bergetar hebat, Sasori mengontrol ekor si Hachibi. ”Sayaka-Chan, sadarlah,” kata Sasori serius, ”Sayaka tidak disini! Dan kau mencari mati untuk melawanku!” gertak Hachibi, ”Kalau begitu, aku terpaksa melawanmu,” gumam Sasori. ”Huh? Melawanku? Apa aku tak salah dengar? Kau, manusia, hanya bisa mengendalikan boneka, mau melawanku, Aku?” cemooh Hachibi.
Sasori diam saja, kemudian mengambil kugutsu Sandaime yang telah dia perbaiki, ”Sandaime Kazekage? Aku mengenali seseorang yang menggunakan kugutsu ini, hrmm, Wataru?” geram Hachibi, ”Hoo, kau belum mengenaliku rupanya? Wataru hanya bisa merusak kugutsu-kugutsu, sayang sekali,” gumam Sasori mulai melawan Hachibi. ”Sempai, apa yang akan kita lakukan?” tanya Yamato, ”Aku yakin Sasori tahu apa yang dia lakukan, lebih baik kita menjauh atau kita hanya akan merepotkan dia,” kata Kakashi. ”Aku tidak akan meninggalkan Sasori.” kata Naruto keras kepala, ”Lagipula, Wataru dimana?” tanya Sai, ”Dia tadi kena serangan Hachibi kan?” tanya Naruto, ”Gawat, lebih baik sekarang kita cari dia.” kata Kakashi, ”Baik!”.
Sasori dengan susah payah melawan Hachibi, ”Bodoh benar kau ini, kau berusaha untuk menyadarkan Sayaka? Lihat dirimu sendiri! Kau tidak lebih jahat dari diriku! Kau pembunuh! Kau mengubah manusia menjadi kugutsu! Anggota Akatsuki, menangkapi Jinchuuriki dan membunuh mereka! Hah! Pembunuh!” kata Hachibi, ”Berisik! Kau juga sama! Kau menghancurkan desa-desa, membunuh orang-orang!” teriak Sasori, ”Aahh, tapi aku kan memang diciptakan untuk kejahatan, seperti saudaraku, Kyuubi, tapi kau bisa memilih untuk berpaling dari kejahatan dan berbuat baik, kau bisa memilih untuk menjadi orang baik, tapi kau tetap jahat! Munafik!” kata-kata tadi nyaris membuat Sasori kena serangan.
”Berisik!” seru Sasori. Tetapi Hachibi terus merasukinya, ”Membunuh, meracuni, mengikuti organisasi terlarang, ninja hilang, kematian Godaime Kazekage, kematian Chiyo, itu semua karena kau!”, ”Sayaka memaafkanku!”, ”Sayaka tidak disini sekarang, dan kita lihat, apakah kau bisa bertahan tanpa ’Sayaka’mu,” ”Dia memercayaiku! Dia menyadarkanku dari kesalahan!”, ”Orang jahat selalu bisa menjadi jahat lagi, kau, tak pantas untuk hidup! Anak yang kehilangan orangtuanya, orangtua yang kehilangan anaknya! Kakak yang kehilangan adiknya! Sahabat yang kehilangan sahabatnya! Wanita yang kehilangan pria yang dicintainya! Seorang nenek yang kehilangan cucunya! Rasakan! Dengar penderitaan mereka! Dengar tangisan mereka! Dengar jeritan mereka!” Hachibi memerangkap Sasori dalam genjutsu, dalam sekejap, Sasori menjadi diam, kemudian berteriak kencang.
”Kau membunuh kami!”, ”Kau bunuh Ayahku!”, ”Pembunuh!”, ”Kejam!”, ”Keji!”, ”AAAAAAH!”, ”DENGARKAN! DENGARKAN TERIAKAN MEREKA! DENGAR PENDERITAAN DAN TANGISAN MEREKA! HWAHAHAHAHAHAHA!” Hachibi tertawa liar. Sasori masih mengerang sambil memegangi kepalanya dan berlutut sampai ketanah, ”Fufufu, perlahan-lahan, kau akan dirasuki oleh kata-kata itu, dan kau akan menjadi korban untukku, untuk menambah chakraku, kali ini Sayaka mu tak bisa berbuat apa-apa!” Hachibi tertawa, satu ekor lagi tumbuh, jumlahnya kini enam.
”Mana Sasori?!” seru Kankurou, ”Yang terpenting, apa Sasori masih hidup?!” seru Temari, ”Aku mendengar suara Hachibi dan Sasori! Kemungkinan dia masih hidup!” jawab Sakura.
Perlahan-lahan, Hachibi menarik Sasori mendekat. Sasori yang lemah tak dapat berbuat apa-apa, chakranya mulai disedot Hachibi. ’Apa ini akhirnya?’ pikir Sasori. ”SASORIII!” teriak Kankurou, ”Oh tidak! Chakra Sasori disedot, dia akan mati!” seru Sakura, ”Sayaka!! SADARLAH! APA KAU AKAN MEMBUNUH SAHABATMU SENDIRI?!!” teriak Temari, tetapi sia-sia, Sasori semakin lama masuk semakin dalam kedalam chakra Hachibi yang mengelilingi seluruh tubuh Sayaka.
Sasori berusaha sekuat tenaga melawan kekuatan Hachibi. Perlahan-lahan semuanya menjadi putih, tapi Sasori tidak menyerah, ’Sayaka!!! Sadarlah!! Bangun! Kalau kau begini terus, Sunagakure bisa hancur!’ seru Sasori. ’Sasori-Kun?’, ’Sayaka? Syukurlah, cepat sadar, kau harus melawan chakra Hachibi, atau Kankurou dan yang lain akan mati’, ’Apa?!’ seru Sayaka kaget,, ’Cepatlah! Tolong!’, ’Sasori-Kun, aku, aku tak bisa, pengaruhnya terlalu kuat’, ’Jangan main-main, kau pasti bisa!’, ’Tapi...’ Sayaka mengeluh bingung.
’Baka! Kau yang menyadarkanku kan?’ seru Sasori, ’Ya, tapi aku...’, ’Sudah kubilang, tak usah banyak bicara, cepat sadar!’, ’AKU TAK BISA!’ jerit Sayaka putus asa, ’BAKA!! Kau pernah bilang padaku kau akan melindungi orang-orang yang kau sayangi! Mana buktinya? Mana?! Kalau kau memang menyayangi mereka, sesulit apa pun, kau pasti akan berusaha agar mereka tidak terluka!! Lagipula, kalau kau tidak bisa melawan Hachibi, mana mungkin mereka menyegel Hachibi di tubuhmu! Sadarlah! Aku mohon! Aku tak kuat lagi!’ Sasori memohon, ’S-sasori-Kun... jangan mati!’, ’Tidak! Aku tidak akan mati, karena itu ayolah! Bangun!’, ’Aku...’. ’Tunggu apa lagi? Kalau kau takut, raih tanganku!’, ’A-apa?’ tanya Sayaka, ’Raih tanganku, aku akan membantumu! Jangan menyerah, ayo! Raih tanganku dan jangan lepaskan! RAIHLAH!!!’. Ini bukan genjutsu, Sasori dengan ajaib dapat bertemu dengan Sayaka yang terkunci di dalam Hachibi.
Sayaka mengangguk, kemudian meraih tangan Sasori yang terulur kepadanya, kemudian, terjadilah hal ajaib. Mutiara di jepit rambut Sayaka bersinar, cahayanya menyilaukan. Perlahan, bayangan Sasori memudar, ’Sasori-Kun!’, ’Jangan lepaskan! Selama kau masih bisa merasakan tanganku, jangan lepaskan!’ seru Sasori, ’Cahaya apa ini?!’ seru Sayaka takut, ’Mutiara di jepit rambutmu berguna untuk menekan chakra bijuu, makanya waktu itu kuberikan padamu’ jawab Sasori, ’Benarkah?’, ’Ya, karena itu tenanglah, pegang terus tanganku’, Sayaka tersenyum, ’Arigato.. Arigato Gozaimasu..’ Sayaka berbisik penuh syukur.
”Lihat! Cahaya apa itu?!” seru Sakura ketika melihat cahaya putih yang membelit seluruh tubuh Sayaka yang sudah bercampur Hachibi, ”Segel, ternyata ada segel di tubuh Sayaka, atau mungkin Sasori.” kata Temari, ”Gerakan Hachibi itu melambat.” kata Kankurou. Memang benar, perlahan, Hachibi berhenti bergerak, kemudian dengan pancaran sinar menyilaukan, Hachibi menghilang.
Dua siluet terbentuk, sekonyong-konyong, mereka dapat melihat Sayaka dan Sasori, keduanya selamat. ”Kalian baik-baik saja!” seru Sakura berlari ke arah mereka yang diikuti oleh Kankurou dan Temari. Sasori menatap kesekeliling, bersyukur karena masih hidup, sampai saat itu, Sayaka masih memegang tangannya. Sayaka, yang kulitnya semuanya berwarna kemerahan, matanya tertutup, pingsan. Tubuhnya perlahan jatuh ke arah Sasori, tetapi Sasori menangkapnya (posisi hadep2an :D). Kepala Sayaka bersandar lemas ke bahu Sasori, tangan Sasori dengan cepat melingkar di punggungnya untuk mencegahnya jatuh.
”Bagaimana Sayaka?” tanya Kankurou ketika Sasori membaringkan Sayaka ditanah. Sakura memeriksa Sayaka, ”Dia akan baik-baik saja, kasusnya sama dengan Naruto, hanya saja, sembuhnya akan lama,” kata Sakura. ”Syukurlah,” desah Temari, Sasori duduk ditanah, lelah, ”Kita harus membawanya kerumah sakit.” kata Sasori, ”Bagaimana dengan Naruto dan yang lain?” tanya Kankurou, ”Mereka akan baik-baik saja.” jawab Sakura.
”Sakura-Chaaan!” teriak Naruto, ”Naruto!” seru Sakura lega, ”Kakashi-Sensei, Yamato-Taicho, dan Sai juga baik-baik saja,” kata Temari. ”Wataru kalah, kondisinya sudah parah ketika selamat dari serangan Sayaka, makanya dia jadi mudah dikalahkan,” kata Kakashi. ”Begitu...” gumam Sasori agak kecewa, ”Sudahlah, sebaiknya kita kembali ke desa, keadaan Sayaka parah.” desak Sakura, ”Baiklah, ayo.” kata Kakashi.
Mereka baru berjalan beberapa menit, ketika tiba-tiba Sasori mengeluarkan kugutsu Sandaime dan memblokir kunai-kunai yang mengarah ke dirinya, ”Ternyata kau belum mati juga, keras kepala,” kata Sasori kepada Wataru. ”Tapi aku senang, karena ini berarti aku bisa menghabisimu sendiri, Naruto dan yang lain, kalian kembalilah ke desa dan bawa Sayaka ke rumah sakit” kata Sasori lagi, ”Kami serahkan dia padamu, Sasori,” kata Kakashi, ”Hm,” balas Sasori. Kemudian Naruto dan yang lain akhirnya pergi, ”Kugutsu itu! Berikan padaku!” seru Wataru liar seperti orang gila. Sasori diam saja, kugutsu Sandaime mulai maju menyerang Wataru. Wataru tak dapat mengelak. Pedang-pedang beracun Sandaime menusuk perut Wataru. ”Kau sudah kalah, dan ini adalah pembalasan atas tusukanmu tadi” kata Sasori.
”S-sial...”, ”Bodoh, kau tidak pantas untuk menjadi seorang ahli kugutsu!” gertak Sasori marah, ”Kau tidak pernah menghargai kugutsumu, kau hanya menganggap mereka benda!” kata Sasori. ”Apa yang kau tahu heh? Aku mengendalikan kugutsu jauh lebih lama dari dirimu!” gertak Wataru kesal, ”Kau hanyalah sampah tak berguna, apa kau tahu seberapa penting kugutsu bagi ahli kugutsu?” hardik Sasori, ”Saat berperang, kita menggunakan kugutsu, kugutsu bisa melindungi kita, kita bisa menghemat energi dengan kugutsu. Kugutsu begitu vital bagi kita tetapi kau dengan sombongnya mencampakkan kugutsu-kugutaumu bila mereka sudah rusak, padahal masih bisa diperbaiki!” lanjut Sasori.
”Tak usah mengajariku!” bentak Wataru, ”Tutup mulut! Lihat dirimu! Kau adalah seorang kakak, yang seharusnya melindungi adik dan orang yang berharga bagi dirimu, tapi apa yang kau lakukan?! Wanita yang kau cintai hampir mati karena ulahmu!” balas Sasori. Wataru diam saja, gemetar, ”Sudahlah, aku tidak mengharapmu untuk mengerti, tetapi tetap saja, kalau kau tidak mengerti, kau sangat bodoh,” kata Sasori tajam. ”Ku-kurang ajar...”, ”Diamlah, waktumu tinggal 3 menit,” dengus Sasori, ”Kau sudah tak bisa bergerak lagi, mati sajalah,” tambah Sasori.
”Kau.. memang sudah... bertambah kuat... Sasori...” desah Wataru, Sasori hanya diam dan menatapnya, ”Mungkin, kau akan menjadi ahli kugutsu terkuat,” seringai Wataru. ”Apa yang kau lakukan? Aku sudah tahu kalau kau ini penjilat, penipu,” kata Sasori. ”S-Sasori...” bisik Wataru. Sasori mendesah dan mendekat, ”J-jaga... Sayaka... k-kumohon, aku telah bersalah,” bisik Wataru susah payah, ”Aku akan selalu menjaganya, terutama dari orang-orang sepertimu,” kata Sasori pedas, ”Heh... kuse..rahkan k-kugutsu San-daime... padamu.... awas kalau... tak kau... jaga dengan baik...” bisik Wataru. Sasori mengangguk, ”Pergilah dengan tenang, Wataru-Niichan.” kata Sasori dan Wataru memejamkan matanya, pergi dari dunia.
To be continued...








